Kamis, 17 Desember 2009

Sifilis

SIFILIS
By Eny Retna Ambarwati


Penyakit sifilis kini agak jarang dijumpai apalagi setelah diperkenalkannya antibiotika Penisilin. Penyakit ini menyerang semua organ tubuh. Dalam banyak kasus tidak diketahui bahwa seseorang menderita sifilis karena kemungkinan asimptomatik cukup besar. Sifilis dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu sifilis primer (stadium I), sifilis sekunder (stadium II), sifilis laten (stadium III). Penyakit sifilis yang terberat adalah sifilis kongenital.

A. PENYEBAB
Infeksi sifilis ini disebabkan oleh bakteri treponema pallida dengan sifat bakteri yaitu sukar untuk dibiakkan, bakteri mati pada suhu 39C selama 5 jam, bakteri mati pada suhu 41,5C selama 1 jam, bakteri mati pada suhu 40C selama 1-3 hari

B. PATOFISIOLOGI
Dapat menyerang semua organ tubuh sehingga cairan tubuh mengandung Treponema Pallida. Stadium lanjut menyerang sistem kardiovaskuler, otak dan susunan syaraf serta dapat menjadi sifilis kongenital. Penjalaran menuju janin dalam kandungan dapat menimbulkan cacat bawaan dan infeksi dini pada saat persalinan.

C. GEJALA
1. Stadium Laten
a. Dapat terjadi 3-10 tahun setelah guma
b. Menyerang kardiovaskuler, otak, susunan syaraf dan organ lainnya
2. Sifilis kongenital
a. Pemfigus sifilitikus, deskuamasi pada telapak kaki dan tangan serta rhagade di kanan kiri mulut.
b. Pada persalinan tampak janin ataupun plasenta yang hidropik.

D. KOMPLIKASI
1. Menyebabkan kerusakan berat pada otak dan jantung
2. Kehamilan dapat menimbulkan kelainan dan plasenta lebih besar, pucat, keabu - abuan dan licin
3. Kehamilan <16 minggu dapat menyebabkan kematian janin
4. Kehamilan lanjut dapat menyebabkan kelahiran prematur dan menimbulakn cacat

E. TERAPHY
1. Diberikan salah satu antibiotika dibawah ini:
a. Benzatin Penisilin 4.8 juta unit IM setiap minggu hingga 4x pemberian.
b. Doksisilin 200 mg oral dosis awal dilanjutkan 2 x 100 mg oral hingga 20 hari
c. Seftriakson 500 mg IM selama 10 hari
2. Pada bayi harus benar - benar menderita sifilis dengan pemeriksaan cairan serebro spinalis dan uji serologi ----benar diberikan salah satu antibiotika dibawah ini:
a. Benzatin Penisilin 300 ribu unit/kg BB/mg sampai 4x pemberian.
b. Seftriakson 50 mg/kg BB dosis tunggal/hari 10 hari
3. Pastikan pengobatan lengkap dan terjadwal
4. Pantau lesi kronik/gejala lain yang menyertai

Referensi :
Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI. Jakarta.
Behrman. Kliegman. Arvin. (2000). Ilmu Kesehatan Anak (Nelson Textbook of Pediatrics). EGC. Jakarta.

Depkes. (2007). Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dan Pengembangan Desa Siaga. Depkes. Jakarta.

Depkes RI. (2007) Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pusat Promosi Kesehatan.

Depkes RI, (2006) Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit, Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Depkes RI. (2006). Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Depkes RI. (2006). Manajemen BBLR untuk Bidan. Depkes. Jakarta.

Depkes RI. (2003). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Pelatihan Konseling Pasca Keguguran. Depkes. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Standar Profesi Kebidanan. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Kompetensi Bidan Indonesia. Jakarta

Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI. Jakarta.

Depkes RI. (1999). Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas, Departemen kesehatan, Departemen Dalam Negeri, Tim Penggerak PKK dan WHO. Jakarta.

Effendy Nasrul. (1998). Dasar – Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta.

International Confederation Of Midwives (ICM) yang dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan Federation of International Gynecologist Obstetrition (FIGO).

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi Dan Praktik Bidan;
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Tehnis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan.

Konggres Obtetri dan Gynecologi Indonesia XII. (2003). Forum Dokter Bidan. Yogyakarta.
Markum. A.H. dkk. (1991). Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta.
UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan

Pelayanan Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal Essensial. 2008.

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
Soetjiningsih. (1998). Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta.
Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.

Widyastuti, Endang. (2007). Modul Konseptual Frame work PWS-KIA Pemantauan dan Penelusuran Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Neonatal. Unicef.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar