Senin, 14 Desember 2009

Pemasangan NGT

MEMASANG NGT

By Eny Retna Ambarwati

A. DEFINISI

Melakukan pemasangan selang (tube) dari rongga hidung ke lambung (gaster).

B. TUJUAN

1. Memasukkan makanan cair/obat-obatan, cair/padat yang dicairkan.

2. Mengeluarkan cairan/isi lambung dan gas yang ada dalam lambung.

3. Mengirigasi karena perdarahan/keracunan dalam lambung

4. Mencegah/mengurangi nausea dan vomiting setelah pembedahan atau trauma

5. Mengambil spesimen dalam lambung untuk studi laboratorium

C. DILAKUKAN PADA

1. Pasien tidak sadar (koma)

2. Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas : stenosis esofagus, tumor mulut/faring/esofagus

3. Pasien yang tidak mampu menelan

4. Pasien pasca operasi pada mulu/faring/esofagus

D. PERSIAPAN ALAT

1. Selang NGT no 14/16 (untuk anak-anak lebih kecil ukurannya.

2. Jelly

3. Sudip lidah (togue spatel)

4. Sepasang sarung tangan

5. Senter

6. Spuit/alat suntik ukuran 50-100cc

7. Plester

8. Stetoskop

9. Handuk

10. Tissue

11. Bengkok

E. PROSEDUR

1. Mendekatkan alat ke samping klien

2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya

3. Mendekatkan alat

4. Membantu klien pada posisi fowler/semi fowler

5. Mencuci tangan

6. Bersihkan daerah hidung dengan menggunakan kassa/lidi kapas

7. Memasang handuk diatas dada klien

8. Buka kemasan steril NGT dan taruh dalam bak instrumen steril.

9. Memakai sarung tangan

10. Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan cara menempatkan ujung selang dari hidung klien ke ujung telinga atas, lalu dilanjutkan sampai processus xipoideus.

11. Beri tanda pada selang yang telah diukur dengan menggunakan plester.

12. Beri jeli pada NGT sepanjang 10-20 cm dari ujung selang tersebut

Meminta klien untuk rileks dan bernafas normal. Masukkan selang perlahan sepanjang 5-10cm. Meminta klien untuk menundukkan kepala (fleksi)

13. Masukkan selang sampai dibatas yang ditandai.

14. Jangan memasukkan selang secara paksa bila ada tahanan.

a. Jika klien batuk, bersin, hentikan dahulu, lalu diulangi lagi. Anjurkan klien untuk tarik nafas dalam.

b. Jika tetap ada tahanan, menarik selang perlahan-lahan dan masukkan ke hidung yang lain kemudian masukkan kembali secara perlahan.

c. Jika klien terlihat akan muntah, menarik tube dan menginspeksi tenggorokan lalu melanjutkan memasukkan selang secara bertahap

15. Mengecek kepatenan

a. Masukkan ujung pipa sampai dengan terendam dalam mangkok berisi air, klem dibuka, jika ternyata sonde masuk dalam lambung maka ditandai dengan tidak adanya gelembung udara yang keluar.

b. Masukkan udara dengan spuit 2-3 cc ke dalam lambung sambil mendengarkan dengan stetoskop. Bila terdengar bunyi berarti posisi sudah benar kemudian udara dikeluarkan kembali dengan menarik spuit.

16. Pasang spuit/corong pada pangkal pipa apabila sudah yakin pipa masuk lambung

17. Memfiksasi selang pada hidung dengan plester

18. Membantu klien mengatur posisi yang nyaman

19. Merapikan dan membereskan alat

20. Melepas sarung tangan

21. Mencuci tangan

22. Mengevaluasi respon klien

23. Melakukan dokumentasi tindakan dan hasil

Referensi :

Bobak, K. Jensen, 2005, Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC

Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.

Depkes RI. 2000. Keperawatan Dasar Ruangan Jakarta.

Engenderhealt. 2000. Infection Prevention, New York.

JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir Jakarta. Pusdiknakes.

JNPK_KR.2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.

Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.

Kozier, Barbara, 2000, Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice : Sixth edition, Menlo Park, Calofornia.

Potter, 2000, Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester Monica, Penerbit buku kedokteran EGC.

Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar