Kamis, 17 Desember 2009

HIV/AIDS

HIV/AIDS

By Eny Retna Ambarwati

AIDS adalah singkatan dari acquired immuno deficiency syndrome. AIDS merupakan suatu penyakit relatif baru yang ditandai dengan adanya kelainan yang kompleks dari sistim pertahanan seluler tubuh dan menyebabkan korban menjadi sangat peka terhadap mikroorganisme oportunistik.

A. PENYEBAB

HIV (Human Immuno Deficiency Virus yaitu organisme patogen yang terdapat dalam cairan tubuh (darah, air mani dan cairan dan cairan vagina) orang yang telah terinfeksi.

B. PENULARAN

1. Kontak seksual (homo/hetero seksual) dengan seorang pengidap per oral, per rectal, per vagina.

2. Kontak langsung dengan darah, produk darah dan jarum suntik, tranfusi darah yang mengandung virus HIV, melalui alat suntik/alat tusuk lainya (akupunktur, tato, tindik) bekas orang yang mengidap HIV, melalui tranmisi dari ibu hamil yang mengidap virus AIDS kepada janin yang di kandungnya melalui plasenta, perlukaan dalam proses persalinan/melalui ASI.

C. GEJALA

1. Fase I (window period)

a. Belum ada gejala sama sekali

b. Belum bisa terdeteksi melalui tes

c. Sudah dapat menularkan HIV

2. Fase II

a. Terjadi 2 atau 5 – 10 tahun setelah terinfeksi HIV

b. Demam

c. Pembengkakan kelenjar getah bening

d. Tes darah sudah positif HIV

3. Fase III (muncul gejala-gejala AIDS)

Gejala prodromal infeksi virus, antara lain:

a. Flu tidak sembuh-sembuh

b. Nafsu makan berkurang dan lemah

Pembesaran Kelenjar limfe menetap dan merata (Persistent Generalized Lymphadenopathy)

Akhir Stadium :

Infeksi oportunistik

4. Fase IV

a. Infeksi kulit atau selaput lendir

b. Infeksi paru-paru (TB Paru)

c. Infeksi usus yang menyebabkan diare parah selama berminggu-minggu

d. Infeksi otak yang menyebabkan kekacauan mental, kelumpuhan

e. Kanker kulit (khas pada penderita AIDS)

D. PENCEGAHAN

A: Abstinence (tidak berhubungan seks)

B: Be Faithful (setia pada pasangan)

C: Condom (gunakan kondom saat berhubungan seks berisiko)

D: Drug ( jangan pakai narkoba)

E: Equipment (hati-hati ! pakai alat steril)

E. CARA MEMBERIKAN DUKUNGAN

1. Dukungan Emosi

a. Saling bertukar perasaan

b. Mendengar perasaan

c. Mendengar keinginannya

d. Memberi semangat

2. Dukungan Fisik

a. Menuruti selera makan

b. Memberikan waktu istirahat

c. Memberikan dengan selalu mengingatkan waktu, tanggal dan tempat berada

d. Memberi keyakinan keamanan

Referensi :

Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI. Jakarta.

Behrman. Kliegman. Arvin. (2000). Ilmu Kesehatan Anak (Nelson Textbook of Pediatrics). EGC. Jakarta.

Depkes. (2007). Kurikulum dan Modul Pelatihan Bidan Poskesdes dan Pengembangan Desa Siaga. Depkes. Jakarta.

Depkes RI. (2007) Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pusat Promosi Kesehatan.

Depkes RI, (2006) Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit, Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Depkes RI. (2006). Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). Direktorat Bina Kesehatan Anak, Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta.

Depkes RI. (2006). Manajemen BBLR untuk Bidan. Depkes. Jakarta.

Depkes RI. (2003). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Pelatihan Konseling Pasca Keguguran. Depkes. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Standar Profesi Kebidanan. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.

Depkes RI. (2002). Kompetensi Bidan Indonesia. Jakarta

Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI. Jakarta.

Depkes RI. (1999). Buku Pedoman Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas, Departemen kesehatan, Departemen Dalam Negeri, Tim Penggerak PKK dan WHO. Jakarta.

Effendy Nasrul. (1998). Dasar – Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC. Jakarta.

International Confederation Of Midwives (ICM) yang dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan Federation of International Gynecologist Obstetrition (FIGO).

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 tentang Registrasi Dan Praktik Bidan;

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 741/MENKES/per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Tehnis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan.

Konggres Obtetri dan Gynecologi Indonesia XII. (2003). Forum Dokter Bidan. Yogyakarta.

Markum. A.H. dkk. (1991). Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta.

UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan

Pelayanan Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal Essensial. 2008.

Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

Soetjiningsih. (1998). Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta.

Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.

Widyastuti, Endang. (2007). Modul Konseptual Frame work PWS-KIA Pemantauan dan Penelusuran Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Neonatal. Unicef.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar