Selasa, 23 Maret 2010

Dismenore

Eny Retna Ambarwati


A. Pengertian Dismenorhoe
Dismenorhoe merupakan salah satu keluhan ginekologi yang paling umum pada wanita dan hampir semua wanita mengalami sensasi tidak nyaman selama haid, rasa tidak enak di perut bagian bawah, punggung bawah bahkan sampai paha. Nyeri ini timbul bersamaan dengan haid, sebelum haid atau bisa juga segera setelah haid (widjajanto, 1999). Manuaba (2001) mendifinisikan dismenorhoe sebagai sakit atau nyeri yang dirasakan saat menstruasi yang mengakibatkan aktifitas sehari- hari menjadi terganggu.

B. Pembagian Dismenorhoe
Menurut Syaifudin (1999), dismenorhoe dibagi menjadi:
1. Dismenorhoe primer
Dismenorhoe primer adalah rasa nyeri haid yang dijumpai tanpa adanya kelainan pada alat reproduksi yang nyata. Dismenorhoe primer terjadi beberapa waktu setelah menarche, biasanya setelah 12 bulan. Pada siklus haid bulan- bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulatoir yang tidak disertai rasa nyeri. Rasa nyeri timbul sebelumnya atau beberapa jam. Sifat rasa nyeri adalah berjangkit- jangkit, biasanya terbatas pada perut bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas, dan sebagainya. Pembagian klinis dismenorhoe (Manuaba, 1999) yaitu:
a. Ringan : Berlangsung beberapa saat dan dapat melanjutkan kerja sehari-hari.
b. Sedang : Diperlukan obat penghilang rasa nyeri, tanpa perlu meninggalkan kerja.
c. Berat : Perlu istirahat beberapa hari dan dapat disertai rasa sakit kepala, pinggang, diare dan rasa tertekan.
2. Dismenorhoe sekunder
Dismenorhoe sekunder disebabkan oleh penyebab organik yang bisa didentifikasi. Dismenorhoe bisa disebabkan oleh adenomiosis, polip, endometriosis, atau infeksi.

C. Penyebab Dismenorhoe
Menurut Wiknjosastro (1999), beberapa faktor memegang peranan sebagai penyebab dismenorhoe primer, antara lain:
1. Faktor kejiwaan
Pada gadis yang secara emosional tidak stabil mudah timbul dismenorhoe. Apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid.
2. Faktor konstitusi
Faktor ini erat hubungannya dengan faktor tersebut di atas, dapat juga menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktor - faktor ini seperti anemia, penyakit menular, dan sebagainya.
3. Faktor obstruksi kanalis servikalis
Salah satu teori paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenorhoe primer adalah stenosis kanalis servikalis, akan tetapi hal ini sekarang tidak dianggap sebagai faktor yang penting sebagai penyebab dismenorhoe.
4. Faktor endokrin
Pada mulanya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenorhoe primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan kontraktifitas otot usus (Winkjosastro, 1999) menyatakan bahwa endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin yang menyebabkan kontraksi otot- otot polos. Jika jumlah prostaglandin yang berlebihan dilepaskan dalam peredaran darah, maka selain dismenorhoe, dijumpai pula efek umum seperti diare, nausea, muntah.
5. Faktor Alergi
Teori ini dikemukakan setelah memperhatinkan adanya asosiasi antara dismenorhoe dengan urtikaria, migraine, atau asma bronkhiale.

D. Upaya penanganan dismenorhoe
Upaya penanganan merupakan suatu cara atau ikhtiar yang dilakukan oleh seseorang untuk mengatasi atau menangani suatu persoalan atau masalah (Poerwadarminta,2000). Upaya penanganan keadaan dismenorhoe (Syaifudin,1999 ), yaitu:
1. Pola hidup sehat
Dimana dengan menerapkan pola hidup sehat dapat membantu dalam upaya menangani gangguan menstruasi khususnya dismenorhoe, yang termasuk dalam pola hidup sehat yaitu olah raga secara teratur, mempertahankan diit seimbang seperti buah, sayuran hijau, kacang-kacangan. daging serta menerapkan istirahat yang cukup.
2. Pemberian obat analgetik
Dewasa ini banyak beredar obat- obat analgetik yang dapat diberikan sebagai terapi simptomatik, jika rasa nyerinya berat, diperlukan istirahat di tempat tidur.
3. Terapi hormonal
Mempunyai tujuan terapi hormonal ialah untuk menekan ovulasi. Tindakan ini bersifat sementara dengan maksud membukakan bahwa gangguan benar- benar dismenorhoe primer atau untuk memungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.
4. Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin
Memegang peranan yang semakin penting terhadap dismenorhoe primer termasuk di indometasin, ibuprofein, dan naproksen. Kurang lebih 70% penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai 1 sampai 5 hari sebelum haid dan pada hari pertama haid.
Selain cara di atas, ada beberapa cara pengobatan yang biasa dilakukan untuk menghilangkan atau membantu mengurangi nyeri haid yang mengganggu yaitu:
1. Saat nyeri datang, mengkompres dengan menggunakan air hangat di daerah perut bagian bawah.
2. Meningkatkan taraf kesehatan untuk mengurangi sensitivikasi terhadap nyeri, misalnya dengan olah raga secara teratur untuk meningkatkan hormone endorphin yang berperan sebagai natural pain killer. Bisa juga dengan menyediakan waktu untuk istirahat agar tubuh tidak terlalu rentan terhadap nyeri.
3. Apabila nyeri cukup mengganggu dapat mengkonsumsi obat- obatan analgetik yang dijual secara bebas tetapi harus memperhatikan efek samping terhadap lambung.
4. Apabila dismenorhoe sangat mengganggu aktivitas atau jika nyeri muncul saat usia dewasa dan sebelumnya tidak pernah merasakannya, maka harus pergi ke dokter untuk mendapatkan pertolongan, jika yang terjadi adalah dismenorhoe sekunder.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar