Sabtu, 17 April 2010

Persiapan Menjadi Orangtua

Eny Retna Ambarwati

Orangtua merupakan.seseorang yang mempunyai tanggung jawab besar dalam mempersiapkan seorang anak yang berkualitas. Menjadi orangtua adalah suatu anugerah yang tiada duanya, namun untuk menjadi orangtua yang tidaklah mudah. Memerlukan banyak pengalaman dan juga harus mempelajari banyak ilmu pengetahuan dalam mengasuh anak yang telah diberikan oleh sang Maha Pencipta, agar kualitas hidup dan masa depan anak menjadi lebih baik. Untuk menjadi orang tua, para calon orangtua wajib mempersiapkan diri mereka masing-masing. Hal-hal yang perlu disiapkan adalah :
1. Persiapan Fisik
a. Hentikan kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol. Himbauan ini berlaku bagi calon ayah dan ibu. Perokok aktif dan pasif dapat membuat janin mengalami gangguan pertumbuhan. Asap rokok yang terhirup aoleh calon ibu dapat mengahmbat suplai oksigen, sehingga resiko janin lahir prematur menjadi lebih tinggi. Minuman berlakohol membuat calon ibu menghadapi resiko keguguran karena kandungan menjadi melemah. Sedangkan para pria, kadar alkohol yang tinggi membuat jumlah sel sperma sedikit jumlahnya sehingga tidak cukup untuk pembuahan.
b. Calon orangtua harus mulai mengonsumsi makanan dengan gizi tinggi. Membatasi asupan makanan bergula dan berlemak tinggi sangat dianjurkan. Usahakanlah dalam kondisi berat badan yang ideal agar pembuahan berlangsung sempurna.
c. Lakukanlah tes kesehatan untuk memastikan kondisi kesehatan calon ibu. Jika dalam pemeriksaan calon ibu dinyatakan mengalami gangguan kesehatan tertentu, biasanya dokter akan menyarankan agar pasangan menunda dulu kehamilan sampai calon ibu dinyatakan sehat.
d. Melakukan vaksinasi yang perlu dilakukan oleh ibu untuk melindungi janinnya selama kehamilan dan menjalani proses persalinan.
2. Persiapan Psikologis.
Bagi calon ayah dan ibu, proses kehamilan hingga melahirkan akan menjadi pengalaman istimewa. Namun, pengalaman yang luar biasa akan dirasakan ketika pasangan suami-istri menjadi orangtua. Jadi sebelum memiliki anak sebaiknya diskusikan perubahan dan tantangan hidup yang akan dialami sehingga calon orangtua telah siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.
3. Persiapan Finansial
Selain dua hal di atas, persiapan finansial memang bukan segalanya. Namun faktor ini bisa dikatakan paling penting. Persiapan yang dimaksud adalah perencanaan keuangan untuk mencukupi keperluan anak sejak masih berada dalam kandungan hingga lahir. Kehadiran seorang bayi berarti pertambahan biaya tetap bagi sebuah keluarga, yang secara tetap akan meningkat seiring kebutuhan pertumbuhan anak.
Orangtua adalah penentu kehidupan anak selanjutnya dan orang tualah yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak agar baik dalam hal kepribadian, sosialisasi, penyesuaian dan pengendalian diri, kemampuan berpikir dan lain hal yang kelak akan menentukan keberhasilan dan kemandirian anak yang juga menentukan keberhasilan anak saat menjadi orangtua. Untuk menjadi orangtua yang sukses akan sangat sulit, namun apabila untuk menjadi orangtua yang efektif sehingga dapat mengerti keadaan anak, dapat dilakukan dengan cara seperti berikut :
1. Mengenali anak
Orangtua harus memperlakukan anak sesuai karakternya, pemalu, periang, dan lain sebagainya. Jangan paksa anak untuk menjalani karakter lain. Kenali pula perasaan anak saat ia sedang mengalami masalah. Hal ini bisa dilakukan dengan berempati pada anak. Yang tak kalah penting, orangtua mesti mengenali perkembangan anak sesuai usia.
2. Hargai Perilaku baik anak
Orangtua perlu menerapkan positive parenting, yaitu menghargai perilaku baik sebanyak-banyaknya dan menghukum sesedikit mungkin. Sebaiknya, orangtua memberikan pujian terhadap semua hal baik yang dilakukan anak. Hendaknya pujian diberikan langsung, tanpa ditunda. “Jangan menunggu hingga anak melakukan hal yang spesial,” misalnya memberi sesuatu yang disenangi anak bila ia melakukan tugasnya dengan baik atau menambah jangka waktu untuk mengembangkan perilaku baik.
3. Melibatkan anak
Anak termasuk dalam keluarga. Itu sebabnya, selalu libatkan anak dalam kegiatan dan keputusan keluarga. Contohnya, saat merencanakan liburan bersama. Anak juga perlu dilibatkan dalam tugas rumah sehari-hari yang tentu saja mesti disesuaikan dengan usia.
4. Selalu mendekatkan diri dengan anak
Gunakanlah setiap kesempatan untuk mendekatkan diri pada anak. Pada saat seperti ini orangtua dapat menanamkan nilai-nilai moral pada anak. Sehingga anak dapat membedakan antara baik dan buruk maupun benar dan salah.
5. Sediakan waktu khusus
Berikan waktu khusus hanya berdua dengan anak. Bila anak lebih dari satu maka berikanlah waktu khusus secara bergiliran. Hal ini dilakukan untuk menjalin kedekatan anak dengan orang tua. Sehingga anak tidak pernah berpikir bahwa mereka kekurangan kasih sayang dari kedua orangtua.
6. Tegakkan disiplin
Menjadi orangtua yang baik bukan berarti orangtua harus terus menuruti keinginan anaknya. Bila hal ini dilakukan maka anak akan menjadi manja, sehingga para orangtua juga harus menegakkan disiplin agar anak bisa belajar atas perilakunya yang tidak baik. Namun, orangtua sebaiknya tidak langsung memberikan sanksi apabila anak baru melakukan perilaku tidak baik untuk pertama kali dan belum pernah diberitahu sebelumnya bahwa perilakunya itu buruk.
7. Panutan bagi anak
Anak adalah peniru yang ulung, segala gerak-gerik orangtua akan ditirunya. Oleh karena itu, jika ingin anak berperilaku baik maka orangtua harus mencontohkannya terlebih dahulu.
8. Ungkapkan kasih sayang
Orangtua semestinya mengungkapkan ksih sayangnya dan hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya, dengan pelukan, cium, belaian, mengatakan ’I LOVE YOU’.
9. Komunikasi dengan tepat
Saat berbicara dengan anak, orangtua harus melakukan kontak mata dengan anak. Bila ingin memberikan perintah, berikan sespesifik mungkin. Perintah yang sangat umum akan membingungkan anak. Yang harus dihindari oleh orangtua adalah mengomeli, membentak, berteriak, apalagi memebrikan ceramah yang panjang lebar.
10. Selesaikan masalah saat ”dingin”
Bila ada masalah hendaknya tidak diselesaikan saat sedang marah. Bila hal ini dilakukan justru akan memperburuk keadaan. Saat anda marah, mungkin anda akan mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati anak sehingga anda harus mengontrol diri.
Tidak ada manusia yang sempurna, begitu pula dengan orangtua. Oleh karena itu sebaiknya calon orangtua maupun orangtua harus banyak belajar agar lebih siap dan mampu menjadi orangtua yang sepenuhnya mengerti dengan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar