MANAJEMEN PENGEMBANGAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH
STUDI KASUS MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI JEJERAN BANTUL YOGYAKARTA
Eny Retna Ambarwati
INTISARI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan pada manajemen pengembangan program usaha kesehatan sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jejeran Yogyakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan rancangan studi kasus yang bersifat diskriptif. Unit analisis adalah Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jejeran Yogyakarta. Data diambil secara purposive sampling melalui wawancara mendalam dengan cheklist observasi. Analisis data dengan explanation building yaitu tehnik penjelasan hasil wawancara dan analisis cheklist hasil observasi serta penelusuran dokumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanan kegiatan usaha kesehatan sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jejeran sudah tersusun dengan baik, mengikuti aturan perencanaan, melibatkan seluruh komponen dan menghasilkan dokumen perencanaan. Struktur organisasi pelaksana usaha kesehatan sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jejeran merupakan organisasi formal karena terdapat struktur organisasi yang jelas dan diakui secara resmi di sekolah/madrasah, adanya unit pelaksanaan usaha kesehatan sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jejeran melibatkan guru dan siswa, petugas puskesmas, orang tua, murid dan masyarakat dalam organisasi. Pelaksanaan program kerja usaha kesehatan sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jejeran sudah baik dengan dilaksanakannya kegiatan sesuai dengan perencanaan yang mengacu pada trias usaha kesehatan sekolah meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Bentuk pengawasan usaha kesehatan sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jejeran dilakukan dengan rapat rutin, sering koordinasi, mengevaluasi kegiatan dan melaporkan ke tim pembina usaha kesehatan sekolah kabupaten secara berkala setiap satu periode selama satu tahun.
Kesimpulan penelitian adalah sebagai berikut : manajemen pelaksanaan usaha kesehatan sekolah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jejeran secara umum berkembang dengan baik, namun dalam kegiatan usaha kesehatan sekolah masih ada beberapa kegiatan tidak memiliki Memorandun of understanding padahal dalam suatu kerjasama, Memorandun of understanding masih memegang peranan yang penting disamping penggunaan sarana komunikasi lainnya dan juga untuk ketertiban administrasi.
Kata kunci : manajemen, usaha kesehatan sekolah
PENDAHULUAN
Kualitas sumber daya manusia (SDM) ditentukan dua faktor yang satu sama lain saling berhubungan, berkaitan dan saling bergantung yakni pendidikan dan kesehatan. Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah usaha kesehatan yang dijalankan dan dikembangkan di sekolah untuk meningkatkan kualitas kesehatan siswa, guru dan karyawan. Pemerintah merintis UKS pada tahun 1956 melalui pilot project di Jakarta dan Bekasi. UKS adalah bentuk kegiatan yang holistik. Program ini meliputi 3 aspek pembinaan (Trias UKS) meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat yang dilaksanakan melalui pendidikan dengan cara mengikutsertakan dalam kegiatan intra dan ekstrakurikuler (TP UKS, 2007).
Sekolah memiliki daya ungkit yang tinggi untuk menumbuhkan kesadaran hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik. UKS bukan hanya dilaksanakan di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. WHO telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau health promoting school. Anak usia sekolah baik tingkat TK, SD, SMP dan SMU adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari.
Secara epidemiologis penyebaran penyakit berbasis lingkungan di kalangan anak sekolah di Indonesia masih tinggi. Permasalahan perilaku kesehatan pada anak SD berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan mencuci tangan pakai sabun dan kebersihan diri. Sekolah merupakan tempat yang paling penting sebagai sumber penularan penyakit infeksi pada anak sekolah. Permasalahan kesehatan pada umumnya akan menghambat pencapaian prestasi peserta didik di sekolah.
Hal ini perlu mendapat perhatian baik oleh orang tua atau para klinisi serta profesional kesehatan lainnya. Orang tua dan guru adalah sosok pendamping saat anak melakukan aktifitas kehidupannya setiap hari. Peranan mereka sangat dominan dan sangat menentukan kualitas hidup anak di kemudian hari. MIN Jejeran mewakili SD/MI adalah sekolah yang telah memenangkan lomba sekolah sehat berwawasan lingkungan tingkat nasional. Sekolah tersebut telah menerapkan tiga program pokok UKS yaitu melaksanakan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian tentang manajemen pelaksanaan pengembangan usaha kesehatan sekolah di MIN Jejeran Bantul Yogyakarta.
LANDASAN TEORI
Manajemen
Manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Handoko, 2003). Prinsip manajemen terdiri dari pembagian kerja yang berimbang, pemberian kewenangan dan rasa tanggungjawab yang tegas dan jelas, disiplin, kesatuan perintah, kesatuan arah.
Fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Perencanaan yaitu penentuan serangkaian tindakan dan kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dalam suatu manajemen, perencanaan adalah penetapan tujuan organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan (Handoko, 2003). Pengorganisasian yaitu pengelompokan kegiatan untuk mencapai tujuan, temasuk dalam hal ini penetapan susunan organisasi, tugas dan fungsinya. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti apabila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Pengawasan yaitu penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan.
Usaha Kesehatan Sekolah
UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya terbentuk perilaku hidup sehat dan bersih baik bagi peserta didik, warga sekolah maupun warga masyarakat. Tujuan umum UKS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik sedangkan tujuan khusus UKS adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan rancangan studi kasus dan bersifat deskriptif, yaitu menyajikan deskripsi lengkap dari suatu fenomena yang diamati dalam konteks yang nyata. Studi kasus merupakan salah satu metode penelitian ilmu-lmu sosial (Yin, 2006).
Lokasi penelitian adalah di MIN Jejeran Bantul Yogyakarta karena MIN Jejeran adalah sekolah/madrasah yang telah melaksanakan trias UKS dan terdapat kegiatan yang menonjol yaitu pernah juara lomba tingkat nasional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 sampai dengan bulan Januari 2010.
Penelitian ini dilakukan pada berbagai pihak yang terkait dalam program UKS dengan wawancara mendalam terhadap kepala sekolah, guru yang terlibat di UKS, siswa, stakeholder dan tim pembina UKS.
Tehnik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling adalah tehnik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006). Dipilih orang yang dianggap mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan dengan UKS dengan wawancara mendalam terhadap lurah, kepala sekolah, guru yang terlibat di UKS, siswa yang terlibat di UKS, stakeholder dan tim pembina UKS.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian adalah indepth interview, alat perekam elektronik, kamera, lembar hasil kerja wawancara mendalam, cheklist observasi. Menurut Yin (2006), prinsip studi kasus yaitu menghubungkan berbagai bukti. baik itu merupakan hasil dari wawancara, observasi, dan penelusuran dokumen
Cara analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik penjelasan (explanationbuilding). Menjelaskan suatu fenomena berarti menetapkan serangkaian keterkaitan timbal balik mengenai fenomena tersebut (Yin, 2006). Analisis data dilakukan dengan analisis transkrip wawancara (Blaxter et al, 2001)
Proses Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis interaktif yaitu dengan mengumpulkan data, menyajikan data kemudian membuat kesimpulan dan tehnik analisis menggunakan tehnik analisis komparasi atau kategorisasi dan kausalisasi.
Uji kredibilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi yaitu teknik mengumpulkan data yang bersifat mengkroscek dari berbagai teknik pengumpulan data yang telah ada (Sugiyono, 2006). Triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi tehnik dan triangulasi sumber. Etika penelitian dengan pemberian informed consent sebelum melakukan wawancara mendalam. Jalannya penelitian meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, analisis data dan penyelesaian
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Lokasi Penelitian.
MIN Jejeran terletak di lingkungan masyarakat yang berbasis pondok pesantren dengan kultur religiusitas cukup tinggi yaitu di Desa Wonokromo Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul, Daerah IstimewaYogyakarta. Sebelumnya bernama Madrasah Diniyah Salafiyah, kemudian Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah, dan kemudian Madrasah Negeri.
Temuan Penelitian
1. Perencanaan
Latar belakang terbentuknya UKS di MIN Jejeran karena adanya kebutuhan kesehatan. Rencana kegiatan UKS disusun dalam 1 periode selama 1 tahun. Semua anggota TP UKS dilibatkan dalam penyusunan rencana kegiatan setiap tahun dg memperhatikan jenis kegiatan dan dana. Perencanaan kegiatan UKS dengan mensinkronkan beberapa kegiatan, tetapi kerjasama ini belum semua tertuang dalam nota kesepahaman/memorandum of understanding (MOU). Perencanaan kegiatan mengacu pada trias UKS. UKS di MIN Jejeran sudah sesuai dengan strata yang telah ditetapkan dan bahkan sudah mencapai pada standar strata paripurna. Hal ini seperti yang diungkapkan informan berikut
“........ UKS yang ada di MIN ini sudah mendekati yang paripurna. karena dari agama sudah... lingkungannya sudah. Ya... kalau tidak paripurna ya tidak menang...... (informan puskesmas, hasil wawancara tanggal 2 Januari 2010).
2. Pengorganisasian
Berdasarkan penelusuran dokumen pegorganisasian UKS di MIN Jejeran merupakan struktur organisasi formal. Struktur organisasi formal mempunyai struktur organisasi yang baku meliputi pembina, ketua, sekretaris dan anggota, masing-masing posisi mempunyai pembagian tugas dan tanggungjawab yang jelas. Berdasarkan penelusuran dokumen struktur organisasi formal UKS di MIN Jejeran meliputi struktur organisasi pelaksana UKS, struktur organisasi kesehatan, dan struktur organisasi juru pemantau jentik (jumantik). Struktur organisasi pelaksana UKS merupakan struktur organisasi inti dan struktur organisasi yang lainnya merupakan sub-sub struktur organisasi. Adapun struktur organisasi pelaksanaan UKS di MIN Jejeran dapat dilihat pada gambar berikut ini :
(Dokumen struktur organisasi pelaksana UKS MIN Jejeran 2008-2009)
(Dokumen struktur organisasi kesehatan UKS di MIN Jejeran 2008-2009)
(Dokumen struktur organisasi jumantik Di MIN Jejeran 2008-2009)
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan pendidikan kesehatan meliputi : kerja bakti, lomba kelas sehat, semakan al Quran, penyuluhan kes, pelatihan, aktivitas kader kesehatan sekolah, lomba sekolah sekolah. Pelaksanaan pelayanan kesehatan meliputi : penimbangan bayi dan balita, pengukuran TB dan PB, penggosok gigi, mencuci tangan, pemeriksaan golongan darah, BIAS, Lomba sekolah berwawasan lingkungan, penjaringan. Pembinaan lingkungan sekolah sehat meliputi bina lingkungan fisik, pengelolaan sampah, kebun sekolah, toga, kantin kejujuran, jumantik
4. Pengawasan
Mengadakan rapat rutin, sering melakukan koordinasi dengan TP UKS dan stakeholder, mengevaluasi setiap pelaksanaan kegiatan kemudian melaporkan ke TP UKS kabupaten secara berkala setiap satu periode selama satu tahun. Kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh tim pembina UKS sudah terprogram walaupun kadang pada pelaksanaannya menyesuaikan dengan kegiatan yang lainnya. Pemegang program UKS ini adalah satu orang dengan memegang banyak program sehingga seakan – akan merupakan kegiatan sambilan.
Pembahasan
1. Perencanaan
Dari temuan penelitian berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa informan yaitu kepala sekolah, guru UKS1, guru UKS2, dan puskesmas bahwa dalam penyusunan perencanaan kegiatan UKS juga memperhatikan mengenai jenis kegiatan dan dana. Perencanan kegiatan UKS di MIN Jejeran meliputi perencanaan kegiatan yang disusun secara terprogram dan perencanaan kegiatan yang sifatnya insidental. Perencanaan kegiatan UKS yang disusun secara terprogram dengan mengacu pada trias UKS sedangkan perencanaan kegiatan yang sifatnya insidental disusun dengan mensinkronkan beberapa kegiatan yang ada di sekolah, puskesmas dan tim pembina UKS kecamatan serta stakeholder yang terkait sehingga waktu pelaksanaan kegiatannya bisa diatur dengan menyesuaikan kegiatan yang lainnya. Perencanaan kegiatan di MIN Jejeran disusun sedemikian rupa sehingga tidak memberikan kesan kaku tetapi merupakan proses yang dinamis.
Dalam penyusunan rencana anggaran biaya disusun dalam satu periode selama satu tahun dengan terlebih dahulu membuat rencana kegiatan UKS. Semua anggota tim pelaksana UKS dilibatkan dalan penyusunan rencana aggaran biaya kegiatan setiap tahun. Madrasah mempunyai kebijakan bahwa setiap kegiatan UKS dana dikeluarkan dengan membuat susunan panitia pelaksana kegiatan, mengajukan proposal kepada ketua UKS, setelah disetujui kemudian proposal diserahkan kepada bendahara UKS untuk pencairan dana. Perencanaan di MIN Jejeran sudah tersusun dengan baik, mengikuti aturan perencanaan, seluruh komponen dilibatkan serta menghasilkan dokumen perencanaan. Hal ini sesuai dengan TP UKS Pusat (2007), bahwa dalam menyusun rencana kegiatan UKS harus memperhatikan kegiatan, jenis kegiatan, waktu pelaksanaan kegiatan dan sumber dana serta sesuai dengan Handoko (2003), bahwa perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan yang merupakan dasar bagi kegiatan/tindakan ekonomis dan efektif pada waktu yang akan datang. Proses ini memerlukan pemikiran tentang apa yang perlu dikerjakan, bagaimana dan dimana suatu kegiatan perlu dilakukan serta siapa yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaannya. Depkes RI (2007), UKS di sekolah/madrasah sudah pada strata paripurna
2. Pengorganisasian
Temuan penelitian berdasarkan penelusuran dokumen bahwa struktur organisasi di MIN Jejeran terdiri dari struktur organisasi pelaksana UKS, struktur organisasi kesehatan dan struktur organisasi jumantik. Struktur organisasi UKS merupakan struktur organisasi induk sedangkan struktur organisasi kesehatan dan struktur organisasi jumantik merupakan sub-sub struktur organisasi. Adanya struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggungjawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur organisasi pelaksana UKS di MIN Jejeran merupakan organisasi formal karena terdapat struktur organisasi yang jelas dan diakui secara resmi di sekolah/madrasah, adanya unit pelaksanaan UKS di sekolah yang melibatkan guru dan siswa, melibatkan petugas puskesmas, orang tua, murid dan masyarakat dalam organisasi UKS. Hal ini sesuai dengan Winardi (2006), bahwa dalam organisasi formal terjadi pola-pola kerja, hubungan-hubungan pribadi disusun secara sadar, diakui secara resmi serta sesuai dengan TP UKS Pusat, (2007) bahwa dalam struktur organisasi TP UKS terdiri dari pembina, ketua, sekretaris dan anggota.
3. Pelaksanaan
Berdasarkan temuan penelitian hasil wawancara dengan beberapa informan yaitu ketua UKS, guru UKS, warga sekitar, wali murid, siswa, puskesmas, dinas kesehatan, dinas pendidikan dan departemen agama dan hasil observasi serta penelusuran dokumen bahwa baiknya pelaksanaan program kerja UKS di MIN Jejeran terlihat dari telah dilaksanakannya kegiatan sesuai dengan perencanaan yang mengacu pada trias UKS meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Kegiatan pendidikan kesehatan yang telah dilaksanakan meliputi kerja bakti, lomba kelas sehat, semakan al-quran, penyuluhan kesehatan, pelatihan PHBS, pelatihan sosialisasi UKS, dokter kecil, PMR, PKS, gosok gigi masal, piket sekolah dan lomba sekolah sehat. Kegiatan pelayanan kesehatan yang sudah dilaksanakan meliputi penimbangan bayi dan balita, pengukuran TB, pengukuran PB, menggosok gigi, mencuci tangan, pemeriksaan golongan darah, BIAS, lomba sekolah berwawasan lingkungan. Sedangkan kegiatan bina lingkungan sehat meliputi kegiatan bina lingkungan fisik, pengelolaan sampah, kebun sekolah, TOGA, kantin kejujuran dan jumantik. Dari beberapa pelaksanaan kegiatan UKS tersebut terdapat kegiatan UKS yang menonjol di MIN Jejeran yaitu lomba sekolah sehat, kantin kejujuran, dokter kecil dan sekolah berwawasan lingkungan.
Berdasarkan penelusuran dokumen ada beberapa kerjasama antara UKS MIN Jejeran dengan instansi lain yang sudah tertuang dalam MOU yaitu dengan organisasi kesehatan/bocah sehat (BOSE) dan dengan puskesmas dalam bentuk asuransi kesehatan sedangkan kerjasama antara MIN Jejeran dengan lintas instansi lainnya belum semua tertuang dalam MOU. Hal ini juga seperti yang diungkapkan beberapa informan ketua UKS dan guru UKS bahwa walaupun tidak ada MOU tetapi kegiatan tetap berjalan dan dengan melakukan komunikasi dan silaturahmi yang intensif itu akan lebih besar manfaatnya dari pada tulisan diselembar kertas. Didalam menjalin kerjasama lintas instansi tersebut MOU masih memegang peranan yang penting disamping penggunaan sarana komunikasi lainnya dan juga untuk ketertiban administrasi. MOU merupakan alat komunikasi tertulis yang berguna untuk menyampaikan informasi.
4. Pengawasan
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan yaitu puskesmas, dinas kesehatan bantul, dinas pendidikan bantul Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan yaitu puskesmas, dinas kesehatan bantul, dinas pendidikan bantul bahwa pengawasan UKS di MIN Jejeran dilakukan dengan mengadakan rapat-rapat rutin, sering melakukan koordinasi dengan tim pelaksana UKS dan stakeholder, mengevaluasi setiap pelaksanaan kegiatan kemudian melaporkan ke tim pembina UKS kabupaten secara berkala setiap satu periode selama satu tahun. Kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh tim pembina UKS sudah terprogram walaupun kadang pada pelaksanaannya menyesuaikan dengan kegiatan yang lainnya. Ini seperti yang diungkapkan oleh informan dari puskesmas bahwa pengawasan bisa dilakukan melalui rapat-rapat, apabila ada permasalahan dengan UKS di sekolah kemudian di bahas dan ditindaklanjuti sesuai dengan permasalahan yang ada, supaya UKS tetap berjalan sesuai dengan rencana, dapat berhasil guna dan berdaya guna. Dengan pengawasan dapat mengukur seberapa jauh hasil yang telah dicapai sesuai dengan yang telah direncanakan. Pengawasan dilakukan pada setiap tahap agar supaya mudah diadakan perbaikan jika terjadi penyimpangan-penyimpangan (Koontz harold).
Berdasarkan hasil temuan penelitian wawancara dengan beberapa responden yaitu dinas kesehatan bantul, dinas pendidikan bantul dan puskesmas bahwa pemegang program UKS di sekolah/madrasah sekarang ini dikoordinir oleh satu orang dengan memegang banyak program sehingga seakan-akan UKS merupakan kegiatan sambilan. Untuk dapat mengembangkan UKS sebaiknya pemegang UKS terpusat pada satu orang dengan satu program sehingga bisa lebih konsentrasi dalam pengembangan manajemen UKS di sekolah/madrasah.
KESIMPULAN
1. Perencanan kegiatan sudah tersusun dengan baik, mengikuti aturan perencanaan, melibatkan seluruh komponen dan menghasilkan dokumen perencanaan.
2. Struktur organisasi pelaksana UKS merupakan organisasi formal karena terdapat struktur organisasi yang jelas dan diakui secara resmi di sekolah/madrasah, adanya unit pelaksanaan UKS di sekolah yang melibatkan guru dan siswa, melibatkan petugas puskesmas, orang tua, murid dan masyarakat dalam organisasi UKS.
3. Pelaksanaan program kerja UKS di MIN Jejeran sudah baik dengan dilaksanakannya kegiatan sesuai dengan perencanaan yang mengacu pada trias UKS meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat.
4. Bentuk pengawasan UKS di MIN Jejeran dilakukan dengan rapat rutin, sering koordinasi, mengevaluasi kegiatan dan melaporkan ke Tim Pembina UKS kabupaten secara berkala setiap satu periode selama satu tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Blaxter, L. Hughter, C. And Thight, M. (2001) How to Research : Seluk Beluk Melakukan Riset. Edisi Kedua. Penerbit P.T. Indeks Kelompok Gramedia.
Nasrul Effendy. (1998). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi II. Jakarta. Penerbit EGC.
Denny Mulyana. (2003). Metodologi Penelitian Kualitatif. Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Edisi II. Bandung. Penerbit PT Remaja Indokarya.
Depkes. (2008). Petunjuk Tehnis Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah. Direktorat Bina Kesehatan Anak. Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat.
Depkes. (2007). Pedoman Untuk Tenaga Kesehatan, Usaha kesehatan Sekolah Di Tingkat Sekolah Dasar. Direktorat Bina Kesehatan Anak. Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat.
Depkes. (2004). Kualitas Sumber Daya Manusia Ditentukan Pendidikan dan Kesehatan.
Djoko Wijono. (2000). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Teori Strategi dan Aplikasi. Vol.1. Surabaya. Penerbit Airlangga Universitty Press.
Djoko Wijono. (2000). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Teori Strategi dan Aplikasi. Vol.2. Penerbit Airlangga Universitty Press. Surabaya.
Handoko, T.H. (2003) Manajemen. Edisi 11. Cetakan 18. Yogyakarta. Penerbit PBFE.
Koonz, D.W., (1995). Manajemen. Edisi Kedelapan. Jakarta. Penerbit Erlangga.
McMahon Rocemary, Barton Elisabeth, Piot Maurice. (2002) Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer. EGC.
Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Pusat. (2007). Pedoman Pembinaan Dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah. Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. Edisi cetak ulang. Jakarta. Depdiknas.
Reinke William. (1995). Perencanaan Kesehatan Untuk Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran. Yogyakarta. Gajah Mada Universtty Press.
Tjandra Yoga Aditama. (2006). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi II. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia.
Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). (2007). Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah.
Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). (2007). Cara Melaksanakan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah dan madrasah.
Sugiyono (2006) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung. Penerbit CV Alvabeta.
Winardi, J. (2006) Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta. PT Raja Gravindo Persada.
Yin, Robert K (2006) Studi Kasus Desain dan Metoda. Divisi Buku Perguruan Tinggi. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.
Zuckerman, Alan M (2006) Clobber-or collaborate? Taking A Fresh Look At Your Competition. Healthcare Finansial Manajement. Akademik Reseach Library. Pg.68
Tidak ada komentar:
Posting Komentar