1. Respon dari ayah dan ibu kepada bayinya berbeda-beda hal ini dapat disebabkan pengalaman mereka dalam mengasuh anak dan meliputu keseluruhan reaksi emosi, mulai dari tingkatan kebahagiaan tapi dapat juga berupa kesedihan yang mendalam. Situasi yang bahagia didapatkan apabila kelahiran tersebut diinginkan dan diharapkan sebaliknya bila kelahiran tidak diinginkan atau tidak sesuai dengan harapan maka respon mereka menjadi tidak bahagia dan kecewa.
2. Bila respon dari orangtua tidak bahagia maka bidan perlu memahami apa yang sedang terjadi dan menfasilitasi proses yang sehat sehingga respon orangtua terhadap anaknya menjadi baik.
3. Perilaku orang tua yang mempengaruhi adanya ikatan kasih sayang :
a. Perilaku menfasilitasi, meliputi :
1). Menatap, mencari ciri khas anak
2). Kontak mata
3). Memberikan perhatian
4). Mengganggap anak sebagai individu yang unik
5). Menganggap anak sebagai anggota keluarga
6). memberikan senyuman
7). Berbicara/bernyayi
8). Menunjukkan kebanggaan pada anak
9). Mengajak anak pada acara keluarga
10). Memahami prilaku anak dan memenuhi kebutuhan anak
11). Bereaksi positif terhadap prilaku anak.
b. Perilaku penghambat
1). Menjauh dari anak, tidak memperdulikan kehadirannya, menghindar, menolak untuk menyentuh anak.
2). Tidak menempatkan anak sebagai anggota keluarga yang lain, tidak memberikan nama pada anak.
3). Menganggap anak sebagai sesuatu yang tidak disukai.
4). Tidak menggenggam jarinya.
5). Terburu-buru dalam menyusui.
6). Menunjukkan kekecewaan pada anak dan tidak memenuhi kebutuhannya.
4. Respon orang tua terhadap bayinya dipengaruh oleh 2 faktor, yaitu :
a. Faktor internal
yaitu genetika, kebudayaan yang mereka praktekkan dan menginternalisasikan dalam diri mereka, moral dan nilai, kehamilan sebelumnya, pengalaman yang terkait, pengidentifikasian yang telah mereka lakukan selama kehamilan (mengidentifikasikan diri mereka sendiri sebagai orang tua, keinginan menjadi orang tua yang telah diimpikan dan efek pelatihan selama kehamilan.
b. Faktor eksternal
yaitu perhatian yang diterima selama hamil, melahirkan dan postpartum, sikap dan perilaku pengunjung dan apakah bayinya terpisah dari orang tua selama satu jam pertama dan hari-hari dalam kehidupannya.
5. Bila kehamilan dan kelahiran diingginkan dan diharapkan oleh orangtua maka orangtua terutama ayah akan memperlihatkan prilaku yang dapat menfasilitasi terjalinnya ikatan batin yang baik begitu juga sebaliknya bila kehamilan dan kelahiran tersebut bila tidak diingini maka orangtua cenderung berperilaku yang menghambat sehingga ikatan kasih sayang tersebut tidak akan terjadi.
6. Respon antara ibu dan bayi sejak kontak awal hingga tahap perkembangannya
a. Touch (Sentuhan)
Ibu memulai dengan sebuah ujung jarinya untuk memeriksa bagian kepala dan ektremitas bayinya. Dalam waktu singkat secara terbuka perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin bayi akan di peluk di lengan ibu, gerakan dilanjutkan sebagai usapan lembut untuk menenangkan bayi, bayi akan merapat pada payudara ibu, menggenggam satu jari atau seuntai rambut dan terjadilah ikatan antara keduanya.
b. Eye to Eye Contact (Kontak Mata)
Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian dengan segera. Kontak mata mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai faktor yang penting dalam hubungan manusia pada umumnya. Bayi baru lahir dapat memusatkan perhatian kepada suatu obyek, satu jam setelah kelahiran pada jarak sekitar 20 – 25 cm, dan dapat memusatkan pandangan sebaik orang dewasa pada usia kira – kira 4 bulan.
Dengan demikian perlu diperhatikan dalam praktek kesehatan, adanya faktor – faktor yang dapat menghambat proses tersebut, misalnya untuk pemberian salep/tetes mata pada bayi dapat ditunda beberapa waktu sehingga tidak mengganggu adanya kontak mata ibu dn bayi.
c. Odor (Bau Badan)
Indera penciuman pada bayi baru lahir sudah berkembang dengan baik dan masih memainkan peran dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup. Penelitian menunjukan bahwa kegiatan seorang bayi, detak jantung dan pola bernapasnya berubah setiap kali hadir bau yang baru, tetapi bersamaan dengan semakin dikenalnya bau itu, si bayi pun berhenti bereaksi. Pada akhir minggu pertama, seorang bayi dapat mengenali ibunya dari bau tubuh dan air susu ibunya. Indera penciuman bayi akan sangat kuat, jika seorang ibu dapat memberikan bayinya ASI pada waktu tertentu.
d. Body Warm (Kehangatan Tubuh)
Jika tidak ada komplikasi yang serius, seorang ibu akan dapat langsung meletakkan bayinya di atas perut ibu, baik setelah tahap kedua dari proses melahirkan atau sebelum tali pusat dipotong. Kontak yang segera ini memberi banyak manfaat baik bagi ibu maupun si bayi yaitu terjadinya kontak kulit yang membantu agar bayi tetap hangat.
e. Voice (Suara)
Respon antara ibu dan bayi berupa suara masing – masing. Orang tua akan menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan tersebut, ibu menjadi tenang karena merasa bayinya baik – baik saja (hidup). Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat mendengarkan suara – suara dan membedakan nada dan kekuatan sejak lahir, meskipun suara – suara itu terhalang selama beberapa hari oleh cairan amniotik dari rahim yang melekat pada telinga. Banyak penelitian memperlihatkan bahwa bayi – bayi baru lahir bukan hanya mendengar secara pasif melainkan mendengarkan dengan sengaja, dan mereka nampaknya lebih dapat menyesuaikan diri dengan suara – suara tertentu daripada yang lain contoh suara detak jantung ibu.
a. Entrainment (Gaya Bahasa)
Bayi yang baru lahir menemukan perubahan struktur pembicaraan dari orang dewasa. Artinya perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi kultur, jauh sebelum ia menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Dengan demikian terdapat salah satu yang akan lebih banyak dibawanya dalam memulai berbicara (gaya bahasa). Selain itu juga mengisyaratkan umpan balik positif bagi orang tua dan membentuk komunikasi yang efektif.
b. Biorhythmicity (Irama Kehidupan)
Janin dalam rahim dapat dikatakan menyesuaikan diri dengan irama alamiah ibunya seperti halnya denyut jantung. Salah satu tugas bayi setelah lahir adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberikan perawatan penuh kasih sayang secara konsisten dan dengan menggunakan tanda keadaan bahaya bayi untuk mengembangkan respon bayi dan interaksi sosial serta kesempatan untuk belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar