Minggu, 26 September 2010
Sabtu, 25 September 2010
Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga Sebagai Upaya Awal Untuk Mewujudkan Rumah Tangga Sehat
MENERAPKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) RUMAH TANGGA SEBAGAI UPAYA AWAL
UNTUK MEWUJUDKAN RUMAH TANGGA SEHAT
LAPORAN PENGABDIAN
Oleh :
ENY RETNA AMBARWATI
AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA
MARET, 2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. ANALISIS SITUASI
Berkembangnya paradigma “sehat” saat ini, dimana terjadi pergeseran upaya-upaya dalam hidup sehat antara lain berubahnya upaya pengobatan pada upaya pencegahan dan upaya peningkatan kesehatan, dari segi kegiatan yang bersifat pasif menunggu klien berobat di unit-unit pelayanan kesehatan bergeser pada penemuan kasus secara aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Untuk itu peran serta masyarakat perlu serta dikembangkan agar tercapai pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang optimal secara mandiri. Komunitas sebagai penerima pelayanan kesehatan dan aktif dalam seluruh proses perubahan, sejak pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan, dimana hal ini melibatkan individu, keluarga dan masyarakat sebagai target pelayanan kebidanan komunitas dengan fokus peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit di masyarakat.
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya guna tercapainya suatu negara yang kuat. Negara yang kuat adalah negara yang memiliki ketahanan bangsa yang tangguh dengan tujuan utamanya mewujutkan rakyat yang sehat secara fisik, mental dan sosial serta memiliki produktifitas yang tinggi.
Hasil survei antara lain menunjukkan 97 persen setuju kesehatan adalah prioritas utama untuk membentuk negara yang kuat. Sebanyak 94 responden juga berpendapat kesehatan akan meningkatkan produktifitas dalam bekerja untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik.
Berkaitan dengan pembangunan di bidang kesehatan terdapat issue strategis yang dihadapi bangsa Indonesia diantaranya adalah beban ganda yang masih dihadapi dalam pembangunan kesehatan. Beban ganda dalam pembangunan kesehatan adalah meningkatnya beberapa penyakit menular (re-emerging disese), sementara penyakit tidak menular atau penyakit degeneratif mulai meningkat, selain itu timbul juga berbagai penyakit baru (new-emerging disease). Issue strategis lainnya adalah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan masih menempatkan masyarakat sebagai obyek, bukan sebagai subyek pembangunan kesehatan. Kemampuan masyarakat untuk mengemukakan pendapat dan memilih dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan masih sangat terbatas serta peran aktif masyarakat masih kurang dan bahkan cenderung menurun. Untuk mewujudkan sebuah bangsa yang lebih sehat, masyarakat diajak berkomitmen untuk melakukan hidup sehat melalui perilaku hidup bersih dan sehat.
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment).
Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
B. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
Bagaimana Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga Sebagai Upaya Awal Untuk Mewujudkan Rumah Tangga Sehat.
C. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
Mampu Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga Sebagai Upaya Awal Untuk Mewujudkan Rumah Tangga Sehat.
2. Tujuan Khusus
Mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Rumah Tangga.
D. MANFAAT KEGIATAN
1. Teoritis
Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga.
2. Praktis
Dapat dijadikan sumber informasi bagi pemberi layanan kesehatan untuk dapat meningkatkan langkah dan strategi dalam peningkatan pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
a. Perilaku Sehat
Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.
b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS.
PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di Rumah Tangga yaitu :
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2) Memberi bayi ASI eksklusif
3) Menimbang bayi dan balita
4) Menggunakan air bersih
5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6) Menggunakan jamban sehat
7) Memberantas jentik di rumah
8) Makan buah dan sayur setiap hari
9) Melakukan aktivitas fis1k setiap hari
10) Tidak merokok di dalam rumah
2. Manfaat Rumah Tangga Sehat
a. Bagi Rumah Tangga:
1) Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
2) Anak tumbuh sehat dan cerdas.
3) Anggota keluarga giat bekerja.
4) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.
b. Bagi Masyarakat:
1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
2) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah¬ - masalah kesehatan.
3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
4) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.
3. 10 PHBS Rumah Tangga
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
1) Apa itu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan?
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya)
2) Mengapa setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan?
a) Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinanan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin.
b) Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit.
c) Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih. dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
3) Apa tanda-tanda persalinan?
a) Ibu mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan semakin kuat.
b) Rahim terasa kencang bila diraba, terutama pada saat mulas.
c) Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
d) Keluar cairan ketuban yang berwama jemih kekuningan dari jalan lahir.
e) Merasa seperti mau buang air besar.
4) Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut, yang harus dilakukan adalah:
a) Segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter)
b) Tetap tenang dan tidak bingung
c) Ketika merasa mulas bemapas panjang. mengambil napas melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut untuk mengurangi rasa sakit.
5) Apa tanda-tanda bahaya persalinan?
a) Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas.
b) Keluar darah dari jalan lahir sebelum melahirkan.
c) Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir.
d) Tidak kuat mengejan
e) Mengalami kejang-kejang.
f) Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas.
g) Air ketuban keruh dan berbau.
h) Setelah bayi lahir. ari-ari tidak keluar.
i) Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat.
j) Keluar darah banyak setelah bayi lahir.
k) Bila ada tanda bahaya, ibu harus segera dibawa ke bidan/dokter
b. Memberi bayi ASI eksklusif
1) Apa itu bayi diberi ASI Eksklusif?
adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain.
2) Apa itu ASI (Air Susu Ibu)?
ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik Air Susu Ibu pertama berupa cairan ben¬ing berwama kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.
3) Apa saja keunggulan ASI
a) Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan.
b) Mengandung zat kekebalan.
c) Melindungi bayi dari alergi.
d) Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan segar.
e) Tidak akan pemah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan di mana saja.
f) Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pemapasan bayi.
4) Kapan dan bagaimana ASI diberikan?
a) Sebelum menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan mendaliat dukungan dari keluarga.
b) Bayi segera diteteki/disusui sesegera mungkin paling lambat 30 menit setelah melahirkan untuk merangsang agar ASI cepat keluar dan menghentikan pendarahan.
c) Teteki/susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu berikan ASI sesuai kebutuhan bayi, waktu dan lama menyusui tidak perlu dibatasi, dan berikan ASI dari kedua payudara secara bergantian.
d) Berikan hanya ASI saja hingga bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan, selain ASI diberikan pula Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dalam bentuk makanan lumat dan jumlah yang sesuai dengan perkembangan umur bayi.
e) Pemberian ASI tetap.dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun.
5) Bagaimana cara menyusui yang benar?
a) Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kedua tangannya dengan menggunakan air bersih dan sabun sampai bersih.
b) Lalu bersihkan kedua puting susu dengan kapas yang telah direndam terlebih dahulu dengan air hangat.
c) Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaring dengan santai, pikiran ibu harus dalam keadaan tenang (tidak tegang).
d) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala.
e) Upayakan badan bayi menghadap kepada badan ibu, rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu.
f) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.
g) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam.
h) Bayi disusui secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu ke sebelah kanan sampai bayi merasa kenyang.
i) Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pi pi bayi dibersihkan dengan kapas yang telah direndam air hangat.
j) Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap bisa keluar dengan cara meletakkan bayi tegak lurus pada ibu dan perlahan-Iahan diusap belakangnya sampai bersendawa. Udara akan keluar dengan sendirinya.
6) Apa manfaat memberikan ASI?
a) Bagi Ibu:
(1) Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi.
(2) Mengurangi pendarahan setelah persalinan.
(3) Mempercepat pemulihan kesehatan ibu.
(4) Menunda kehamilan berikutnya.
(5) Mengurangi risiko terkena kanker payudara.
(6) Lebih praktis karena ASllebih mudah diberikan pada setiap saat bayi membutuhkan.
b) Bagi bayi
(1) Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng
(2) Bayi tidak sering sakit
c) Bagi keluarga
(1) Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula dan perlengkapannya.
(2) Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula.
7) Bagaimana cara menjaga mutu dan jumlah produksi ASI?
a) Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, banyak makan sayuran dan buah-buahan.
b) Makan lebih banyak dari biasanya.
c) Banyak minum air putih paling sedikit 8 gelas sehari.
d) Cukup istirahat dengan tidur siang/berbaring selama 1-2 jam dan menjaga ketenangan pikiran.
e) Susui bayi sesering mungkin dari kedua payudara kiri dan kanan secara bergantian hingga bayi tenang dan puas.
8) Apa yang perlu diperhatikan untuk membantu keber¬hasilan pemberian ASI Eksklusif?
Dukungan suami, orang tua, ibu mertua, dan keluarga lainnya sangat diperlukan agar upaya pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan bisa berhasil.
9) Apakah ibu yang bekerja bisa memberikan ASI Eksklusif?
Ibu yang bekerja tetap bisa memberikan ASI Eksklusif pada bayi, caranya:
a) Berikan ASI sebelum berangkat bekerja.
b) Selama bekerja, bayi tetap bisa diberi ASI dengan cara memerah ASI sebelum berangkat kerja dan ditampung di gelas yang bersih dan tertutup untuk diberikan kepada bayi di rumah.
c) Setelah pulang bekerja, bayi disusui kembali seperti biasa.
10) Bagaimana cara menyimpan ASI di rumah?
a) ASI yang disimpan di rumah di tempat yang sejuk akan tahan 6-8 jam.
b) ASI yang disimpan di dalam termos berisi es batu akan tahan 24 jam.
c) ASI yang disimpan di lemari es akan tahan 3 kali 24 jam.
d) ASI yang disimpan di freezer akan tahan selama 2 minggu.
11) Bagaimana cara memberikan ASI yang disimpan?
a) Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air bersih.
b) Apabila ASI diletakkan di ruangan yang sejuk, segera berikan sebelum masa simpan berakhir (8 jam).
c) Apabila ASI disimpan dalam termos atau lemari es, ASI yang disimpan dalam gelas bersih tertutup dihangatkan dengan cara direndam dalam mangkok berisi air hangat, kemudian ditunggu sampai ASI terasa hangat (tidak dingin).
d) ASI diberikan dengan sendok yang bersih, jangan pakai botol atau dot, karena botol dan dot lebih sulit dibersihkan dan menghindari terjadinya bingung puting susu pada bayi.
c. Menimbang bayi dan balita
1) Mengapa bayi dan balita perlu ditimbang setiap bulan?
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbu¬hannya setiap bulan.
2) Kapan dan dimana penimbangan bayi dan balita di lakukan?
Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap bulan mulai umur I bulan sampai 5 tahun di Posyandu.
3) Bagaimana mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balita?
Setelah bayi dan balita ditimbang. catat hasil penimbangan di Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) atau Kartu Menuju Sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak naik (Ii hat perkembangannya)
4) Apa manfaat penimbangan balita setiap bulan?
a) Untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat.
b) Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita.
c) Untuk mengetahui balita yang sakit, (demam/batuk/pilek/diare), berat badan dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya BGM (Bawah Garis Merah) dan dicurigai Gizi buruk sehingga dapat segera dirujuk ke Puskesmas.
d) Untuk mengetahui kelengkapan Imunitasi.
e) Untuk mendapatkan penyuluhan gizi.
d. Menggunakan air bersih
1) Mengapa kita harus menggunakan air bersih?
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum. memasak. mandi, berkumur, membersihkan lantai. mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian. dan sebagainya, agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit.
2) Apa syarat-syarat air bersih itu?
Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indera kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba)
a) Air tidak berwama harus bening/jemih.
b) Air tidak keruh, harus be bas dari pasir. debu, lumpur, sampah, busa dan kotoran lainnya.
c) Air tidak be rasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan tidak pahit. harus bebas dari bahan kimia beracun.
d) Air tidak berbau seperti bau amis, anyir. busuk atau bau belerang.
3) Apa manfaat menggunakan air bersih?
a) Terhindar dari gangguan penyakit seperti diare, kolera. Disentri, thypus, kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.
b) Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.
4) Di mana dapat memperoleh sumber air bersih?
a) Mata air
b) Air sumur atau air sumur pompa
c) Air ledeng/perusahaan air minum
d) Air hujan
e) Air dalam kemasan
5) Bagaimana menjaga kebersihan sumber air bersih
a) Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah paling sedikit 10 meter.
b) Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemaran.
c) Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus dijaga bangunannya agar tidak rusak seperti lantai sumur tidak boleh retak. bibir sumur harus diplester dan sumur sebaiknya diberi penutup.
d) Harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada genangan air di sekitar sumber air, tidak ada bercak-bercak kotoran, tidak berlumut pada lantai/dinding sumur. Ember/gayung pengambil air harus tetap bersih dan tidak diletakkan di lantai (ember/gayung digantung di tiang sumur).
6) Mengapa air bersih harus dima¬sak mendidih bila ingin dimi¬num
Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit. Kuman penyakit dalam air mati pada suhu 100 derajat C (saat mendidih).
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
1) Mengapa harus mencuci tangan dengan benar menggunakan air bersih dan sabun?
a) Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit.
b) Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
2) Kapan saja harus mencuci tangan?
a) Setiap kali tangan kita kotor (setelah, memegang uang, memegang binatang. berkebun, dll).
b) Setelah buang air besar.
c) Setelah menceboki bayi atau anak.
d) Sebelum makan dan menyuapi anak.
e) Sebelum memegang makanan.
f) Sebelum menyusui bayi.
3) Manfaat mencuci tangan
a) Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan
b) Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typhus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pemapasan Akut (ISPA), flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
c) Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
4) Bagaimana cara mencuci tangan yang benar?
a) Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun.
b) Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung tangan.
c) Setelah itu keringkan dengan lap bersih.
f. Menggunakan jamban sehat
1) Mengapa harus menggunakan jamban?
a) Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.
b) Tidak mencemari sumber air yang ada disekitamya.
c) Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit diare, kolera disentri, thypus, kecacingan, penyakit saluran pencemaan, penyakit kulit, dan keracunan. .
2) Apa saja syarat jamban sehat?
a) Tidak mencemari sumber air minum Uarak antara sumber air minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
b) Tidak berbau.
c) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
d) Tidak mencemari tanah disekitamya.
e) Mudah dibersihkan dan am an digunakan.
f) Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
g) Penerangan dan ventilasi cukup.
h) ]Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
i) Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
3) Bagaimana cara memelihara jamban sehat?
a) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
b) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih.
c) Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
d) Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran.
e) Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
f) Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.
g. Memberantas jentik di rumah
1) Mengapa harus mem¬berantas Jentik di rumah?
Agar rumah bebas Jentik
2) Apa itu Rumah bebas jentik?
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
3) Apa itu Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB)?
Adalah pemeriksaan tempat¬ tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada di dalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan di luar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu.
4) Siapa yang melakukan Pemeriksaan Jentik Berkala?
a) Anggota rumah tangga
b) Kader
c) Juru Pemantau Jentik Oumantik)
d) T enaga pemeriksa jentik lainnya
5) Apa yang perlu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik?
Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk).
a) PSN merupakan kegiatan memberantas telur. jentik, dan kepompong nyamuk penular berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue, Chikungunya, Malaria, Filariasis (Kaki Gajah) di tempat-tempat perkembangbiakannya.
b) 3 M Plus adalah tiga eara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
(1) Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum burung.
(2) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak kontrol, lubang pohon, lekukan-Iekukan yang dapat meriampung air hujan.
(3) Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik kresek,dll)
6) Plus Menghindari gigitan nyamuk, yaitu:
a) Menggunakan kelambu ketika tidur.
b) Memakai obat yang dapat meneegah gigitan nyamuk, misalnya obat nyamuk; bakar, semprot.
c) Oles/diusap ke kulit, dll
d) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar
e) Mengupayakan peneahayaan dan ventilasi yang memadai.
f) Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak
g) Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat yang sulit dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air
h) Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air, misalnya ikan eupang, ikan nila, dll
i) Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, Zodia, Lavender, Rosemerry, dll
7) Apa manfaat Rumah Bebas Jentik?
a) Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara nyamuk dapat dieegah atau dikurangi
b) Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Chikungunya, atau Kaki Gajah.
c) Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
8) Bagaimana cara Pemeriksaan Jentik Berkala?
a) Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerjaa untuk memeriksa tempat yang sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamukltempat penampungan air di dalam dan di luar rumah serta memberikan penyuluhan tentang PSN kepada anggota rumah tangga.
b) Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik.
c) Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut menyaksikan/melihat jentik. kemudian langsung dilanjutkan dengan PSN melalui 3 M atau 3 M plus
d) Memberikan penjelasan manfaat dan anjuran PSN kepada anggota rumah tangga
e) Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah (kartu yang ditinggalkan di rumah) dan pada Formulir pelaporan ke Puskesmas.
h. Makan buah dan sayur setiap hari
1) Siapa yang diharapkan makan sayur dan buah?
Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.
2) Mengapa kita harus makan sayur dan buah?
Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, Mengandung serat yang tinggi.
3) Apa manfaat vitamin yang ada di dalam sayur dan buah?
a) Vitamin A untuk pemeliharaan kesehatan mata.
b) Vitamin D untuk kesehatan tulang.
c) Vitamin E untuk kesuburan dan awet muda.
d) Vitamin K untuk pembekuan darah.
e) Vitamin C meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
f) Vitamin B mencegah penyakit beri-beri.
g) Vitamin B 12 meningkatkan nafsu makan.
4) Apa manfaat serat yang ada di dalam sayur dan buah? Serat adalah makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang sangat berfungsi untuk memelihara usus. Serat tidak dapat dicema oleh pencemaan sehingga serat tidak menghasilkan tenaga dan dibuang melalui tinja. Serat tidak untuk mengenyangkan tetapi dapat menunda pengosongan lambung sehingga orang menjadi tidak cepat lapar.
5) Manfaat makanan berserat, yaitu:
a) Mencegah diabetes.
b) Melancarkan buang air besar.
c) Menurunkan berat badan.
d) Membantu proses pembersihan racun (detoksifikasi). . Membuat awet muda.
e) Mencegah kanker.
f) Memperindah kulit, rambut dan kuku.
g) Membantu mengatasi Anemia (kurang darah).
h) Membantu perkembangan bakteri yang baik dalam usus.
6) Berapa banyak sayur dan buah dalam sehari harus kita makan?
a) Sayur harus dimakan 2 porsi setiap hari, dengan ukuran satu porsi sama dengan satu mangkuk sayuran segar atau setengah mangkuk sayuran matang. Sebaiknya sayuran dimakan segar atau dikukus, karena jika direbus cenderung melarutkan vitamin dan mineral.
b) Buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari. Co ntohnya, setiap kali makan setengah mangkuk buah yang diiris, satu gelas jus atau satu buah jeruk. apel, jambu biji atau pisang. Makanlah berbagai macam buah karena akan memperkaya variasi zat gizi yang terkandung dalam buah.
7) Sayur dan buah seperti apa yang bagus kita makan?
a) Semua sayur bagus untuk dimakan, terutama sayuran yang berwarna (hijau tua, kuning dan oranye) seperti bayam, kangkung, daun katuk. wortel, kacang panjang, selada hijau atau daun singkong.
b) Semua buah bagus untuk dimakan, terutama yang berwama (merah, kuning) seperti mangga, pepaya, jeruk, jambu biji, atau apel lebih banyak kandungan vitamin dan mineral serta seratnya.
c) Pilihlah buah dan sayur yang bebas pestisida dan zat berbahaya lainnya. Biasanya ciri-ciri sayur dan buah yang baik ada sedikit lubang bekas dimakan ulat dan tetap segar.
8) Bagaimana mengolah sayur dan buah dengan tidak merusak atau mengurangi kandungan gizinya?
Konsumsi sayur dan buah yang tidak merusak kandungan gizinya adalah dengan. memakannya dalam keadaan mentah atau dikukus. Direbus den¬gan air akan melarutkan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akan menguraikan beberapa vitamin.
i. Melakukan aktivitas fis1k setiap hari
1) Siapa yang diharapkan melakukan aktivitas fisik?
adalah anggota keluarga melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari.
2) Apa itu aktivitas fisik?
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, menial, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.
3) Apa jenis aktivitas fisik yang dapat dilakukan?
a) Bisa berupa kegiatan sehari-hari yaitu: berjalan kaki, berkebun, kerja di taman, mencuci pakaian, mcncuci mobil, mengepel lantai, naik turun tangga, membawa belanjaan.
b) Bisa berupa olah raga, yaitu push up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam, bermain tenis, yoga, fittness, angkat beban/berat.
4) Berapa lama seseorang perlu melakukan aktivitas fisik setiap hari?
a) Aktivitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya.
b) Jika lebih banyak waktu yang digunakan untuk beraktifitas fisik maka manfaat yang diperoleh juga lebih banyak.
c) Jika kegiatan ini dilakukan setiap hari secara teratur maka dalam waktu 3 bulan ke depan akan terasa hasilnya.
5) Bagaimana cara melakukan aktivitas yang benar?
a) Lakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit. Jika belum terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan ditingkatkan secara bertahap.
b) Lakukan aktivitas fisik sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.
c) Awali aktivitas fisik dengan pemanasan dan peregangan.
d) Lakukan gerakan ringan dan secara perlahan ditingkatkan sampai sedang.
e) Jika sudah terbiasa dengan aktivitas tersebut, lakukan secara rutin paling sedikit 30 menit setiap hari.
6) Apa keuntungan melakukan aktivitas fisik secara teratur ?
a) Terhindar dari Penyakit Jantung. Stroke. Osteoporosis. Kanker. Tekanan Darah Tinggi, Kencing Manis, dll
b) Berat badan terkendali
c) Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat
d) Bentuk tubuh menjadi bagus
e) Lebih pjrcaya diri
f) Lebih bertenaga dan bugar
g) Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik
7) Beberapa tips dalam beraktivitas fisik:
a) Jalan cepat: Perlu sepatu yang cukup enak dipakai agar kaki nyaman dan sehat apalagi untuk berjalan ke kantor atau naik tangga.
b) Renang, lakukan bercnang scccpat mungkin dengan napas yang dalam.
c) Senam atau peregangan sangat baik bagi otot-otot dan sendi-sendi yang kaku, juga melenturkan otot serta melancarkan peredaran darah.
j. Tidak merokok di dalam rumah
1) Siapa yang diharapkan tidak merokok didalam rumah?
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok dirumah.
2) Mengapa harus tidak merokok
Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan sekitar 4000 bahan kimia berbahaya diantaranya yang paling berbahaya adalah nikotin, tar, dan carbonmonoksida.
3) Apa itu dengan perokok aktif dan perokok pasif?
Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun walaupun itu Cuma 1 batang dalam sehari. Atau orang yang menghisap rokok walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap rokok Cuma sekedar menghisap asap walaupun tidak diisap masuk ke dalam paru-paru.
4) Apa bahaya perokok aktif dan perokok pasif?
Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi menghirup asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok.
BAB III
MATERI DAN METODA PEMECAHAN MASALAH
A. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya guna tercapainya suatu negara yang kuat. Negara yang kuat adalah negara yang memiliki ketahanan bangsa yang tangguh dengan tujuan utamanya mewujutkan rakyat yang sehat secara fisik, mental dan sosial serta memiliki produktifitas yang tinggi.
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment).
Menurut notoatmodjo (2003) bahwa penyuluhan dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang masalah kesehatan yang sedang dihadapinya.
B. KHALAYAK SASARAN ANTARA YANG STRATEGIS
Khalayak sasaran antara lain adalah para ibu – ibu usia 50 tahun ke atas.
C. KETERKAITAN
1. Institusi Pendidikan
Khususnya bagi dosen, dapat melakukan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga.
2. Dinas Kesehatan
Sebagai media penyampai informasi bagi pemberi layanan kesehatan tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga.
D. METODE KEGIATAN
Metode kegiatan yang ditempuh berupa penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga.
Media yang digunakan dalam hal ini adalah LCD dan power point materi tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga.
Materi penyuluhan disajikan dalam bentuk lisan dan tulisan pada saat pelaksanaanya sesuai dengan jadwal yang ada. Untuk lebih memperjelas penyuluhan tersebut akan dipergunakan media seperti tersebut diatas.
K. JADWAL KEGIATAN
7 Maret 2010
L. BIAYA
No Kegiatan Perincian Total
1 Konsumsi Rp 5.000, x 80 Rp 400.000,-
2 Hr. Pembicara Rp 100.000 x 2 Rp 200.000,-
3 Hr Pelaksana Rp 50.000 x 4 Rp 200.000,-
4 Dokumentasi - Rp 50.000,-
5 Laporan Rp 85.000 Rp 75.000,-
6 Transport Rp 50.000,- Rp 50.000,-
7 Sopir Rp 20.000,- Rp 25.000,-
Rp 1.000.000,-
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Pengabdian masyarakat dengan judul Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Rumah Tangga Sebagai Upaya Awal Untuk Mewujudkan Rumah Tangga Sehat telah dilaksanakan sebagai berikut :
Hari : Rabu
Tanggal : 07 April 2010
Tempat : Prancak Glondong
Pukul : 10.00 s/d 12.00 WIB
Peserta : Posyandu Lansia
Kegiatan ini dihadiri oleh 31 lansia di pancak glondong. Tanggapan posyandu lansia terhadap kegiatan ini baik sekali karena mereka merasa terbantu dengan adanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.
Pengabdian masyarakat dengan judul Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Rumah Tangga Sebagai Upaya Awal Untuk Mewujudkan Rumah Tangga Sehat telah dilaksanakan sebagai berikut Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan pada lansia yang dilanjutkan dengan tanya jawab.
Para lansia sangat antusias sekali dengan kegiatan ini. Selain itu tim pengabdi memfasilitasi sarana dengan paket materi PHBS sehingga para peserta bisa lebih memahami serta menerapkan tentang PHBS dirumah.
B. PEMBAHASAN
Kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Rumah Tangga Sebagai Upaya Awal Untuk Mewujudkan Rumah Tangga Sehat telah dilaksanakan di posyandu lansia prancak glondong sewon bantul yogyakarta.
Merubah perilaku adalah sesuatu hal yang tidak mudah karena memerlukan waktu yang tidak sebentar. Perubahan perilaku sebaiknya dilakukan sedini mungkin sehingga bisa terwujud rumah tangga yang sehat.
Dengan adanya kegiatan penyuluhan ini sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk memasyarakatkan perilaku hidup sehat karena untuk membuat sesuatu yang besar memang harus dimulai dari hal-hal yang kecil.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Rumah Tangga Sebagai Upaya Awal Untuk Mewujudkan Rumah Tangga Sehat telah dilaksanakan di posyandu lansia prancak glondong sewon bantul yogyakarta.
Dengan adanya kegiatan penyuluhan ini sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk memasyarakatkan perilaku hidup sehat karena untuk membuat sesuatu yang besar memang harus dimulai dari hal-hal yang kecil.
B. SARAN
1. Teoritis
Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan tentang PHBS.
2. Praktis
Dapat dijadikan sumber informasi bagi pemberi layanan kesehatan untuk dapat meningkatkan langkah dan strategi dalam menerapkan PHBS.
UNTUK MEWUJUDKAN RUMAH TANGGA SEHAT
LAPORAN PENGABDIAN
Oleh :
ENY RETNA AMBARWATI
AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA
MARET, 2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. ANALISIS SITUASI
Berkembangnya paradigma “sehat” saat ini, dimana terjadi pergeseran upaya-upaya dalam hidup sehat antara lain berubahnya upaya pengobatan pada upaya pencegahan dan upaya peningkatan kesehatan, dari segi kegiatan yang bersifat pasif menunggu klien berobat di unit-unit pelayanan kesehatan bergeser pada penemuan kasus secara aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Untuk itu peran serta masyarakat perlu serta dikembangkan agar tercapai pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang optimal secara mandiri. Komunitas sebagai penerima pelayanan kesehatan dan aktif dalam seluruh proses perubahan, sejak pengenalan masalah kesehatan sampai penanggulangan, dimana hal ini melibatkan individu, keluarga dan masyarakat sebagai target pelayanan kebidanan komunitas dengan fokus peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit di masyarakat.
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya guna tercapainya suatu negara yang kuat. Negara yang kuat adalah negara yang memiliki ketahanan bangsa yang tangguh dengan tujuan utamanya mewujutkan rakyat yang sehat secara fisik, mental dan sosial serta memiliki produktifitas yang tinggi.
Hasil survei antara lain menunjukkan 97 persen setuju kesehatan adalah prioritas utama untuk membentuk negara yang kuat. Sebanyak 94 responden juga berpendapat kesehatan akan meningkatkan produktifitas dalam bekerja untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik.
Berkaitan dengan pembangunan di bidang kesehatan terdapat issue strategis yang dihadapi bangsa Indonesia diantaranya adalah beban ganda yang masih dihadapi dalam pembangunan kesehatan. Beban ganda dalam pembangunan kesehatan adalah meningkatnya beberapa penyakit menular (re-emerging disese), sementara penyakit tidak menular atau penyakit degeneratif mulai meningkat, selain itu timbul juga berbagai penyakit baru (new-emerging disease). Issue strategis lainnya adalah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan masih menempatkan masyarakat sebagai obyek, bukan sebagai subyek pembangunan kesehatan. Kemampuan masyarakat untuk mengemukakan pendapat dan memilih dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan masih sangat terbatas serta peran aktif masyarakat masih kurang dan bahkan cenderung menurun. Untuk mewujudkan sebuah bangsa yang lebih sehat, masyarakat diajak berkomitmen untuk melakukan hidup sehat melalui perilaku hidup bersih dan sehat.
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment).
Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
B. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
Bagaimana Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga Sebagai Upaya Awal Untuk Mewujudkan Rumah Tangga Sehat.
C. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
Mampu Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga Sebagai Upaya Awal Untuk Mewujudkan Rumah Tangga Sehat.
2. Tujuan Khusus
Mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Rumah Tangga.
D. MANFAAT KEGIATAN
1. Teoritis
Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga.
2. Praktis
Dapat dijadikan sumber informasi bagi pemberi layanan kesehatan untuk dapat meningkatkan langkah dan strategi dalam peningkatan pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
a. Perilaku Sehat
Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.
b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Adalah wujud keberdayaan masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS.
PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di Rumah Tangga yaitu :
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2) Memberi bayi ASI eksklusif
3) Menimbang bayi dan balita
4) Menggunakan air bersih
5) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6) Menggunakan jamban sehat
7) Memberantas jentik di rumah
8) Makan buah dan sayur setiap hari
9) Melakukan aktivitas fis1k setiap hari
10) Tidak merokok di dalam rumah
2. Manfaat Rumah Tangga Sehat
a. Bagi Rumah Tangga:
1) Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.
2) Anak tumbuh sehat dan cerdas.
3) Anggota keluarga giat bekerja.
4) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.
b. Bagi Masyarakat:
1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.
2) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah¬ - masalah kesehatan.
3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
4) Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, tabungan ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.
3. 10 PHBS Rumah Tangga
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
1) Apa itu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan?
Adalah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis lainnya)
2) Mengapa setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan?
a) Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam membantu persalinanan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih terjamin.
b) Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit.
c) Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman, bersih. dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya kesehatan lainnya.
3) Apa tanda-tanda persalinan?
a) Ibu mengalami mulas-mulas yang timbulnya semakin sering dan semakin kuat.
b) Rahim terasa kencang bila diraba, terutama pada saat mulas.
c) Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
d) Keluar cairan ketuban yang berwama jemih kekuningan dari jalan lahir.
e) Merasa seperti mau buang air besar.
4) Bila ada salah satu tanda persalinan tersebut, yang harus dilakukan adalah:
a) Segera hubungi tenaga kesehatan (bidan/dokter)
b) Tetap tenang dan tidak bingung
c) Ketika merasa mulas bemapas panjang. mengambil napas melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut untuk mengurangi rasa sakit.
5) Apa tanda-tanda bahaya persalinan?
a) Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas.
b) Keluar darah dari jalan lahir sebelum melahirkan.
c) Tali pusat atau tangan/kaki bayi terlihat pada jalan lahir.
d) Tidak kuat mengejan
e) Mengalami kejang-kejang.
f) Air ketuban keluar dari jalan lahir sebelum terasa mulas.
g) Air ketuban keruh dan berbau.
h) Setelah bayi lahir. ari-ari tidak keluar.
i) Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat.
j) Keluar darah banyak setelah bayi lahir.
k) Bila ada tanda bahaya, ibu harus segera dibawa ke bidan/dokter
b. Memberi bayi ASI eksklusif
1) Apa itu bayi diberi ASI Eksklusif?
adalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan makanan atau minuman lain.
2) Apa itu ASI (Air Susu Ibu)?
ASI adalah makanan alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan baik Air Susu Ibu pertama berupa cairan ben¬ing berwama kekuningan (kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan terhadap penyakit.
3) Apa saja keunggulan ASI
a) Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan.
b) Mengandung zat kekebalan.
c) Melindungi bayi dari alergi.
d) Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan segar.
e) Tidak akan pemah basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan di mana saja.
f) Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pemapasan bayi.
4) Kapan dan bagaimana ASI diberikan?
a) Sebelum menyusui ibu harus yakin mampu menyusui bayinya dan mendaliat dukungan dari keluarga.
b) Bayi segera diteteki/disusui sesegera mungkin paling lambat 30 menit setelah melahirkan untuk merangsang agar ASI cepat keluar dan menghentikan pendarahan.
c) Teteki/susui bayi sesering mungkin sampai ASI keluar, setelah itu berikan ASI sesuai kebutuhan bayi, waktu dan lama menyusui tidak perlu dibatasi, dan berikan ASI dari kedua payudara secara bergantian.
d) Berikan hanya ASI saja hingga bayi berusia 6 bulan. Setelah bayi berusia 6 bulan, selain ASI diberikan pula Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dalam bentuk makanan lumat dan jumlah yang sesuai dengan perkembangan umur bayi.
e) Pemberian ASI tetap.dilanjutkan hingga bayi berusia 2 tahun.
5) Bagaimana cara menyusui yang benar?
a) Sebelum menyusui bayi, terlebih dahulu ibu mencuci kedua tangannya dengan menggunakan air bersih dan sabun sampai bersih.
b) Lalu bersihkan kedua puting susu dengan kapas yang telah direndam terlebih dahulu dengan air hangat.
c) Waktu menyusui bayi, sebaiknya ibu duduk atau berbaring dengan santai, pikiran ibu harus dalam keadaan tenang (tidak tegang).
d) Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala.
e) Upayakan badan bayi menghadap kepada badan ibu, rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu.
f) Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu.
g) Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam.
h) Bayi disusui secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu ke sebelah kanan sampai bayi merasa kenyang.
i) Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pi pi bayi dibersihkan dengan kapas yang telah direndam air hangat.
j) Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap bisa keluar dengan cara meletakkan bayi tegak lurus pada ibu dan perlahan-Iahan diusap belakangnya sampai bersendawa. Udara akan keluar dengan sendirinya.
6) Apa manfaat memberikan ASI?
a) Bagi Ibu:
(1) Menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi.
(2) Mengurangi pendarahan setelah persalinan.
(3) Mempercepat pemulihan kesehatan ibu.
(4) Menunda kehamilan berikutnya.
(5) Mengurangi risiko terkena kanker payudara.
(6) Lebih praktis karena ASllebih mudah diberikan pada setiap saat bayi membutuhkan.
b) Bagi bayi
(1) Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng
(2) Bayi tidak sering sakit
c) Bagi keluarga
(1) Praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula dan perlengkapannya.
(2) Tidak perlu waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula.
7) Bagaimana cara menjaga mutu dan jumlah produksi ASI?
a) Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, banyak makan sayuran dan buah-buahan.
b) Makan lebih banyak dari biasanya.
c) Banyak minum air putih paling sedikit 8 gelas sehari.
d) Cukup istirahat dengan tidur siang/berbaring selama 1-2 jam dan menjaga ketenangan pikiran.
e) Susui bayi sesering mungkin dari kedua payudara kiri dan kanan secara bergantian hingga bayi tenang dan puas.
8) Apa yang perlu diperhatikan untuk membantu keber¬hasilan pemberian ASI Eksklusif?
Dukungan suami, orang tua, ibu mertua, dan keluarga lainnya sangat diperlukan agar upaya pemberian ASI Eksklusif selama enam bulan bisa berhasil.
9) Apakah ibu yang bekerja bisa memberikan ASI Eksklusif?
Ibu yang bekerja tetap bisa memberikan ASI Eksklusif pada bayi, caranya:
a) Berikan ASI sebelum berangkat bekerja.
b) Selama bekerja, bayi tetap bisa diberi ASI dengan cara memerah ASI sebelum berangkat kerja dan ditampung di gelas yang bersih dan tertutup untuk diberikan kepada bayi di rumah.
c) Setelah pulang bekerja, bayi disusui kembali seperti biasa.
10) Bagaimana cara menyimpan ASI di rumah?
a) ASI yang disimpan di rumah di tempat yang sejuk akan tahan 6-8 jam.
b) ASI yang disimpan di dalam termos berisi es batu akan tahan 24 jam.
c) ASI yang disimpan di lemari es akan tahan 3 kali 24 jam.
d) ASI yang disimpan di freezer akan tahan selama 2 minggu.
11) Bagaimana cara memberikan ASI yang disimpan?
a) Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air bersih.
b) Apabila ASI diletakkan di ruangan yang sejuk, segera berikan sebelum masa simpan berakhir (8 jam).
c) Apabila ASI disimpan dalam termos atau lemari es, ASI yang disimpan dalam gelas bersih tertutup dihangatkan dengan cara direndam dalam mangkok berisi air hangat, kemudian ditunggu sampai ASI terasa hangat (tidak dingin).
d) ASI diberikan dengan sendok yang bersih, jangan pakai botol atau dot, karena botol dan dot lebih sulit dibersihkan dan menghindari terjadinya bingung puting susu pada bayi.
c. Menimbang bayi dan balita
1) Mengapa bayi dan balita perlu ditimbang setiap bulan?
Penimbangan bayi dan balita dimaksudkan untuk memantau pertumbu¬hannya setiap bulan.
2) Kapan dan dimana penimbangan bayi dan balita di lakukan?
Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap bulan mulai umur I bulan sampai 5 tahun di Posyandu.
3) Bagaimana mengetahui pertumbuhan dan perkembangan balita?
Setelah bayi dan balita ditimbang. catat hasil penimbangan di Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) atau Kartu Menuju Sehat (KMS) maka akan terlihat berat badannya naik atau tidak naik (Ii hat perkembangannya)
4) Apa manfaat penimbangan balita setiap bulan?
a) Untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat.
b) Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita.
c) Untuk mengetahui balita yang sakit, (demam/batuk/pilek/diare), berat badan dua bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat badannya BGM (Bawah Garis Merah) dan dicurigai Gizi buruk sehingga dapat segera dirujuk ke Puskesmas.
d) Untuk mengetahui kelengkapan Imunitasi.
e) Untuk mendapatkan penyuluhan gizi.
d. Menggunakan air bersih
1) Mengapa kita harus menggunakan air bersih?
Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum. memasak. mandi, berkumur, membersihkan lantai. mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian. dan sebagainya, agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar dari sakit.
2) Apa syarat-syarat air bersih itu?
Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui indera kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dicium dan diraba)
a) Air tidak berwama harus bening/jemih.
b) Air tidak keruh, harus be bas dari pasir. debu, lumpur, sampah, busa dan kotoran lainnya.
c) Air tidak be rasa, tidak berasa asin, tidak berasa asam, tidak payau, dan tidak pahit. harus bebas dari bahan kimia beracun.
d) Air tidak berbau seperti bau amis, anyir. busuk atau bau belerang.
3) Apa manfaat menggunakan air bersih?
a) Terhindar dari gangguan penyakit seperti diare, kolera. Disentri, thypus, kecacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan.
b) Setiap anggota keluarga terpelihara kebersihan dirinya.
4) Di mana dapat memperoleh sumber air bersih?
a) Mata air
b) Air sumur atau air sumur pompa
c) Air ledeng/perusahaan air minum
d) Air hujan
e) Air dalam kemasan
5) Bagaimana menjaga kebersihan sumber air bersih
a) Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah paling sedikit 10 meter.
b) Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemaran.
c) Sumur gali, sumur pompa, kran umum dan mata air harus dijaga bangunannya agar tidak rusak seperti lantai sumur tidak boleh retak. bibir sumur harus diplester dan sumur sebaiknya diberi penutup.
d) Harus dijaga kebersihannya seperti tidak ada genangan air di sekitar sumber air, tidak ada bercak-bercak kotoran, tidak berlumut pada lantai/dinding sumur. Ember/gayung pengambil air harus tetap bersih dan tidak diletakkan di lantai (ember/gayung digantung di tiang sumur).
6) Mengapa air bersih harus dima¬sak mendidih bila ingin dimi¬num
Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas kuman penyakit. Kuman penyakit dalam air mati pada suhu 100 derajat C (saat mendidih).
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
1) Mengapa harus mencuci tangan dengan benar menggunakan air bersih dan sabun?
a) Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab penyakit. Bila digunakan, kuman berpindah ke tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh, yang bisa menimbulkan penyakit.
b) Sabun dapat membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan.
2) Kapan saja harus mencuci tangan?
a) Setiap kali tangan kita kotor (setelah, memegang uang, memegang binatang. berkebun, dll).
b) Setelah buang air besar.
c) Setelah menceboki bayi atau anak.
d) Sebelum makan dan menyuapi anak.
e) Sebelum memegang makanan.
f) Sebelum menyusui bayi.
3) Manfaat mencuci tangan
a) Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan
b) Mencegah penularan penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typhus, kecacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pemapasan Akut (ISPA), flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
c) Tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
4) Bagaimana cara mencuci tangan yang benar?
a) Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun.
b) Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung tangan.
c) Setelah itu keringkan dengan lap bersih.
f. Menggunakan jamban sehat
1) Mengapa harus menggunakan jamban?
a) Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau.
b) Tidak mencemari sumber air yang ada disekitamya.
c) Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular penyakit diare, kolera disentri, thypus, kecacingan, penyakit saluran pencemaan, penyakit kulit, dan keracunan. .
2) Apa saja syarat jamban sehat?
a) Tidak mencemari sumber air minum Uarak antara sumber air minum dengan lubang penampungan minimal 10 meter)
b) Tidak berbau.
c) Kotoran tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus.
d) Tidak mencemari tanah disekitamya.
e) Mudah dibersihkan dan am an digunakan.
f) Dilengkapi dinding dan atap pelindung.
g) Penerangan dan ventilasi cukup.
h) ]Lantai kedap air dan luas ruangan memadai.
i) Tersedia air, sabun, dan alat pembersih.
3) Bagaimana cara memelihara jamban sehat?
a) Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak ada genangan air.
b) Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih.
c) Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat.
d) Tidak ada serangga, (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran.
e) Tersedia alat pembersih (sabun, sikat, dan air bersih).
f) Bila ada kerusakan, segera diperbaiki.
g. Memberantas jentik di rumah
1) Mengapa harus mem¬berantas Jentik di rumah?
Agar rumah bebas Jentik
2) Apa itu Rumah bebas jentik?
Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk.
3) Apa itu Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB)?
Adalah pemeriksaan tempat¬ tempat perkembangbiakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada di dalam rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan di luar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur setiap minggu.
4) Siapa yang melakukan Pemeriksaan Jentik Berkala?
a) Anggota rumah tangga
b) Kader
c) Juru Pemantau Jentik Oumantik)
d) T enaga pemeriksa jentik lainnya
5) Apa yang perlu dilakukan agar Rumah Bebas Jentik?
Lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3 M plus (Menguras, Menutup, Mengubur, plus Menghindari gigitan nyamuk).
a) PSN merupakan kegiatan memberantas telur. jentik, dan kepompong nyamuk penular berbagai penyakit seperti Demam Berdarah Dengue, Chikungunya, Malaria, Filariasis (Kaki Gajah) di tempat-tempat perkembangbiakannya.
b) 3 M Plus adalah tiga eara plus yang dilakukan pada saat PSN yaitu:
(1) Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, tatakan kulkas, tatakan pot kembang dan tempat air minum burung.
(2) Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak kontrol, lubang pohon, lekukan-Iekukan yang dapat meriampung air hujan.
(3) Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik yang dibuang sembarangan (bekas botol/gelas akua, plastik kresek,dll)
6) Plus Menghindari gigitan nyamuk, yaitu:
a) Menggunakan kelambu ketika tidur.
b) Memakai obat yang dapat meneegah gigitan nyamuk, misalnya obat nyamuk; bakar, semprot.
c) Oles/diusap ke kulit, dll
d) Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar
e) Mengupayakan peneahayaan dan ventilasi yang memadai.
f) Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak
g) Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat yang sulit dikuras misalnya di talang air atau di daerah sulit air
h) Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampung air, misalnya ikan eupang, ikan nila, dll
i) Menanam tumbuhan pengusir nyamuk misalnya, Zodia, Lavender, Rosemerry, dll
7) Apa manfaat Rumah Bebas Jentik?
a) Populasi nyamuk menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara nyamuk dapat dieegah atau dikurangi
b) Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Malaria, Chikungunya, atau Kaki Gajah.
c) Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
8) Bagaimana cara Pemeriksaan Jentik Berkala?
a) Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerjaa untuk memeriksa tempat yang sering menjadi tempat perkembangbiakan nyamukltempat penampungan air di dalam dan di luar rumah serta memberikan penyuluhan tentang PSN kepada anggota rumah tangga.
b) Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik.
c) Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut menyaksikan/melihat jentik. kemudian langsung dilanjutkan dengan PSN melalui 3 M atau 3 M plus
d) Memberikan penjelasan manfaat dan anjuran PSN kepada anggota rumah tangga
e) Mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah (kartu yang ditinggalkan di rumah) dan pada Formulir pelaporan ke Puskesmas.
h. Makan buah dan sayur setiap hari
1) Siapa yang diharapkan makan sayur dan buah?
Setiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari.
2) Mengapa kita harus makan sayur dan buah?
Makan sayur dan buah setiap hari sangat penting, karena mengandung vitamin dan mineral, yang mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, Mengandung serat yang tinggi.
3) Apa manfaat vitamin yang ada di dalam sayur dan buah?
a) Vitamin A untuk pemeliharaan kesehatan mata.
b) Vitamin D untuk kesehatan tulang.
c) Vitamin E untuk kesuburan dan awet muda.
d) Vitamin K untuk pembekuan darah.
e) Vitamin C meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
f) Vitamin B mencegah penyakit beri-beri.
g) Vitamin B 12 meningkatkan nafsu makan.
4) Apa manfaat serat yang ada di dalam sayur dan buah? Serat adalah makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang sangat berfungsi untuk memelihara usus. Serat tidak dapat dicema oleh pencemaan sehingga serat tidak menghasilkan tenaga dan dibuang melalui tinja. Serat tidak untuk mengenyangkan tetapi dapat menunda pengosongan lambung sehingga orang menjadi tidak cepat lapar.
5) Manfaat makanan berserat, yaitu:
a) Mencegah diabetes.
b) Melancarkan buang air besar.
c) Menurunkan berat badan.
d) Membantu proses pembersihan racun (detoksifikasi). . Membuat awet muda.
e) Mencegah kanker.
f) Memperindah kulit, rambut dan kuku.
g) Membantu mengatasi Anemia (kurang darah).
h) Membantu perkembangan bakteri yang baik dalam usus.
6) Berapa banyak sayur dan buah dalam sehari harus kita makan?
a) Sayur harus dimakan 2 porsi setiap hari, dengan ukuran satu porsi sama dengan satu mangkuk sayuran segar atau setengah mangkuk sayuran matang. Sebaiknya sayuran dimakan segar atau dikukus, karena jika direbus cenderung melarutkan vitamin dan mineral.
b) Buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari. Co ntohnya, setiap kali makan setengah mangkuk buah yang diiris, satu gelas jus atau satu buah jeruk. apel, jambu biji atau pisang. Makanlah berbagai macam buah karena akan memperkaya variasi zat gizi yang terkandung dalam buah.
7) Sayur dan buah seperti apa yang bagus kita makan?
a) Semua sayur bagus untuk dimakan, terutama sayuran yang berwarna (hijau tua, kuning dan oranye) seperti bayam, kangkung, daun katuk. wortel, kacang panjang, selada hijau atau daun singkong.
b) Semua buah bagus untuk dimakan, terutama yang berwama (merah, kuning) seperti mangga, pepaya, jeruk, jambu biji, atau apel lebih banyak kandungan vitamin dan mineral serta seratnya.
c) Pilihlah buah dan sayur yang bebas pestisida dan zat berbahaya lainnya. Biasanya ciri-ciri sayur dan buah yang baik ada sedikit lubang bekas dimakan ulat dan tetap segar.
8) Bagaimana mengolah sayur dan buah dengan tidak merusak atau mengurangi kandungan gizinya?
Konsumsi sayur dan buah yang tidak merusak kandungan gizinya adalah dengan. memakannya dalam keadaan mentah atau dikukus. Direbus den¬gan air akan melarutkan beberapa vitamin dan mineral yang terkandung dalam sayur dan buah tersebut. Pemanasan tinggi akan menguraikan beberapa vitamin.
i. Melakukan aktivitas fis1k setiap hari
1) Siapa yang diharapkan melakukan aktivitas fisik?
adalah anggota keluarga melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari.
2) Apa itu aktivitas fisik?
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, menial, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari.
3) Apa jenis aktivitas fisik yang dapat dilakukan?
a) Bisa berupa kegiatan sehari-hari yaitu: berjalan kaki, berkebun, kerja di taman, mencuci pakaian, mcncuci mobil, mengepel lantai, naik turun tangga, membawa belanjaan.
b) Bisa berupa olah raga, yaitu push up, lari ringan, bermain bola, berenang, senam, bermain tenis, yoga, fittness, angkat beban/berat.
4) Berapa lama seseorang perlu melakukan aktivitas fisik setiap hari?
a) Aktivitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30 menit dalam sehari sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-paru serta alat tubuh lainnya.
b) Jika lebih banyak waktu yang digunakan untuk beraktifitas fisik maka manfaat yang diperoleh juga lebih banyak.
c) Jika kegiatan ini dilakukan setiap hari secara teratur maka dalam waktu 3 bulan ke depan akan terasa hasilnya.
5) Bagaimana cara melakukan aktivitas yang benar?
a) Lakukan secara bertahap hingga mencapai 30 menit. Jika belum terbiasa dapat dimulai dengan beberapa menit setiap hari dan ditingkatkan secara bertahap.
b) Lakukan aktivitas fisik sebelum makan atau 2 jam sesudah makan.
c) Awali aktivitas fisik dengan pemanasan dan peregangan.
d) Lakukan gerakan ringan dan secara perlahan ditingkatkan sampai sedang.
e) Jika sudah terbiasa dengan aktivitas tersebut, lakukan secara rutin paling sedikit 30 menit setiap hari.
6) Apa keuntungan melakukan aktivitas fisik secara teratur ?
a) Terhindar dari Penyakit Jantung. Stroke. Osteoporosis. Kanker. Tekanan Darah Tinggi, Kencing Manis, dll
b) Berat badan terkendali
c) Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat
d) Bentuk tubuh menjadi bagus
e) Lebih pjrcaya diri
f) Lebih bertenaga dan bugar
g) Secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik
7) Beberapa tips dalam beraktivitas fisik:
a) Jalan cepat: Perlu sepatu yang cukup enak dipakai agar kaki nyaman dan sehat apalagi untuk berjalan ke kantor atau naik tangga.
b) Renang, lakukan bercnang scccpat mungkin dengan napas yang dalam.
c) Senam atau peregangan sangat baik bagi otot-otot dan sendi-sendi yang kaku, juga melenturkan otot serta melancarkan peredaran darah.
j. Tidak merokok di dalam rumah
1) Siapa yang diharapkan tidak merokok didalam rumah?
Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok dirumah.
2) Mengapa harus tidak merokok
Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan sekitar 4000 bahan kimia berbahaya diantaranya yang paling berbahaya adalah nikotin, tar, dan carbonmonoksida.
3) Apa itu dengan perokok aktif dan perokok pasif?
Perokok aktif adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun walaupun itu Cuma 1 batang dalam sehari. Atau orang yang menghisap rokok walau tidak rutin sekalipun atau hanya sekedar coba-coba dan cara menghisap rokok Cuma sekedar menghisap asap walaupun tidak diisap masuk ke dalam paru-paru.
4) Apa bahaya perokok aktif dan perokok pasif?
Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi menghirup asap rokok orang lain atau orang yang berada dalam satu ruangan tertutup dengan orang yang sedang merokok.
BAB III
MATERI DAN METODA PEMECAHAN MASALAH
A. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi - tingginya guna tercapainya suatu negara yang kuat. Negara yang kuat adalah negara yang memiliki ketahanan bangsa yang tangguh dengan tujuan utamanya mewujutkan rakyat yang sehat secara fisik, mental dan sosial serta memiliki produktifitas yang tinggi.
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment).
Menurut notoatmodjo (2003) bahwa penyuluhan dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang masalah kesehatan yang sedang dihadapinya.
B. KHALAYAK SASARAN ANTARA YANG STRATEGIS
Khalayak sasaran antara lain adalah para ibu – ibu usia 50 tahun ke atas.
C. KETERKAITAN
1. Institusi Pendidikan
Khususnya bagi dosen, dapat melakukan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga.
2. Dinas Kesehatan
Sebagai media penyampai informasi bagi pemberi layanan kesehatan tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga.
D. METODE KEGIATAN
Metode kegiatan yang ditempuh berupa penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga.
Media yang digunakan dalam hal ini adalah LCD dan power point materi tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga.
Materi penyuluhan disajikan dalam bentuk lisan dan tulisan pada saat pelaksanaanya sesuai dengan jadwal yang ada. Untuk lebih memperjelas penyuluhan tersebut akan dipergunakan media seperti tersebut diatas.
K. JADWAL KEGIATAN
7 Maret 2010
L. BIAYA
No Kegiatan Perincian Total
1 Konsumsi Rp 5.000, x 80 Rp 400.000,-
2 Hr. Pembicara Rp 100.000 x 2 Rp 200.000,-
3 Hr Pelaksana Rp 50.000 x 4 Rp 200.000,-
4 Dokumentasi - Rp 50.000,-
5 Laporan Rp 85.000 Rp 75.000,-
6 Transport Rp 50.000,- Rp 50.000,-
7 Sopir Rp 20.000,- Rp 25.000,-
Rp 1.000.000,-
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Pengabdian masyarakat dengan judul Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Rumah Tangga Sebagai Upaya Awal Untuk Mewujudkan Rumah Tangga Sehat telah dilaksanakan sebagai berikut :
Hari : Rabu
Tanggal : 07 April 2010
Tempat : Prancak Glondong
Pukul : 10.00 s/d 12.00 WIB
Peserta : Posyandu Lansia
Kegiatan ini dihadiri oleh 31 lansia di pancak glondong. Tanggapan posyandu lansia terhadap kegiatan ini baik sekali karena mereka merasa terbantu dengan adanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini.
Pengabdian masyarakat dengan judul Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Rumah Tangga Sebagai Upaya Awal Untuk Mewujudkan Rumah Tangga Sehat telah dilaksanakan sebagai berikut Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan pada lansia yang dilanjutkan dengan tanya jawab.
Para lansia sangat antusias sekali dengan kegiatan ini. Selain itu tim pengabdi memfasilitasi sarana dengan paket materi PHBS sehingga para peserta bisa lebih memahami serta menerapkan tentang PHBS dirumah.
B. PEMBAHASAN
Kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Rumah Tangga Sebagai Upaya Awal Untuk Mewujudkan Rumah Tangga Sehat telah dilaksanakan di posyandu lansia prancak glondong sewon bantul yogyakarta.
Merubah perilaku adalah sesuatu hal yang tidak mudah karena memerlukan waktu yang tidak sebentar. Perubahan perilaku sebaiknya dilakukan sedini mungkin sehingga bisa terwujud rumah tangga yang sehat.
Dengan adanya kegiatan penyuluhan ini sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk memasyarakatkan perilaku hidup sehat karena untuk membuat sesuatu yang besar memang harus dimulai dari hal-hal yang kecil.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Phbs) Rumah Tangga Sebagai Upaya Awal Untuk Mewujudkan Rumah Tangga Sehat telah dilaksanakan di posyandu lansia prancak glondong sewon bantul yogyakarta.
Dengan adanya kegiatan penyuluhan ini sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk memasyarakatkan perilaku hidup sehat karena untuk membuat sesuatu yang besar memang harus dimulai dari hal-hal yang kecil.
B. SARAN
1. Teoritis
Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan tentang PHBS.
2. Praktis
Dapat dijadikan sumber informasi bagi pemberi layanan kesehatan untuk dapat meningkatkan langkah dan strategi dalam menerapkan PHBS.
Menerapkan Therapi (Sentuhan) Pijat Bayi Dengan Benar Sebagai Langkah Awal Untuk Menstimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi
MENERAPKAN THERAPI (SENTUHAN) PIJAT BAYI DENGAN BENAR SEBAGAI LANGKAH AWAL UNTUK MENSTIMULASI PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN BAYI
LAPORAN PENGABDIAN
Oleh :
ENY RETNA AMBARWATI
AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA
2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. ANALISIS SITUASI
Setiap orang tua tentunya mengharapkan agar anaknya selalu dalam keadaan sehat tanpa cacat maupun kelemahan. Anak sehat mengandung arti bahwa anak tesebut pertumbuhan dan perkembangannya optimal. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua peristiwa yang berbeda tetapi berlangsung sama, saling berkaitan sehingga sulit dipisahkan (Yusuf, 2007).
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia sebaiknya direncanakan sejak awal kehidupan seseorang dan berlanjut pada masa usia balita. Pada masa itu sangat penting untuk meletakkan dasar-dasar pertumbuhan dan perkembangan anak. Menghasilkan suatu generasi yang dapat tumbuh dan berkembang secara baik perlu diupayakan melalui berbagai cara agar mendukung perkembangan sehat dan dapat tercapai perkembangan secara sempurna (Lastariwati, 1998).
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak melalui fase-fase yang terinci mulai dari saat lahir. Banyak faktor yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Salah satu faktor adalah kondisi yang optimal pada saat masa bayi. Kondisi optimal pada masa bayi tidak lepas dari faktor fisik, psikis dan lingkungan dari si bayi, selain usaha yang positif untuk memperoleh kondisi optimal pada masa bayi tersebut.
Mendampingi anak dalam proses tumbuh kembang merupakan suatu hal yang sangat penting, akan tetapi banyak orang tua beranggapan bahwa mendampingi anak merupakan suatu hal yang mudah, tidak perlu di pelajari dan dipersiapkan. Mereka beranggapan tumbuh kembang anak akan berjalan begitu saja sehingga orang tua lebih bersikap acuh tak acuh dan mereka lebih memfokuskan pada kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan pemerintah Indonesia kesulitan menghadapi sejumlah persoalan krisis yang menyebabkan kurangnya perhatian terhadap keluarga dan anak-anak.
Menurut Nursalam (2005) anak yang mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibanding dengan anak yang kurang mendapat stimulasi. Akan tetapi stimulasi yang berlebihan dan tidak sesuai saat pemberiannya merupakan suatu hal yang terbuang percuma dan sia-sia belaka, sehingga pemberian stimulasi harus menyesuaikan dengan kebutuhan anak.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan adalah dengan therapi pijat bayi. Therapi pijat bayi atau sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan yang aman pada bayi.
Sebuah penelitian di Australia (tahun 1992) pada ayah dan bayi dengan dampak melakukan pijat bayi. Kelompok pertama ditunjukkan cara memijat bayi yang berusia 4 minggu dan diminta untuk tetap melanjutkan pijatnya sampai penelitian selesai. Sebagai pembanding kelompok ayah yang tidak memijat bayinya juga dimonitor. Ditemukan hasilnya sampai bayi berusia 12 minggu, bayi yang rajin dipijat menyambut ayah mereka dengan kotak mata, senyuman, suara dan sentuhan dibandingkan dengan bayi yang tidak dipijat oleh ayahnya. Para ayah menunjukkan hal luar biasa dari hari ke hari dengan terlihat bersama bayinya. Pijat membuat para ayah dan bayinya menikmati kontak kulit dengan kulit, dimana terjadi dengan para ibu saat menyusui. Melalui pijat bayi para ayah menjadi lebih memahami naluri anaknya dan menjadikannya lebih percaya diri tentang bagaimana menangani anak-anak mereka.
Menurut dr. Utami Roesli, Sp.A., M.B.A. menyebutkan, terapi sentuhan (pijat) bisa memberikan efek positif secara fisik, antara lain kenaikan berat badan bayi dan peningkatan produksi air susu ibu (ASI). Hal itu sudah dibuktikan oleh penelitian T. Field & Scafidi dari Universitas Miami, AS, yang menunjukkan bahwa 20 bayi prematur mengalami kenaikan berat badan 20 - 47% per hari setelah dipijat 3 x 15 menit selama 10 hari. Bayi cukup bulan usia 1 - 3 bulan yang dipijat 15 menit dua kali seminggu selama enam minggu mengalami kenaikan berat badan lebih tinggi dari kelompok bayi yang tidak dipijat.
Bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus-nya (saraf otak ke-10). Ini membuat kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin naik sehingga penyerapan terhadap sari makanan pun menjadi lebih baik. Penyerapan makanan yang lebih baik akan menyebabkan si kecil cepat lapar dan karena itu lebih sering menyusu. Akibatnya, produksi ASI akan lebih banyak. Melalui pijatan juga berguna membantu menumbuhkan hubungan emosional antara orang tua dan bayi. Teknik pijatan terhadap bayi ini sudah sejak dahulu dipraktekkan oleh nenek moyang kita. Dengan dilakukannya beberapa penelitian dr. Utami Roesli, Sp.A., M.B.A, tehnik pijatan ini dikemas dalam bentuk yang lebih profesional sehingga bisa dilakukan oleh setiap ibu dirumah secara benar untuk dapat membantu anaknya dalam menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan.
B. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
Bagaimana menerapkan Therapi Sentuhan (Pijat) Bayi Dengan Benar Sebagai Upaya Awal Untuk Menstimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan.
C. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan Therapi Sentuhan (Pijat) Bayi Dengan Benar Sebagai Upaya Awal Untuk Menstimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan therapi sentuhan (pijat) bayi dengan benar.
b. Mampu memberikan stimulasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan.
D. MANFAAT KEGIATAN
1. Teoritis
Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan tentang therapi sentuhan (pijat) pada bayi.
2. Praktis
Dapat dijadikan sumber informasi bagi pemberi layanan kesehatan untuk dapat meningkatkan langkah dan strategi dalam penerapan therapi sentuhan (pijat) pada bayi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. THERAPI SENTUHAN (PIJAT) BAYI
1. Manfaat
a. Bagi bayi
1) Rasa aman.
Kontak fisik secara positif antara orang tua dan anaknya, membuat anak merasa berharga dan dicintai.
2) Kesehatan umum.
Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang disentuh dengan penuh kasih sayang jarang sekali menangis dan sakit, daripada yang tidak disentuh. Pijat memperbaiki sirkulasi dan menambah system kekebalan, juga meningkatkan aliran cairan getah bening keseluruh tubuh untuk membersihkan zat yang berbahaya dalam tubuh. Pijat juga mengatasi rasa sakit dan beberapa gejala penyakit, serta meningkatkan relaksasi dan menenangkan bayi yang menangis.
3) Pertumbuhan fisik.
Pijat meningkatkan kesadaran fisik, kekuatan otot-otot dan membuat persendian lebih lentur. Khususnya sangat bermanfaat untuk para bayi premature.
4) Kemampuan bersosialisasi
Menyentuh bayi mengajarkannya berkomunikasi. Pijat membantu menciptakan komunikasi nonverbal, yang memberikan kemampuan bersosialisasi.
b. Bagi orang tua
1) Relaksasi.
Ketika orang tua memijat bayi, orang tua focus padanya. Para orang tua menceritakan bahwa interaksi ini menyenangkan dan rileks.
2) Mengembangkan kepekaan.
Karena bayi tidak dapat mengatakan apakah ia menyukai usapan atau kurang nyaman, orang tua harus melihat reaksinya dan mengartikannya.
3) Membangun percaya diri.
Para orang tua menjadi lebih sensitive dan percaya diri. Kontak fisik melalui sebuah pijatan akan membuatnya nyaman dalam menangani bayinya.
4) Jalinan orang tua – anak.
Komunikasi non verbal yang orang tua lakukan pada bayi melalui pijatan dapat berlanjut hingga dimasa datang. Pijat juga menjadi saat rutin antara orang tua dan bayi.
2. Persiapan
Persiapan yang penting sebelum memijat bayi:
a. Tangan bersih dan hangat.
b. Kuku dan perhiasan jangan sampai menggores kulit bayi.
c. Ruangan pemijatan diupayakan tidak pengap.
d. Upayakan bayi sudah selesai makan/tidak sedang lapar.
e. Perlu waktu sekitar 15 menit untuk melakukan seluruh tahapan pemijatan.
f. Duduklah dalam posisi yang nyaman.
g. Baringkan bayi di atas permukaan kain yang rata.
h. Siapkanlah handuk, popok, baju ganti dan baby oil.
i. Mintalah izin kepada bayi sebelum melakukan pemijatan.
3. Prosedur
NO LANGKAH
Bagian depan tubuh bayi
Setelah ruangan dihangatkan dan minyak serta handuk disiapkan, lepaskan baju serta popok bayi. Baringkan bayi dengan kedua kakinya dekat dengan orang tua dan bersiap untuk memulai pijat bagian depan. Celupkan jari anda kedalam minyak, kemudian gosokkan kedua tangan anda bersama agar hangat. Setiap sesi pemijatan dimulai dengan menandai bagian tubuh mana yang akan dipijat. Perhatikan matanya, senyumnya, ajaklah berbicara.
1. Lengan dan tangan
a. Usapkan sejajar di bagian dada.
1) Letakkan telapak tangan anda dibagian perutnya dengan jari-jari menunjuk ke atas.
2) Urutkan kedua tangan ke bagian atas dada terus ke bahu.
3) Putarlah jari-jari anda diatas bahu dan usap ke arah luar memegangan bagian atas lengan.
b. Usapan sepanjang tangan
1) Usap lengan dan tangan, kemudian tariklah jari-jarinya. Pastikan kedua tangan anda bekerja bersamaan.
2) Terkadang bayi tidak dapat meregangkan tangannya. Ketika ototnya rileks anda dapat menambahkan tekanan usapan untuk menguatkan lengannya.
3) Lakukan langkah 1 dan 2 sebanyak tiga sampai empat kali atau sampai tangannya lurus sebentar.
c. Melenturkan tangan
1) Buatlah lingkaran dengan jari telunjuk dan ibu jari anda memutar de lengan kanan bayi anda.
2) Pada bayi yang lebih tua, letakkan tangan anda pada bagian atas tangannya dan genggam seluruhnya.
3) Tekan lembut dengan arah berlawanan.
4) Pergunakan minyak secukupnya agar memudahkan jari atau tangan anda bergerak lembut diseluruh tangannya.
5) Lakukan gerakkan ini dan tariklah dengan lembut pada waktu bersamaan. Berhenti pada pergelangan dan tariklah tangannya dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri anda. Kemudian pindahlah kebagian kiri tangannya.
6) Lakukan langkah ini 2 kali pada setiap lengan
d. Pegang telapak tangan bayi anda menghadap keatas, usap telapak tangannya dari bagian dasar terus ke jari-jari dengan ibu jari anda secara bergantian. Lakukan hal ini sekali lagi kemudian ulangi pada tangan satunya.
Cara alternatif :
Jika sulit membuka tangan bayi, anda dapat memegang pergelangan tangannya dan jari-jari yang lain di bawah telapak tangannya. Tekan ibu jari telunjuk anda bersamaan dan bergerak menuju jari.
e. Menarik jari-jari
Peganglah pergelangan tangan bayi dengan telapak tangan menghadap keatas. Anda dapat meletakkan ibu jari dan telunjuk secara bebas di bagian dasar jari-jarinya. Tariklah jarinya sampai keujung kuku dan remas dengan lembut. Tarik lembut jari satu kali dan ulangi pada tangan yang lainnya.
2. Dada
Bergerak melingkar puting susu
Letakkan dua jari pertama setiap tangan anda di bagian tengah dadanya, yakni antara putingnya. Gerakkan kedua jari kearah atas dada dan keluar puting, memutari puting kemudian kembali lagi ke posisi semula. Lakukan beberapa kali.
3. Perut
a. Usapan ke bawah perut
Letakkan salah satu tangan anda secara horizontal di perut, tepat di bawah dada dan usap lembut ke bawah dasar perut. Ketika tangan yang satunya tidak bersentuhan dengan tubuh bayi anda, maka segera letakkan satu tangan lainnya di atas perut sebagaimana sebelumnya dan usaplah ke arah bawah. Ulangi gerakkan ini beberapa kali, dengan posisi satu tangan yang lainnya selalu bersentuhan dengan badan bayi.
b. Putaran kecil ke sekitar pusar
Letakkan dua jari pertama tangan anda di sebelah pusar. Tekan dengan lembut dan bergeraklah melingkar. Kurangi tekanan, dan usapkan jari-jari anda di sekitar pusar dengan ringan dan ulangi, sesuai arah jarum jam. Perlahan bergerak seperti spiral sampai pinggul sebelah kanan.
c. Lingkaran besar sekitar perut
Mulailah di pinggul kanan bagian dalam bayi, gerakkan jari-jari anda ke atas sampai bagian rusuk sebelah kanan kemudian ke titik yang sama di pinggul kiri bagian dalam. Selanjutnya usapkan ke bagian bawah perut dan kembali ke pinggul sebelah kanan, ulangi beberapa kali.
4. Kaki dan Telapak
a. Usapan bagian atas kaki
Peganglah pergelangan kaki bayi dengan satu tangan, letakkan tangan yang lain sejajar dengan bagian atas pahanya, dengan jari-jari Anda kebagian dalam. Putar tangan Anda ke arah luar, dan jari-jari ke bagian betis. Dengan demikian Anda memegang pahanya dengan ibu jari di bagian atas dan jari-jari di bawah.
b. Usapan pada bagian bawah kaki
Pijat bagian luar kaki sampai pergelangan kaki. Tahan dan letakkan tangan Anda yang bebas ke posisi awal dan jari-jari menghadap ke bagian luar. Putarlah pergelangan tangan Anda ke dalam dan pijat bagian dalam betis dengan cara yang sama. Ulangi langkah 1 dan 2 beberapa kali pada setiap kaki.
c. Putaran kaki
Letakkan kedua tangan bersisian di betis bayi dan remaslah seluruhnya. Gunakanlah sedikit penekanan, putar lembut tangan dengan arah berlawanan. Bergeraklah ke bagian bawah betis, dan tariklah lembut bersamaan. Berhentilah pada pergelangan kaki dan tariklah kakinya menggunakan ibu jari dan jari telunjuk Anda. Ulangi dua kaki untuk setiap kaki.
d. Putaran pada bagian telapak kaki
Peganglah pergelangan kaki bayi Anda dengan satu tangan, dengan lutut ditekuk dan jari-jari kaki menghadap ke bagian atas. Letakkan ibu jari Anda yang lain di bagian tengah telapak kakinya, dekat tumit. Tekan pelan dan buatlah gerakkan melingkar. Ulangi usapan dari bagian tengah-tengah kaki sampai ke dasar jari kaki. Lakukan dua kali untuk setiap kaki.
e. Putaran ujung kaki
Lanjutkan memegang kaki bayi dengan salah satu tangan Anda, lutut ditekuk dan jari kaki menghadap ke atas. Letakkan ibu jari Anda di telapak kakinya tepat dibawah jari kelingking, dan jari telunjuk Anda di atas kakinya. Pijatlah dan buatlah gerakkan kecil memutar pada waktu bersamaan. Teruskan gerakan ini sampai ke tumitnya, kemudian lakukan usapan yang sama di sisi lainnya. Lakukan dua kali untuk setiap kaki.
f. Usapan pada urat Achilles
Peganglah betis bayi dengan salah satu tangan Anda, dengan lutut di tekuk. Letakkan ibu jari dan jari telunjuk tangan Anda pada kedua sisi tulang pergelangan kakinya. Usap menuju tumitnya, pijatlah dengan lembut. Lakukan sebanyak empat kali dan ulangi untuk kaki yang satunya.
g. Pijatan bagian atas kaki
Peganglah pergelangan kaki dengan salah satu tangan Anda, pastikan lututnya ditekuk. Letakkan ibu jari anda dibagian atas kakinya dekat pergelangan, dan jari telunjuk Anda di bagian bawah kakinya. Tekan perlahan, tariklah kakinya dan lepaskan di bagian jarinya.
h. Menarik jari-jari kakinya
Peganglah pergelangan kaki bayi Anda dengan salah satu tangan. Gunakan ibu jari dan jari telunjuk tangan Anda lainnya untuk memijat jarinya. Tarik seluruh jarinya sampai ujung kukunya. Lakukan pada setiap jari-jarinya, dan pada kaki yang satunya.
5. Usapan akhir tubuh bagian depan
Usaplah seluruh tubuhnya.
Letakkan tangan kanan Anda di bahu sebelah kanannya. Gunakanlah seluruh tangan Anda, usaplah secara diagonal bagian dada dan perut bayi Anda sampai bagian kiri pinggulnya. Lanjutkan usapan ke bawah kaki kiri hingga pergelangan kaki. Jangan lepaskan pegangan kaki sampai Anda letakkan tangan kiri ke bahu kirinya. Sekarang lakukan usapan dengan arah berlawanan secara diagonal ke bawah sampai pergelangan kaki kanan. Lakukan dua kali.
Bagian belakang tubuh bayi
Pada pijat bayi ini, posisi bayi Anda berbaring pada perutnya dengan kakinya dekat pada Anda. Jika dia biasa tidur pada punggung atau menyamping, dia tidak suka berbaring pada perutnya, tapi coba dan dorong dia dimana dapat membantu perkembangan motorik kasarnya. Memijat punggungnya menjadi cara menyenangkan yang mengakrabkan dia dengan posisi ini. Awalnya, dia hanya bertoleransi dengan peregangan sesaat di atas perutnya, jadi lakukan secara rutin sebanyak yang diijinkannya dan tingkatkan perlahan. Meskipun dia tidak bisa menatap Anda, bicara padanya dan buat suara untuk menenangkannya selagi Anda pijat.
6. Punggung
a. Pijat meluncur ke bawah di punggung
Taruh satu tangan secara horizontal di bagian atas punggung bayi Anda, tepat di bawah lehernya, dan pijat menuju Anda. Angkat tangan Anda saat mencapai pantatnya, tapi sebelumnya, taruh tangan Anda yang lain di posisi awal. Pijat ke bawah seperti sebelumnya. Ulangi pijatan itu beberapa kali.
b. Memijat bahu
Taruh satu tangan disetiap sisi bahu dan pijat sepanjang bahu menuju lengan, gunakan seluruh permukaan tangan Anda. Ulangi beberapa kali. Bayi dan orang tua kadang memiliki pusat ketegangan yang sama, jadi jika bahu dan leher Anda cenderung tegang, lakukan pijatan ini pada bayi Anda.
c. Lingkaran kecil ke bawah di tulang belakang
Letakkan ibu jari Anda di samping tulang belakang bayi Anda, tepat di bawah leher. Buat gerakkan melingkar kecil dengan ibu jari sambil bergerak turun di punggung menuju pantatnya. Yakinkan ibu jari Anda di setiap sisi tulang punggung, dan tidak di atas tulang punggung.
d. Menarik sisi tubuh
Taruh tangan Anda secara horizontal melintang di punggung. Silangkan lengan Anda dan luncurkan tangan kanan Anda ke sisi kirinya dan tangan kiri Anda ke sisi kanannya. Bawa tangan Anda kembali ke posisi awal secara simultan, tarik daging di sisi torsonya pelan menuju tulang punggungnya dengan jari-jari Anda. Buat gerakkan horizontal ini beberapa kali, sambil gerakkan tangan Anda ke atas dan ke bawah punggungnya, sehingga Anda dapat memijat pinggir sepanjang torosnya.
e. Usapan besar menyilang punggung dan bahu
Taruh tangan Anda berdampingan di punggung bayi, dengan tangan kanan dekat dengan kepalanya. Tangan kiri tepat di tempatnya, gerakkan tangan kanan Anda ke bagian kanan bayi Anda, kemudian secara diagonal ke atas dan melalui bahu kiri. Kemudian luncurkan tangan ke pinggul kanannya. Kini gerakkan tangan kiri menuju bagian kirinya kemudian secara diagonal menuju ke atas dan melewati bahu kanannya dan turunkan ke pinggul kiri. Letakkan tangan Anda di posisi awal dan mulai mengusap beberapa kali.
f. Memijat bagian dasar tulang punggung
Letakkan tepi bawah tangan di lekukan tepat di atas pantat bayi, di dasar tulang punggungnya. Putar searah jarum jam dan tekan lembut beberapa kali.
7. Pantat
Letakkan bagian bawah dari setiap bagian pantat. Putarkan tangan Anda secara simultan beberapa kali, tangan kanan searah jarum jam, tangan kiri berlawanan arah jarum jam. Gerakkan tangan Anda sedikit sekitar pantat saat Anda memutar.
8. Kaki
Pijat meluncur turun kaki
Setelah Anda selesai menggosok pantat, gerakkan satu tangan turun ke kaki menuju mata kaki dalam usapan yang tegas, menyapu. Saat anda mencapai mata kaki, mulai mengusap mata kaki lain menggunakan tangan Anda yang lain. Satu tangan sebaiknya selalu menyentuh bayi Anda. Ulangi beberapa kali.
9. Usapan akhir tubuh bagian belakang
Usapan meluncur ke bawah tubuh
Taruh tangan kiri pada bahu bayi sebelah kanan, usap secara diagonal ke bawah punggung, melewati pantat sebelah kiri, dan turun dari kaki kiri ke ujung kaki. Saat Anda mencapai ujung kaki, taruh tangan kanan di bahu kiri bayi dan usap secara diagonal turun dari tubuh ke ujung kaki kanan. Ulangi dua kaki, tanpa kehilangan kontak sentuhan dengan bayi.
Kepala dan wajah
Awalnya bayi cenderung menolak pijatan pada kepala dan wajah, khususnya selama minggu-minggu pertama kelahiran, dan bila proses kelahirannya memakan waktu lama dan menimbulkan trauma. Bila bayi tampak senang atau menangis, letakkan kedua tangan di atas kepala untuk menenangkannya, kemudian pijat bagian tubuhnya yang lain. Saat bayi telah terbiasa dengan pijatan ini, mereka cenderung sangat menikmati, bahkan saat mereka beranjak besar.
10. Kepala
a. Mengusap kepala
Telungkupkan kedua tangan Anda mengelilingi kepala bayi dengan jari telunjuk pada tepi rambutnya. Gerakkan tangan Anda secara simultan, usap ke belakang melampaui puncak kepalanya hingga mencapai bagian bawah tengkorak kepalanya.
b. Memijat rahang
Buka tangan Anda dan letakkan pada kedua sisi wajahnya. Usapkan sepanjang garis rahangnya dengan jemari Anda hingga bertemu di bagian dagu. Ulangi langkah 1 dan 2 sampai beberapa kali.
11. Wajah
a. Meregangkan dahi
Letakkan kedua ibu jari Anda di tengah dahi bayi Anda, tepat di bawah garis rambut. Usapkan masing-masing ibu jari ke arah luar secara lurus hingga ke tepi wajah. Terus ulangi ke bawah dahi, seakan Anda sedang menggambar rangkaian garis lurus dengan ke dua ibu jari Anda.
b. Memijat pelipis
Pada sentuhan akhir melintas dahi, letakkan kedua ibu jari Anda di bagian tengah, tepat di atas alis, dan luncurkan masing-masing ibu jari ke arah palipis bayi Anda perlahan, namun kuat. Sekarang buatlah beberapa gerakkan kecil melingkar pada pelipis
c. Memijat tulang pipi atas
Letakkan kedua ibu jari Anda di tepi hidungnya. Dalam satu usapan ringan, gerakkan masing-masing ibu jari secara simultan ke bawah dan luar, sepanjang bagian atas tulang pipi ke samping wajah.
d. Mengusap tulang pipi bawah
Letakkan ibu jari anda di tepi hidungnya lagi, lalu perlahan turun dari posisi ini buat gerakkan menyapu tunggal dengan setiap ibu jari di sepanjang tulang pipi bagian bawah dan ke luar ke sisi wajahnya.
e. Putaran di bagian atas garis
Letakkan ibu jari Anda bersebelahan pada lekukan di bagian atas bibir Anda. Tekan lembut, buat gerakkan berputarkecil dengan ibu jari. Luncurkan setiap ibu jari keluar sedikit dan ulangi. Lakukan ini sepanjang garis rahang bagian atas dan keluar ke arah telinga.
f. Putaran di bagian bawah garis rahang
Letakkan ibu jari Anda bersebelahan sedikit di bawah pertengahan bibir bawahnya. Gunakan tekanan lembut, buat putaran dengan setiap ibu jari, kemudian luncurkan sedikit ke arah luar dan ulangi. Lakukan ini sepanjang garis rahang bawahnya, lagi mengarah ke telinga
g. Memencet teling
Pegang bagian luar telinga bagian atas dengan jari telunjuk dan ibu jari. Dari posisi ini, buat gerakkan memutar ke bawah ke ujung luar cuping telinga.
h. Memencet dagu
Dimulai ditengah dagu, pegang daging di tengah dagi dengan ibu jari dan telunjuk, tekan lembut. Ulangi sepanjang garis rahang bawah ke telinga, kemudian di sisi lain dagu. Alternatifnya, pijat lembut kedua sisi dagunya bergantian menggunakan dua tangan.
i. Membelai kepala
Ulangi langkah pijat kepala untuk mengakhiri pijat kepala dan wajah
Peregangan
Setelah pemijatan utama di dada, punggung, kepala dan wajah kemudian diteruskan dengan peregangan. Kini otot bayi jadi hangat dan rileks. Peregangan mengembangkan fleksibilitasnya secara rutin.
12. Peregangan lengan
a. Meregangkan kedua lengan
Pegang bagian belakang pergelangan tangan dengan jemari Anda dan letakkan ibu jari Anda pada telapak tangan bayi atau di bagian dalam pergelangan tangannya. Rentangkan kedua lengannya ke arah samping, sejajar dengan bahu dan posisi tubuh tegak. Terik perlahan untuk meneruskan kedua lengan. Pegang selama beberapa detik.
b. silangkan kedua lengan
silangkan kedua lengan bayi Anda di atas dadanya, silangkan kedua lengan Anda sendiri untuk melakukannya. Pegang posisi ini beberapa detik. Ulangi langkah 1 dan 2 beberapa kali.
c. Memutar lengan ke atas
Rentangkan lengan ke samping seperti langkah 1. lengan bagian atas (bahu hingga siku) tetap di posisinya, naikkan kedua tangan ke kepala, sehingga kedua lengan bertumpu pada siku. Lengan bawah harus bersudut siku-siku dengan lengan atas. Pastika kedua lengan menempel pada handuk.
d. Memutar lengan ke bawah
Tanpa mengubah posisi lengan atas, angkat lengan bawah ke udara sehingga kedua pergelangan tangan berada tepat di atas siku, kemudian tarik kedua pergelangan ke arah Anda hingga menyentuh handuk. Lengan bawah harus sejajar dengan pinggang dan telapak tangan menempel diatas handuk.
13. Peregangan kaki
Menyilangkan kaki
Pegang kedua pergelangan kaki Anda, satu di masing-masing tangan. Silangkan pada bagian bawah kaki. Kemudian genggam tempat dimana keduanya bersilang dengan satu tangan dan angkat kedua lututnya ke arah perut, dekatkan jari kakinya ke paha. Dengan gerakkan agak menyentak tekan perlahan kedua kaki, istirahatkan di dekat perut. Setelah beberapa kali sentakkan, silangkan kedua kaki bergantian dan ulangi.
14. Peregangan lengan dan kaki
a. Peregangan anggota tubuh
Pegang pergelangan tangan kanan bayi dengan tangan kiri Anda, dan pergelangan kaki kirinya dengan tangan Anda. Tarik lengan dan kaki, keduanya menjauhi tubuh perlahan agak membentuk sudut, sehingga lengan dan kaki membentuk garis diagonal pada tiap ujung tubuh.
b. Melipat anggota badan-kaki hingga pinggul
Bawa kaki kiri hingga ke pinggul kanan (didahului dengan tumit), dan tangan kanan ke arah pinggul kiri, hanya sampai ke batas paha. Pastikan lutut menekuk. Pegang hingga beberapa detik.
c. Pegangan anggota tubuh
Ulangi langkah 1, tarik tangan dan pergelangan kaki kiri si bayi secara lembut. Lagi, pegang posisi ini untuk beberapa saat, lalu lanjutkan langkah berikutnya.
d. Melipat anggota tubuh-kaki ke pundak
Bawa lengan kanan bayi lurus ke arah pinggul kanan, dan angkat kaki kirinya ke arah pundak kanan, juga di dahului dengan tumit. Apabila kaki bayi tidak dapat sampai ke arah pundak, jangan di paksa, tapi lakukan dengan nyaman. Ulangi langkah 1 sampai 4, dengan kaki dan lengan yang sama, lalu lakukan dua kaki untuk kaki dan lengan yang sama, lalu lakukan dua kaki untuk kaki dan lengan yang lain.
Usapan penutup
Gerakkan mengusap ke seluruh tubuh
Letakkan tangan kanan Anda di pundak kanan bayi. Menggunakan seluruh telapak tangan usapkan secara diagonal melewati dada dan perut hingga ke pinggul kiri. Lanjutkan gerakkan tangan Anda ke kaki kiri, dengan meletakkan jemari di bawah kaki dan ibu jari Anda letakkan di atas, sampai dengan pergelangan kaki. Kemudian usapkan telapak tangan ke bawahke arah jari kaki. Sebelum berakhir, letakkan tangan kiri Anda pada pundak kiri bayi dan ulangi gerakkan diagonal yang berlawanan, hingga ke jemari kaki kanan bayi. Ulangi sebanyak dua kali, dengan gerakkan usap yang kuat dan jaga kontak dengan tubuh bayi sepanjang waktu.
B. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
1. Definisi
a. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
b. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel – sel tubuh, organ – organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing – masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
a. Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak.
b. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Faktor lingkungan ini secara garis besar terbagi menjadi :
1) Faktor pranatal
Faktor lingkungan pranatal yang mempengaruhi anak pada waktu masih didalam kandungan antara lain adalah gisi ibu pada waktu hamil, mekanis, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, anoksia embrio.
2) Faktor lingkungan post natal
Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ – organ ibunya, ke suatu sistem yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri. Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi :
a) Lingkungan biologis
Meliputi ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, dan hormon.
b) Faktor fisik
Meliputi cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah (struktur bangunan, ventilasi, cahaya, dan kepadatan hunian), radiasi.
c) Faktor psikososial
Meliputi stimulasi, motivasi belajar, ganjaran ataupun hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak – orangtua.
d) Faktor keluarga dan adat istiadat
Meliputi pekerjaan/pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat istiadat, norma – norma, tabu-tabu, agama, urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran dan lain – lain.
3. Ciri – ciri tumbuh kembang anak
Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri :
a. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinue sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
b. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan diantara organ-organ.
c. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya berbeda antara anak satu dengan yang lainnya.
d. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.
e. Aktifitas seluruh tubuh diganti respons individu yang khas.
f. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
g. Reflek primitif seperti reflek memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai
BAB III
MATERI DAN METODE PEMECAHAN MASALAH
A. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
Adanya mitos bahwa bayi baru lahir perlu dipijat oleh para dukun bayi setempat agar pertumbuhan badannya sehat dan montok, padahal kondisi tersebut sebernanya dapat dilakukan sendiri oleh orangtua. Masalah ini timbul dikarenakan kurangnya pengetahuan, ketrampilan dan pada ibu yang bekerja menyerahkan sepenuhnya tumbuh kembang anaknya pada para pengasuh.
Kondisi tersebut memerlukan upaya pemecahan masalah agar kebiasaan yang salah dapat segera diatasi/ditemukan upaya pemecahannya, sehingga kebiasaan yang salah/keliru dapat dirubah demi perbaikan kesehatan dalam pola pertumbuhan dan perkembangan yang lebih optimal sehingga dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang bagus dengan tingkat intelegensi yang optimal.
Upaya tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam hal teknik therapi sentuhan (pijat) pada bayi. Menurut notoatmodjo (2003) bahwa penyuluhan dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang masalah kesehatan yang sedang dihadapinya.
B. KHALAYAK SASARAN ANTARA YANG STRATEGIS
Khalayak sasaran antara lain adalah ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok posyandu diharapkan nantinya dapat sebagai panutan/contoh bagi para ibu-ibu yang lain dengan cara dapat menyebarluaskan informasi tersebut dan mengajarkan ketrampilan yang sudah diajarkan kepada seluruh masyarakat.
C. KETERKAITAN
1. Institusi Pendidikan
Khususnya bagi dosen, dapat melakukan kegiatan Tri Dharma Bakti Perguruan Tinggi dalam bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan tentang pentingnya therapi (sentuhan) pijat bayi untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
2. Dinas Kesehatan
Sebagai media penyampai informasi bagi pemberi layanan kesehatan tentang therapi (sentuhan) pijat untuk dapat mengambil langkah dan strategi sebagai langkah awal untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
D. METODE KEGIATAN
Metode kegiatan yang ditempuh berupa penyuluhan tentang pemijatan bayi yang benat. Media yang digunakan dalam hal ini adalah leaflet/poster, gambar-gambar cara memijat bayi dan penayangan video pelaksanaan teknik pemijatan bayi.
Materi penyuluhan berisi tentang teknik pelaksanaan pijat bayi, pada usia-usia berapa bayi mulai dilakukan pemijatan dan manfaat dari pemijatan tersebut. Materi penyuluhan disajikan dalam bentuk lisan dan tulisan pada saat pelaksanaanya sesuai dengan jadwal yang ada. Untuk lebih memperjelas penyuluhan tersebut akan dipergunakan media seperti tersebut diatas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Pengabdian Kepada Masyarakat dengan judul Menerapkan Therapi (Sentuhan) Pijat Bayi Dengan Benar Sebagai Langkah Awal Untuk Menstimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi di Posyandu Dusun Bakalan, Panasan, Donoharjo adalah sebagai berikut :
Hari : Kamis
Tanggal : 20 Agustus 2009
Pukul : 10.00 s/d 13.00 WIB
Tempat : Dusun Bakalan, Panasan, Donoharjo
Peserta : Ibu – ibu peserta posyandu.
Kegiatan ini dihadiri oleh 34 ibu yang mempunyai balita di Dusun Bakalan, Panasan, Donoharjo. Tanggapan kader posyandu terhadap kegiatan ini adalah baik sekali karena mereka merasa terbantu dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat seperti ini.
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan tentang therapy sentuhan atau pijat bayi pada ibu – ibu yang mempunyai bayi kemudian dilanjutkan dengan mempraktekkan cara memijat bayi yang benar.
Kader posyandu dan peserta merasa sangat antusias sekali dengan kegiatan ini. Selain itu tim pengabdi memfasilitasi sarana pijat bayi dengan memberikan soft copy materi yang dikemas dalam CD sehingga para peserta bisa lebih memahami tentang materi pijat bayi di rumah.
B. PEMBAHASAN
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan judul Menerapkan Therapi (Sentuhan) Pijat Bayi Dengan Benar Sebagai Langkah Awal Untuk Menstimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi. Kegiatan ini dilaksanakan di di Posyandu Dusun Bakalan, Panasan, Donoharjo.
Merubah perilaku adalah suatu hal yang tidak mudah karena memerlukan waktu yang tidak sebentar. Perubahan perilaku sebaiknya dilakukan sedini mungkin sebagai upaya awal untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Seperti kata pepatah, "memindahkan gunung lebih mudah dari pada mengubah perilaku seseorang". Akan lebih mudah mulai menanamkan kebiasaan ini pada ibu yang mempunyai bayi sehingga akan terbiasa menerapkan pada kehidupan sehari-hari.
Pada jaman dahulu, pijat bayi ini dilakukan oleh dukun bayi pada saat bayi baru lahir sampai menginjak usia 35 hari padahal pijat bayi tersebut bisa dilakukan sendiri oleh ibu dirumah pada saat waktu luang. Hal ini akan lebih meningkatkan ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi.
Dengan adanya kegiatan penyuluhan cara melakukan terapy sentuhan atau pijat bayi sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk memasyarakatkan perilaku hidup sehat, karena untuk membuat sesuatu yang besar "kita" memang harus memulainya dari hal - hal kecil.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul Menerapkan Therapi (Sentuhan) Pijat Bayi Dengan Benar Sebagai Langkah Awal Untuk Menstimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi. Kegiatan ini dilaksanakan di di Posyandu Dusun Bakalan, Panasan, Donoharjo.
Dengan adanya kegiatan penyuluhan cara melakukan terapy sentuhan atau pijat bayi sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk memasyarakatkan perilaku hidup sehat, karena untuk membuat sesuatu yang besar "kita" memang harus memulainya dari hal - hal kecil.
B. SARAN
1. Teoritis
Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan tentang therapi sentuhan (pijat) pada bayi.
2. Praktis
Dapat dijadikan sumber informasi bagi pemberi layanan kesehatan untuk dapat meningkatkan langkah dan strategi dalam menerapkan therapi sentuhan (pijat) pada bayi
FOTO KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Menerapkan Therapi (Sentuhan) Pijat Bayi Dengan Benar Sebagai Langkah Awal Untuk Menstimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi
PERKEMBANGAN BAYI
LAPORAN PENGABDIAN
Oleh :
ENY RETNA AMBARWATI
AKADEMI KEBIDANAN YOGYAKARTA
2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. ANALISIS SITUASI
Setiap orang tua tentunya mengharapkan agar anaknya selalu dalam keadaan sehat tanpa cacat maupun kelemahan. Anak sehat mengandung arti bahwa anak tesebut pertumbuhan dan perkembangannya optimal. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua peristiwa yang berbeda tetapi berlangsung sama, saling berkaitan sehingga sulit dipisahkan (Yusuf, 2007).
Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia sebaiknya direncanakan sejak awal kehidupan seseorang dan berlanjut pada masa usia balita. Pada masa itu sangat penting untuk meletakkan dasar-dasar pertumbuhan dan perkembangan anak. Menghasilkan suatu generasi yang dapat tumbuh dan berkembang secara baik perlu diupayakan melalui berbagai cara agar mendukung perkembangan sehat dan dapat tercapai perkembangan secara sempurna (Lastariwati, 1998).
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak melalui fase-fase yang terinci mulai dari saat lahir. Banyak faktor yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Salah satu faktor adalah kondisi yang optimal pada saat masa bayi. Kondisi optimal pada masa bayi tidak lepas dari faktor fisik, psikis dan lingkungan dari si bayi, selain usaha yang positif untuk memperoleh kondisi optimal pada masa bayi tersebut.
Mendampingi anak dalam proses tumbuh kembang merupakan suatu hal yang sangat penting, akan tetapi banyak orang tua beranggapan bahwa mendampingi anak merupakan suatu hal yang mudah, tidak perlu di pelajari dan dipersiapkan. Mereka beranggapan tumbuh kembang anak akan berjalan begitu saja sehingga orang tua lebih bersikap acuh tak acuh dan mereka lebih memfokuskan pada kegiatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan pemerintah Indonesia kesulitan menghadapi sejumlah persoalan krisis yang menyebabkan kurangnya perhatian terhadap keluarga dan anak-anak.
Menurut Nursalam (2005) anak yang mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibanding dengan anak yang kurang mendapat stimulasi. Akan tetapi stimulasi yang berlebihan dan tidak sesuai saat pemberiannya merupakan suatu hal yang terbuang percuma dan sia-sia belaka, sehingga pemberian stimulasi harus menyesuaikan dengan kebutuhan anak.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan adalah dengan therapi pijat bayi. Therapi pijat bayi atau sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan yang aman pada bayi.
Sebuah penelitian di Australia (tahun 1992) pada ayah dan bayi dengan dampak melakukan pijat bayi. Kelompok pertama ditunjukkan cara memijat bayi yang berusia 4 minggu dan diminta untuk tetap melanjutkan pijatnya sampai penelitian selesai. Sebagai pembanding kelompok ayah yang tidak memijat bayinya juga dimonitor. Ditemukan hasilnya sampai bayi berusia 12 minggu, bayi yang rajin dipijat menyambut ayah mereka dengan kotak mata, senyuman, suara dan sentuhan dibandingkan dengan bayi yang tidak dipijat oleh ayahnya. Para ayah menunjukkan hal luar biasa dari hari ke hari dengan terlihat bersama bayinya. Pijat membuat para ayah dan bayinya menikmati kontak kulit dengan kulit, dimana terjadi dengan para ibu saat menyusui. Melalui pijat bayi para ayah menjadi lebih memahami naluri anaknya dan menjadikannya lebih percaya diri tentang bagaimana menangani anak-anak mereka.
Menurut dr. Utami Roesli, Sp.A., M.B.A. menyebutkan, terapi sentuhan (pijat) bisa memberikan efek positif secara fisik, antara lain kenaikan berat badan bayi dan peningkatan produksi air susu ibu (ASI). Hal itu sudah dibuktikan oleh penelitian T. Field & Scafidi dari Universitas Miami, AS, yang menunjukkan bahwa 20 bayi prematur mengalami kenaikan berat badan 20 - 47% per hari setelah dipijat 3 x 15 menit selama 10 hari. Bayi cukup bulan usia 1 - 3 bulan yang dipijat 15 menit dua kali seminggu selama enam minggu mengalami kenaikan berat badan lebih tinggi dari kelompok bayi yang tidak dipijat.
Bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus-nya (saraf otak ke-10). Ini membuat kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin naik sehingga penyerapan terhadap sari makanan pun menjadi lebih baik. Penyerapan makanan yang lebih baik akan menyebabkan si kecil cepat lapar dan karena itu lebih sering menyusu. Akibatnya, produksi ASI akan lebih banyak. Melalui pijatan juga berguna membantu menumbuhkan hubungan emosional antara orang tua dan bayi. Teknik pijatan terhadap bayi ini sudah sejak dahulu dipraktekkan oleh nenek moyang kita. Dengan dilakukannya beberapa penelitian dr. Utami Roesli, Sp.A., M.B.A, tehnik pijatan ini dikemas dalam bentuk yang lebih profesional sehingga bisa dilakukan oleh setiap ibu dirumah secara benar untuk dapat membantu anaknya dalam menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan.
B. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH
Bagaimana menerapkan Therapi Sentuhan (Pijat) Bayi Dengan Benar Sebagai Upaya Awal Untuk Menstimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan.
C. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan Therapi Sentuhan (Pijat) Bayi Dengan Benar Sebagai Upaya Awal Untuk Menstimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan therapi sentuhan (pijat) bayi dengan benar.
b. Mampu memberikan stimulasi terhadap pertumbuhan dan perkembangan.
D. MANFAAT KEGIATAN
1. Teoritis
Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan tentang therapi sentuhan (pijat) pada bayi.
2. Praktis
Dapat dijadikan sumber informasi bagi pemberi layanan kesehatan untuk dapat meningkatkan langkah dan strategi dalam penerapan therapi sentuhan (pijat) pada bayi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. THERAPI SENTUHAN (PIJAT) BAYI
1. Manfaat
a. Bagi bayi
1) Rasa aman.
Kontak fisik secara positif antara orang tua dan anaknya, membuat anak merasa berharga dan dicintai.
2) Kesehatan umum.
Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang disentuh dengan penuh kasih sayang jarang sekali menangis dan sakit, daripada yang tidak disentuh. Pijat memperbaiki sirkulasi dan menambah system kekebalan, juga meningkatkan aliran cairan getah bening keseluruh tubuh untuk membersihkan zat yang berbahaya dalam tubuh. Pijat juga mengatasi rasa sakit dan beberapa gejala penyakit, serta meningkatkan relaksasi dan menenangkan bayi yang menangis.
3) Pertumbuhan fisik.
Pijat meningkatkan kesadaran fisik, kekuatan otot-otot dan membuat persendian lebih lentur. Khususnya sangat bermanfaat untuk para bayi premature.
4) Kemampuan bersosialisasi
Menyentuh bayi mengajarkannya berkomunikasi. Pijat membantu menciptakan komunikasi nonverbal, yang memberikan kemampuan bersosialisasi.
b. Bagi orang tua
1) Relaksasi.
Ketika orang tua memijat bayi, orang tua focus padanya. Para orang tua menceritakan bahwa interaksi ini menyenangkan dan rileks.
2) Mengembangkan kepekaan.
Karena bayi tidak dapat mengatakan apakah ia menyukai usapan atau kurang nyaman, orang tua harus melihat reaksinya dan mengartikannya.
3) Membangun percaya diri.
Para orang tua menjadi lebih sensitive dan percaya diri. Kontak fisik melalui sebuah pijatan akan membuatnya nyaman dalam menangani bayinya.
4) Jalinan orang tua – anak.
Komunikasi non verbal yang orang tua lakukan pada bayi melalui pijatan dapat berlanjut hingga dimasa datang. Pijat juga menjadi saat rutin antara orang tua dan bayi.
2. Persiapan
Persiapan yang penting sebelum memijat bayi:
a. Tangan bersih dan hangat.
b. Kuku dan perhiasan jangan sampai menggores kulit bayi.
c. Ruangan pemijatan diupayakan tidak pengap.
d. Upayakan bayi sudah selesai makan/tidak sedang lapar.
e. Perlu waktu sekitar 15 menit untuk melakukan seluruh tahapan pemijatan.
f. Duduklah dalam posisi yang nyaman.
g. Baringkan bayi di atas permukaan kain yang rata.
h. Siapkanlah handuk, popok, baju ganti dan baby oil.
i. Mintalah izin kepada bayi sebelum melakukan pemijatan.
3. Prosedur
NO LANGKAH
Bagian depan tubuh bayi
Setelah ruangan dihangatkan dan minyak serta handuk disiapkan, lepaskan baju serta popok bayi. Baringkan bayi dengan kedua kakinya dekat dengan orang tua dan bersiap untuk memulai pijat bagian depan. Celupkan jari anda kedalam minyak, kemudian gosokkan kedua tangan anda bersama agar hangat. Setiap sesi pemijatan dimulai dengan menandai bagian tubuh mana yang akan dipijat. Perhatikan matanya, senyumnya, ajaklah berbicara.
1. Lengan dan tangan
a. Usapkan sejajar di bagian dada.
1) Letakkan telapak tangan anda dibagian perutnya dengan jari-jari menunjuk ke atas.
2) Urutkan kedua tangan ke bagian atas dada terus ke bahu.
3) Putarlah jari-jari anda diatas bahu dan usap ke arah luar memegangan bagian atas lengan.
b. Usapan sepanjang tangan
1) Usap lengan dan tangan, kemudian tariklah jari-jarinya. Pastikan kedua tangan anda bekerja bersamaan.
2) Terkadang bayi tidak dapat meregangkan tangannya. Ketika ototnya rileks anda dapat menambahkan tekanan usapan untuk menguatkan lengannya.
3) Lakukan langkah 1 dan 2 sebanyak tiga sampai empat kali atau sampai tangannya lurus sebentar.
c. Melenturkan tangan
1) Buatlah lingkaran dengan jari telunjuk dan ibu jari anda memutar de lengan kanan bayi anda.
2) Pada bayi yang lebih tua, letakkan tangan anda pada bagian atas tangannya dan genggam seluruhnya.
3) Tekan lembut dengan arah berlawanan.
4) Pergunakan minyak secukupnya agar memudahkan jari atau tangan anda bergerak lembut diseluruh tangannya.
5) Lakukan gerakkan ini dan tariklah dengan lembut pada waktu bersamaan. Berhenti pada pergelangan dan tariklah tangannya dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri anda. Kemudian pindahlah kebagian kiri tangannya.
6) Lakukan langkah ini 2 kali pada setiap lengan
d. Pegang telapak tangan bayi anda menghadap keatas, usap telapak tangannya dari bagian dasar terus ke jari-jari dengan ibu jari anda secara bergantian. Lakukan hal ini sekali lagi kemudian ulangi pada tangan satunya.
Cara alternatif :
Jika sulit membuka tangan bayi, anda dapat memegang pergelangan tangannya dan jari-jari yang lain di bawah telapak tangannya. Tekan ibu jari telunjuk anda bersamaan dan bergerak menuju jari.
e. Menarik jari-jari
Peganglah pergelangan tangan bayi dengan telapak tangan menghadap keatas. Anda dapat meletakkan ibu jari dan telunjuk secara bebas di bagian dasar jari-jarinya. Tariklah jarinya sampai keujung kuku dan remas dengan lembut. Tarik lembut jari satu kali dan ulangi pada tangan yang lainnya.
2. Dada
Bergerak melingkar puting susu
Letakkan dua jari pertama setiap tangan anda di bagian tengah dadanya, yakni antara putingnya. Gerakkan kedua jari kearah atas dada dan keluar puting, memutari puting kemudian kembali lagi ke posisi semula. Lakukan beberapa kali.
3. Perut
a. Usapan ke bawah perut
Letakkan salah satu tangan anda secara horizontal di perut, tepat di bawah dada dan usap lembut ke bawah dasar perut. Ketika tangan yang satunya tidak bersentuhan dengan tubuh bayi anda, maka segera letakkan satu tangan lainnya di atas perut sebagaimana sebelumnya dan usaplah ke arah bawah. Ulangi gerakkan ini beberapa kali, dengan posisi satu tangan yang lainnya selalu bersentuhan dengan badan bayi.
b. Putaran kecil ke sekitar pusar
Letakkan dua jari pertama tangan anda di sebelah pusar. Tekan dengan lembut dan bergeraklah melingkar. Kurangi tekanan, dan usapkan jari-jari anda di sekitar pusar dengan ringan dan ulangi, sesuai arah jarum jam. Perlahan bergerak seperti spiral sampai pinggul sebelah kanan.
c. Lingkaran besar sekitar perut
Mulailah di pinggul kanan bagian dalam bayi, gerakkan jari-jari anda ke atas sampai bagian rusuk sebelah kanan kemudian ke titik yang sama di pinggul kiri bagian dalam. Selanjutnya usapkan ke bagian bawah perut dan kembali ke pinggul sebelah kanan, ulangi beberapa kali.
4. Kaki dan Telapak
a. Usapan bagian atas kaki
Peganglah pergelangan kaki bayi dengan satu tangan, letakkan tangan yang lain sejajar dengan bagian atas pahanya, dengan jari-jari Anda kebagian dalam. Putar tangan Anda ke arah luar, dan jari-jari ke bagian betis. Dengan demikian Anda memegang pahanya dengan ibu jari di bagian atas dan jari-jari di bawah.
b. Usapan pada bagian bawah kaki
Pijat bagian luar kaki sampai pergelangan kaki. Tahan dan letakkan tangan Anda yang bebas ke posisi awal dan jari-jari menghadap ke bagian luar. Putarlah pergelangan tangan Anda ke dalam dan pijat bagian dalam betis dengan cara yang sama. Ulangi langkah 1 dan 2 beberapa kali pada setiap kaki.
c. Putaran kaki
Letakkan kedua tangan bersisian di betis bayi dan remaslah seluruhnya. Gunakanlah sedikit penekanan, putar lembut tangan dengan arah berlawanan. Bergeraklah ke bagian bawah betis, dan tariklah lembut bersamaan. Berhentilah pada pergelangan kaki dan tariklah kakinya menggunakan ibu jari dan jari telunjuk Anda. Ulangi dua kaki untuk setiap kaki.
d. Putaran pada bagian telapak kaki
Peganglah pergelangan kaki bayi Anda dengan satu tangan, dengan lutut ditekuk dan jari-jari kaki menghadap ke bagian atas. Letakkan ibu jari Anda yang lain di bagian tengah telapak kakinya, dekat tumit. Tekan pelan dan buatlah gerakkan melingkar. Ulangi usapan dari bagian tengah-tengah kaki sampai ke dasar jari kaki. Lakukan dua kali untuk setiap kaki.
e. Putaran ujung kaki
Lanjutkan memegang kaki bayi dengan salah satu tangan Anda, lutut ditekuk dan jari kaki menghadap ke atas. Letakkan ibu jari Anda di telapak kakinya tepat dibawah jari kelingking, dan jari telunjuk Anda di atas kakinya. Pijatlah dan buatlah gerakkan kecil memutar pada waktu bersamaan. Teruskan gerakan ini sampai ke tumitnya, kemudian lakukan usapan yang sama di sisi lainnya. Lakukan dua kali untuk setiap kaki.
f. Usapan pada urat Achilles
Peganglah betis bayi dengan salah satu tangan Anda, dengan lutut di tekuk. Letakkan ibu jari dan jari telunjuk tangan Anda pada kedua sisi tulang pergelangan kakinya. Usap menuju tumitnya, pijatlah dengan lembut. Lakukan sebanyak empat kali dan ulangi untuk kaki yang satunya.
g. Pijatan bagian atas kaki
Peganglah pergelangan kaki dengan salah satu tangan Anda, pastikan lututnya ditekuk. Letakkan ibu jari anda dibagian atas kakinya dekat pergelangan, dan jari telunjuk Anda di bagian bawah kakinya. Tekan perlahan, tariklah kakinya dan lepaskan di bagian jarinya.
h. Menarik jari-jari kakinya
Peganglah pergelangan kaki bayi Anda dengan salah satu tangan. Gunakan ibu jari dan jari telunjuk tangan Anda lainnya untuk memijat jarinya. Tarik seluruh jarinya sampai ujung kukunya. Lakukan pada setiap jari-jarinya, dan pada kaki yang satunya.
5. Usapan akhir tubuh bagian depan
Usaplah seluruh tubuhnya.
Letakkan tangan kanan Anda di bahu sebelah kanannya. Gunakanlah seluruh tangan Anda, usaplah secara diagonal bagian dada dan perut bayi Anda sampai bagian kiri pinggulnya. Lanjutkan usapan ke bawah kaki kiri hingga pergelangan kaki. Jangan lepaskan pegangan kaki sampai Anda letakkan tangan kiri ke bahu kirinya. Sekarang lakukan usapan dengan arah berlawanan secara diagonal ke bawah sampai pergelangan kaki kanan. Lakukan dua kali.
Bagian belakang tubuh bayi
Pada pijat bayi ini, posisi bayi Anda berbaring pada perutnya dengan kakinya dekat pada Anda. Jika dia biasa tidur pada punggung atau menyamping, dia tidak suka berbaring pada perutnya, tapi coba dan dorong dia dimana dapat membantu perkembangan motorik kasarnya. Memijat punggungnya menjadi cara menyenangkan yang mengakrabkan dia dengan posisi ini. Awalnya, dia hanya bertoleransi dengan peregangan sesaat di atas perutnya, jadi lakukan secara rutin sebanyak yang diijinkannya dan tingkatkan perlahan. Meskipun dia tidak bisa menatap Anda, bicara padanya dan buat suara untuk menenangkannya selagi Anda pijat.
6. Punggung
a. Pijat meluncur ke bawah di punggung
Taruh satu tangan secara horizontal di bagian atas punggung bayi Anda, tepat di bawah lehernya, dan pijat menuju Anda. Angkat tangan Anda saat mencapai pantatnya, tapi sebelumnya, taruh tangan Anda yang lain di posisi awal. Pijat ke bawah seperti sebelumnya. Ulangi pijatan itu beberapa kali.
b. Memijat bahu
Taruh satu tangan disetiap sisi bahu dan pijat sepanjang bahu menuju lengan, gunakan seluruh permukaan tangan Anda. Ulangi beberapa kali. Bayi dan orang tua kadang memiliki pusat ketegangan yang sama, jadi jika bahu dan leher Anda cenderung tegang, lakukan pijatan ini pada bayi Anda.
c. Lingkaran kecil ke bawah di tulang belakang
Letakkan ibu jari Anda di samping tulang belakang bayi Anda, tepat di bawah leher. Buat gerakkan melingkar kecil dengan ibu jari sambil bergerak turun di punggung menuju pantatnya. Yakinkan ibu jari Anda di setiap sisi tulang punggung, dan tidak di atas tulang punggung.
d. Menarik sisi tubuh
Taruh tangan Anda secara horizontal melintang di punggung. Silangkan lengan Anda dan luncurkan tangan kanan Anda ke sisi kirinya dan tangan kiri Anda ke sisi kanannya. Bawa tangan Anda kembali ke posisi awal secara simultan, tarik daging di sisi torsonya pelan menuju tulang punggungnya dengan jari-jari Anda. Buat gerakkan horizontal ini beberapa kali, sambil gerakkan tangan Anda ke atas dan ke bawah punggungnya, sehingga Anda dapat memijat pinggir sepanjang torosnya.
e. Usapan besar menyilang punggung dan bahu
Taruh tangan Anda berdampingan di punggung bayi, dengan tangan kanan dekat dengan kepalanya. Tangan kiri tepat di tempatnya, gerakkan tangan kanan Anda ke bagian kanan bayi Anda, kemudian secara diagonal ke atas dan melalui bahu kiri. Kemudian luncurkan tangan ke pinggul kanannya. Kini gerakkan tangan kiri menuju bagian kirinya kemudian secara diagonal menuju ke atas dan melewati bahu kanannya dan turunkan ke pinggul kiri. Letakkan tangan Anda di posisi awal dan mulai mengusap beberapa kali.
f. Memijat bagian dasar tulang punggung
Letakkan tepi bawah tangan di lekukan tepat di atas pantat bayi, di dasar tulang punggungnya. Putar searah jarum jam dan tekan lembut beberapa kali.
7. Pantat
Letakkan bagian bawah dari setiap bagian pantat. Putarkan tangan Anda secara simultan beberapa kali, tangan kanan searah jarum jam, tangan kiri berlawanan arah jarum jam. Gerakkan tangan Anda sedikit sekitar pantat saat Anda memutar.
8. Kaki
Pijat meluncur turun kaki
Setelah Anda selesai menggosok pantat, gerakkan satu tangan turun ke kaki menuju mata kaki dalam usapan yang tegas, menyapu. Saat anda mencapai mata kaki, mulai mengusap mata kaki lain menggunakan tangan Anda yang lain. Satu tangan sebaiknya selalu menyentuh bayi Anda. Ulangi beberapa kali.
9. Usapan akhir tubuh bagian belakang
Usapan meluncur ke bawah tubuh
Taruh tangan kiri pada bahu bayi sebelah kanan, usap secara diagonal ke bawah punggung, melewati pantat sebelah kiri, dan turun dari kaki kiri ke ujung kaki. Saat Anda mencapai ujung kaki, taruh tangan kanan di bahu kiri bayi dan usap secara diagonal turun dari tubuh ke ujung kaki kanan. Ulangi dua kaki, tanpa kehilangan kontak sentuhan dengan bayi.
Kepala dan wajah
Awalnya bayi cenderung menolak pijatan pada kepala dan wajah, khususnya selama minggu-minggu pertama kelahiran, dan bila proses kelahirannya memakan waktu lama dan menimbulkan trauma. Bila bayi tampak senang atau menangis, letakkan kedua tangan di atas kepala untuk menenangkannya, kemudian pijat bagian tubuhnya yang lain. Saat bayi telah terbiasa dengan pijatan ini, mereka cenderung sangat menikmati, bahkan saat mereka beranjak besar.
10. Kepala
a. Mengusap kepala
Telungkupkan kedua tangan Anda mengelilingi kepala bayi dengan jari telunjuk pada tepi rambutnya. Gerakkan tangan Anda secara simultan, usap ke belakang melampaui puncak kepalanya hingga mencapai bagian bawah tengkorak kepalanya.
b. Memijat rahang
Buka tangan Anda dan letakkan pada kedua sisi wajahnya. Usapkan sepanjang garis rahangnya dengan jemari Anda hingga bertemu di bagian dagu. Ulangi langkah 1 dan 2 sampai beberapa kali.
11. Wajah
a. Meregangkan dahi
Letakkan kedua ibu jari Anda di tengah dahi bayi Anda, tepat di bawah garis rambut. Usapkan masing-masing ibu jari ke arah luar secara lurus hingga ke tepi wajah. Terus ulangi ke bawah dahi, seakan Anda sedang menggambar rangkaian garis lurus dengan ke dua ibu jari Anda.
b. Memijat pelipis
Pada sentuhan akhir melintas dahi, letakkan kedua ibu jari Anda di bagian tengah, tepat di atas alis, dan luncurkan masing-masing ibu jari ke arah palipis bayi Anda perlahan, namun kuat. Sekarang buatlah beberapa gerakkan kecil melingkar pada pelipis
c. Memijat tulang pipi atas
Letakkan kedua ibu jari Anda di tepi hidungnya. Dalam satu usapan ringan, gerakkan masing-masing ibu jari secara simultan ke bawah dan luar, sepanjang bagian atas tulang pipi ke samping wajah.
d. Mengusap tulang pipi bawah
Letakkan ibu jari anda di tepi hidungnya lagi, lalu perlahan turun dari posisi ini buat gerakkan menyapu tunggal dengan setiap ibu jari di sepanjang tulang pipi bagian bawah dan ke luar ke sisi wajahnya.
e. Putaran di bagian atas garis
Letakkan ibu jari Anda bersebelahan pada lekukan di bagian atas bibir Anda. Tekan lembut, buat gerakkan berputarkecil dengan ibu jari. Luncurkan setiap ibu jari keluar sedikit dan ulangi. Lakukan ini sepanjang garis rahang bagian atas dan keluar ke arah telinga.
f. Putaran di bagian bawah garis rahang
Letakkan ibu jari Anda bersebelahan sedikit di bawah pertengahan bibir bawahnya. Gunakan tekanan lembut, buat putaran dengan setiap ibu jari, kemudian luncurkan sedikit ke arah luar dan ulangi. Lakukan ini sepanjang garis rahang bawahnya, lagi mengarah ke telinga
g. Memencet teling
Pegang bagian luar telinga bagian atas dengan jari telunjuk dan ibu jari. Dari posisi ini, buat gerakkan memutar ke bawah ke ujung luar cuping telinga.
h. Memencet dagu
Dimulai ditengah dagu, pegang daging di tengah dagi dengan ibu jari dan telunjuk, tekan lembut. Ulangi sepanjang garis rahang bawah ke telinga, kemudian di sisi lain dagu. Alternatifnya, pijat lembut kedua sisi dagunya bergantian menggunakan dua tangan.
i. Membelai kepala
Ulangi langkah pijat kepala untuk mengakhiri pijat kepala dan wajah
Peregangan
Setelah pemijatan utama di dada, punggung, kepala dan wajah kemudian diteruskan dengan peregangan. Kini otot bayi jadi hangat dan rileks. Peregangan mengembangkan fleksibilitasnya secara rutin.
12. Peregangan lengan
a. Meregangkan kedua lengan
Pegang bagian belakang pergelangan tangan dengan jemari Anda dan letakkan ibu jari Anda pada telapak tangan bayi atau di bagian dalam pergelangan tangannya. Rentangkan kedua lengannya ke arah samping, sejajar dengan bahu dan posisi tubuh tegak. Terik perlahan untuk meneruskan kedua lengan. Pegang selama beberapa detik.
b. silangkan kedua lengan
silangkan kedua lengan bayi Anda di atas dadanya, silangkan kedua lengan Anda sendiri untuk melakukannya. Pegang posisi ini beberapa detik. Ulangi langkah 1 dan 2 beberapa kali.
c. Memutar lengan ke atas
Rentangkan lengan ke samping seperti langkah 1. lengan bagian atas (bahu hingga siku) tetap di posisinya, naikkan kedua tangan ke kepala, sehingga kedua lengan bertumpu pada siku. Lengan bawah harus bersudut siku-siku dengan lengan atas. Pastika kedua lengan menempel pada handuk.
d. Memutar lengan ke bawah
Tanpa mengubah posisi lengan atas, angkat lengan bawah ke udara sehingga kedua pergelangan tangan berada tepat di atas siku, kemudian tarik kedua pergelangan ke arah Anda hingga menyentuh handuk. Lengan bawah harus sejajar dengan pinggang dan telapak tangan menempel diatas handuk.
13. Peregangan kaki
Menyilangkan kaki
Pegang kedua pergelangan kaki Anda, satu di masing-masing tangan. Silangkan pada bagian bawah kaki. Kemudian genggam tempat dimana keduanya bersilang dengan satu tangan dan angkat kedua lututnya ke arah perut, dekatkan jari kakinya ke paha. Dengan gerakkan agak menyentak tekan perlahan kedua kaki, istirahatkan di dekat perut. Setelah beberapa kali sentakkan, silangkan kedua kaki bergantian dan ulangi.
14. Peregangan lengan dan kaki
a. Peregangan anggota tubuh
Pegang pergelangan tangan kanan bayi dengan tangan kiri Anda, dan pergelangan kaki kirinya dengan tangan Anda. Tarik lengan dan kaki, keduanya menjauhi tubuh perlahan agak membentuk sudut, sehingga lengan dan kaki membentuk garis diagonal pada tiap ujung tubuh.
b. Melipat anggota badan-kaki hingga pinggul
Bawa kaki kiri hingga ke pinggul kanan (didahului dengan tumit), dan tangan kanan ke arah pinggul kiri, hanya sampai ke batas paha. Pastikan lutut menekuk. Pegang hingga beberapa detik.
c. Pegangan anggota tubuh
Ulangi langkah 1, tarik tangan dan pergelangan kaki kiri si bayi secara lembut. Lagi, pegang posisi ini untuk beberapa saat, lalu lanjutkan langkah berikutnya.
d. Melipat anggota tubuh-kaki ke pundak
Bawa lengan kanan bayi lurus ke arah pinggul kanan, dan angkat kaki kirinya ke arah pundak kanan, juga di dahului dengan tumit. Apabila kaki bayi tidak dapat sampai ke arah pundak, jangan di paksa, tapi lakukan dengan nyaman. Ulangi langkah 1 sampai 4, dengan kaki dan lengan yang sama, lalu lakukan dua kaki untuk kaki dan lengan yang sama, lalu lakukan dua kaki untuk kaki dan lengan yang lain.
Usapan penutup
Gerakkan mengusap ke seluruh tubuh
Letakkan tangan kanan Anda di pundak kanan bayi. Menggunakan seluruh telapak tangan usapkan secara diagonal melewati dada dan perut hingga ke pinggul kiri. Lanjutkan gerakkan tangan Anda ke kaki kiri, dengan meletakkan jemari di bawah kaki dan ibu jari Anda letakkan di atas, sampai dengan pergelangan kaki. Kemudian usapkan telapak tangan ke bawahke arah jari kaki. Sebelum berakhir, letakkan tangan kiri Anda pada pundak kiri bayi dan ulangi gerakkan diagonal yang berlawanan, hingga ke jemari kaki kanan bayi. Ulangi sebanyak dua kali, dengan gerakkan usap yang kuat dan jaga kontak dengan tubuh bayi sepanjang waktu.
B. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
1. Definisi
a. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).
b. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel – sel tubuh, organ – organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing – masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
a. Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak.
b. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Faktor lingkungan ini secara garis besar terbagi menjadi :
1) Faktor pranatal
Faktor lingkungan pranatal yang mempengaruhi anak pada waktu masih didalam kandungan antara lain adalah gisi ibu pada waktu hamil, mekanis, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, anoksia embrio.
2) Faktor lingkungan post natal
Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari suatu sistem yang teratur yang sebagian besar tergantung pada organ – organ ibunya, ke suatu sistem yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri. Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi :
a) Lingkungan biologis
Meliputi ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, dan hormon.
b) Faktor fisik
Meliputi cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah (struktur bangunan, ventilasi, cahaya, dan kepadatan hunian), radiasi.
c) Faktor psikososial
Meliputi stimulasi, motivasi belajar, ganjaran ataupun hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stress, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak – orangtua.
d) Faktor keluarga dan adat istiadat
Meliputi pekerjaan/pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat istiadat, norma – norma, tabu-tabu, agama, urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran dan lain – lain.
3. Ciri – ciri tumbuh kembang anak
Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu mempunyai ciri-ciri tersendiri :
a. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinue sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
b. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan diantara organ-organ.
c. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya berbeda antara anak satu dengan yang lainnya.
d. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.
e. Aktifitas seluruh tubuh diganti respons individu yang khas.
f. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal.
g. Reflek primitif seperti reflek memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai
BAB III
MATERI DAN METODE PEMECAHAN MASALAH
A. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH
Adanya mitos bahwa bayi baru lahir perlu dipijat oleh para dukun bayi setempat agar pertumbuhan badannya sehat dan montok, padahal kondisi tersebut sebernanya dapat dilakukan sendiri oleh orangtua. Masalah ini timbul dikarenakan kurangnya pengetahuan, ketrampilan dan pada ibu yang bekerja menyerahkan sepenuhnya tumbuh kembang anaknya pada para pengasuh.
Kondisi tersebut memerlukan upaya pemecahan masalah agar kebiasaan yang salah dapat segera diatasi/ditemukan upaya pemecahannya, sehingga kebiasaan yang salah/keliru dapat dirubah demi perbaikan kesehatan dalam pola pertumbuhan dan perkembangan yang lebih optimal sehingga dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang bagus dengan tingkat intelegensi yang optimal.
Upaya tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam hal teknik therapi sentuhan (pijat) pada bayi. Menurut notoatmodjo (2003) bahwa penyuluhan dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang masalah kesehatan yang sedang dihadapinya.
B. KHALAYAK SASARAN ANTARA YANG STRATEGIS
Khalayak sasaran antara lain adalah ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok posyandu diharapkan nantinya dapat sebagai panutan/contoh bagi para ibu-ibu yang lain dengan cara dapat menyebarluaskan informasi tersebut dan mengajarkan ketrampilan yang sudah diajarkan kepada seluruh masyarakat.
C. KETERKAITAN
1. Institusi Pendidikan
Khususnya bagi dosen, dapat melakukan kegiatan Tri Dharma Bakti Perguruan Tinggi dalam bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan sumbangan ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan tentang pentingnya therapi (sentuhan) pijat bayi untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
2. Dinas Kesehatan
Sebagai media penyampai informasi bagi pemberi layanan kesehatan tentang therapi (sentuhan) pijat untuk dapat mengambil langkah dan strategi sebagai langkah awal untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
D. METODE KEGIATAN
Metode kegiatan yang ditempuh berupa penyuluhan tentang pemijatan bayi yang benat. Media yang digunakan dalam hal ini adalah leaflet/poster, gambar-gambar cara memijat bayi dan penayangan video pelaksanaan teknik pemijatan bayi.
Materi penyuluhan berisi tentang teknik pelaksanaan pijat bayi, pada usia-usia berapa bayi mulai dilakukan pemijatan dan manfaat dari pemijatan tersebut. Materi penyuluhan disajikan dalam bentuk lisan dan tulisan pada saat pelaksanaanya sesuai dengan jadwal yang ada. Untuk lebih memperjelas penyuluhan tersebut akan dipergunakan media seperti tersebut diatas.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Pengabdian Kepada Masyarakat dengan judul Menerapkan Therapi (Sentuhan) Pijat Bayi Dengan Benar Sebagai Langkah Awal Untuk Menstimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi di Posyandu Dusun Bakalan, Panasan, Donoharjo adalah sebagai berikut :
Hari : Kamis
Tanggal : 20 Agustus 2009
Pukul : 10.00 s/d 13.00 WIB
Tempat : Dusun Bakalan, Panasan, Donoharjo
Peserta : Ibu – ibu peserta posyandu.
Kegiatan ini dihadiri oleh 34 ibu yang mempunyai balita di Dusun Bakalan, Panasan, Donoharjo. Tanggapan kader posyandu terhadap kegiatan ini adalah baik sekali karena mereka merasa terbantu dengan adanya kegiatan pengabdian masyarakat seperti ini.
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan tentang therapy sentuhan atau pijat bayi pada ibu – ibu yang mempunyai bayi kemudian dilanjutkan dengan mempraktekkan cara memijat bayi yang benar.
Kader posyandu dan peserta merasa sangat antusias sekali dengan kegiatan ini. Selain itu tim pengabdi memfasilitasi sarana pijat bayi dengan memberikan soft copy materi yang dikemas dalam CD sehingga para peserta bisa lebih memahami tentang materi pijat bayi di rumah.
B. PEMBAHASAN
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan judul Menerapkan Therapi (Sentuhan) Pijat Bayi Dengan Benar Sebagai Langkah Awal Untuk Menstimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi. Kegiatan ini dilaksanakan di di Posyandu Dusun Bakalan, Panasan, Donoharjo.
Merubah perilaku adalah suatu hal yang tidak mudah karena memerlukan waktu yang tidak sebentar. Perubahan perilaku sebaiknya dilakukan sedini mungkin sebagai upaya awal untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Seperti kata pepatah, "memindahkan gunung lebih mudah dari pada mengubah perilaku seseorang". Akan lebih mudah mulai menanamkan kebiasaan ini pada ibu yang mempunyai bayi sehingga akan terbiasa menerapkan pada kehidupan sehari-hari.
Pada jaman dahulu, pijat bayi ini dilakukan oleh dukun bayi pada saat bayi baru lahir sampai menginjak usia 35 hari padahal pijat bayi tersebut bisa dilakukan sendiri oleh ibu dirumah pada saat waktu luang. Hal ini akan lebih meningkatkan ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi.
Dengan adanya kegiatan penyuluhan cara melakukan terapy sentuhan atau pijat bayi sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk memasyarakatkan perilaku hidup sehat, karena untuk membuat sesuatu yang besar "kita" memang harus memulainya dari hal - hal kecil.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul Menerapkan Therapi (Sentuhan) Pijat Bayi Dengan Benar Sebagai Langkah Awal Untuk Menstimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi. Kegiatan ini dilaksanakan di di Posyandu Dusun Bakalan, Panasan, Donoharjo.
Dengan adanya kegiatan penyuluhan cara melakukan terapy sentuhan atau pijat bayi sekaligus dapat dimanfaatkan sebagai momentum untuk memasyarakatkan perilaku hidup sehat, karena untuk membuat sesuatu yang besar "kita" memang harus memulainya dari hal - hal kecil.
B. SARAN
1. Teoritis
Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan tentang therapi sentuhan (pijat) pada bayi.
2. Praktis
Dapat dijadikan sumber informasi bagi pemberi layanan kesehatan untuk dapat meningkatkan langkah dan strategi dalam menerapkan therapi sentuhan (pijat) pada bayi
FOTO KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Menerapkan Therapi (Sentuhan) Pijat Bayi Dengan Benar Sebagai Langkah Awal Untuk Menstimulasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi
Kamis, 16 September 2010
Askeb Pada Nifas Normal
Asuhan kebidanan merupakan suatu penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kebidanan pada pasien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan, ibu pada masa hamil, nifas, dan bayi baru lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 1999).
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang memperkenalkan sebuah metode atau pemikiran dan tindakan – tindakan dengan urutan yang logis sehingga pelayanan komprehensif dan aman dapat tercapai. Selain itu metode ini memberikan pengertian untuk menyatukan pengetahuan dan penilaian yang terpisah – pisah menjadi satu kesatuan yang berarti.
I. Pengkajian
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien.
A. Data Subyektif
1. Biodata yang mencakup identitas pasien
a. Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.
b. Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas.
c. Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa.
d. Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauhmana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.
f. Suku / bangsa
Berpengaruh pada adapt istiadat atau kebiasaan sehari hari.
g. Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
h. Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
2. Keluhan Utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas, misalnya pasien merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perineum.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti : Jantung, DM, Hipertensi, Asma yang dapat mempengaruhi pada masa nifas ini.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya.
4. Riwayat Perkawinan.
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah syah atau tidak, karena bila melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan psikologisnya sehingga akan mempengaruhi proses nifas.
5. Riwayat Obstetrik
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu.
b. Riwayat Persalinan sekarang.
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan atau tidak yang bisa berpengaruh pada masa nifas saat ini.
6. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa.
7. Kehidupan Sosial Budaya
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adapt istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan pasien khususnya pada masa nifas misalnya pada kebiasaan pantang makan.
8. Data Psikososial
Untuk mengatahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya. Wanita mengalami banyak perubahan emosi / psikologis selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu.Cukup sering ibu menunjukan depresi ringan beberapa hari setelah kelahiran. Depresi tersebut sering disebut sebagai postpartum blues. Postpartum blues sebagian besar merupakan perwujudan fenomena psikologis yang dialami oleh wanita yang terpisah dari keluarga dan bayinya. Hal ini sering terjadi sering diakibatkan oleh sejumlah faktor.
Penyebab yang paling menonjol adalah :
a. Kekecewaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang dialami kebanyakan wanita selama kehamilan dan persalinan.
b. Rasa sakit masa nifas awal.
c. Kelelahan karena kurang tidur selama persalinan dan postpartum pada kebanyakan Rumah sakit. Di Rumah Sakit biasanya diakibatkan oleh kebijakan kunjungan yang kaku, kebijakan perawatan yang tidak fleksibel dan tidak ada ketetapan untuk berada di Ruang.
d. Kecemasan pada kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit
e. Rasa takut menjadi tidak menarik lagi bagi suaminya.
9. Data Pengetahuan
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang perawatan setelah melahirkan sehingga akan menguntungkan selama masa nifas.
10. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari.
a. Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan.
b. Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah.
c. Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca, mendengarkan musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang. Istirahat sangat penting bagi ibu masa nifas karena dengan istirahat yang cukup dapat mempercepat penyembuhan.
d. Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia, karena pada masa nifas masih mengeluarkan lochea.
e. Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya. Mobilisasi sedini mungkin dapat mempercepat proses pengembalian alat – alat reproduksi.
B. Data Obyektif
Dalam menghadapi masa nifas dari seorang klien, seorang bidan harus mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan klien dalam keadaan stabil. Yang termasuk dalam komponen – komponen pengkajian data obyektif ini adalah :
1. Vital sign
Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang dialaminya.
a. Temperatur / suhu
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama masa nifas pada umumnya disebabkan oleh dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada waktu melahirkan, selain itu bisa juga disebabkan karena isirahat dan tidur yang diperpanjang selama awal persalinan. Tetapi pada umumnya setelah 12 jam post partum suhu tubuh kembali normal. Kenaikan suhu yang mencapai > 38 ยบ C adalah mengarah ke tanda – tanda infeksi.
b. Nadi dan pernafasan
1). Nadi berkisar antara 60 – 80x/menit. Denyut nadi di atas 100 x/menit pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa diakibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang berlebihan .
2). Jika takikardi tidak disertai panas kemungkinan disebabkan karena adanya vitium kordis.
3). Beberapa ibu postpartum kadang – kadang mengalami bradikardi puerperal, yang denyut nadinya mencapai serendah – rendahnya 40 sampai 50x/menit, beberapa alasan telah diberikan sebagai penyebab yang mungkin, tetapi belum ada penelitian yang membuktikan bahwa hal itu adalah suatu kelainan .
4). Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar 20 – 30x/menit.
c. Tekanan darah
Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum, tetapi keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit – penyakit lain yang menyertainya dalam 2 bulan pengobatan .
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki
3. Pemeriksaan obstetric
a. Inspeksi
Perlu dilakukan untuk mengetahui pengeluaran pervaginam apakah sesuai dengan masa nifasnya serta pengeluaran ASI.
b. Palpasi
Untuk mengetahui involusi uteri seperti : TFU, kontraksinya dan lochea serta keadaan payudara apakah terdapat benjolan, pembesaran kelenjar atau abses, serta bagaimana keadaan putting.
c. Perkusi
Bagaimana keadaan reflek patella.
4. Data penunjang
I. Intepretasi Data
Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah. Dalam langkah ini data yang telah dikumpulkan diintepretasikan menjadi diagnosa kebidanan dan masalah. Keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana asuhan terhadap pasien, masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang diidentifikasikan oleh bidan.
A. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan Para, Abortus, Anak hidup, umur ibu, dan keadaan nifas.
Data dasar meliputi :
1. Data Subyektif
Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak, keterangan ibu tentang umur, keterangan ibu tentang keluhannya.
2. Data Obyektif
Palpasi tentang tinggi fundus uteri dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang pengeluaran pervaginam, hasil pemeriksaan tanda – tanda vital.
B. Masalah
Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien.
Data dasar meliputi :
1. Data Subyektif
Data yang didapat dari hasil anamnesa pasien
2. Data Obyektif
Data yang didapat dari hasil pemeriksaan
II. Diagnosa Potensial
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial. Pada langkah ini diidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila memungkinkan menunggu mengamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-benar terjadi. Melakukan asuhan yang aman penting sekali dalam hal ini.
III. Antisipasi Masalah
Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen kebidanan.
IV. Perencanaan
Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau di antisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah diluhat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juaga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya.
Penyuluhan, konseling dari rujukan untuk masalah-masalah social, ekonomi atau masalah psikososial. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan pada kasus ini adalah
A. Observasi meliputi keadaan umum, kesadaran, tanda – tanda vital, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, anjurkan ibu untuk segera berkemih, observasi mobilisasi dini, jelaskan manfaatnya.
B. Kebersihan diri
1. Jaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genetalia.
2. Ganti pembalut minimal dua kali sehari atau setiap kali selesai BAK
C. Istirahat
1. Cukup istirahat
2. Beri pengertian manfaat istirahat
3. Kembali mengerjakan pekerjaan sehari – hari.
D. Gizi
1. Makan bergisi, bermutu dan cukup kalori.
2. Minum 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui.
3. Minum tablet Fe / zat besi.
4. Minum vitamin A (200.000 unit)
E. Perawatan payudara
1. Breast care
2. Jaga kebersihan payudara
3. Beri ASI ekslusif sampai bayi umur 6 bulan.
F. Hubungan sexual
Beri pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan.
G. Keluarga berencana
Anjurkan pada ibu untuk mengikuti KB sesuai dengan keinginannya.
V. Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada klien dan keluarga.
A. Mengobservasi meliputi
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. Tanda – tanda vital dengan mengukur (tekanan darah, suhu, nadi, respirasi).
4. Tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
5. Menganjurkan ibu untuk segera berkemih karena apabila kandung kencing penuh akan menghambat proses involusi uterus.
6. Menganjurkan pada ibu untuk mobilisasi dini untuk memperlancar pengeluaran lochea, memperlancar peredaran darah.
B. Kebersihan diri
1. Menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genetalia.
2. Mengganti pembalut minimal dua kali sehari atau setiap kali selesai BAK
C. Istirahat
1. Memberi saran pada ibu untuk cukup tidur siang agar tidak terlalu lelah.
2. Memberi pengertian pada ibu, apabila kurang istirahat dapat menyebabkan produksi ASI kurang, proses involusi berjalan lambat sehingga dapat menyebabkan perdarahan.
3. Menganjurkan pada ibu untuk kembali mengerjakan pekerjaan sehari – hari.
D. Gizi
1. Mengkonsumsi makanan yang bergisi, bermutu dan cukup kalori, sebaiknya ibu makan makanan yang mengandung protein, vitamin dan mineral.
2. Minum sedikitnya 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui.
3. Minum tablet Fe / zat besi selama 40 hari pasca persalinan.
4. Minum vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.
E. Perawatan payudara
1. Breast care
2. Menjaga kebersihan payudara
3. Memberi ASI ekslusif sampai bayi umur 6 bulan.
F. Hubungan sexual
Memberi pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan.
G. Keluarga berencana
Menganjurkan pada ibu untuk segera mengikuti KB setelah masa nifas terlewati sesuai dengan keinginannya.
VI. Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah dilakukan bidan.
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang memperkenalkan sebuah metode atau pemikiran dan tindakan – tindakan dengan urutan yang logis sehingga pelayanan komprehensif dan aman dapat tercapai. Selain itu metode ini memberikan pengertian untuk menyatukan pengetahuan dan penilaian yang terpisah – pisah menjadi satu kesatuan yang berarti.
I. Pengkajian
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien.
A. Data Subyektif
1. Biodata yang mencakup identitas pasien
a. Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.
b. Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas.
c. Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa.
d. Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauhmana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.
f. Suku / bangsa
Berpengaruh pada adapt istiadat atau kebiasaan sehari hari.
g. Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut.
h. Alamat
Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
2. Keluhan Utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas, misalnya pasien merasa mules, sakit pada jalan lahir karena adanya jahitan pada perineum.
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti : Jantung, DM, Hipertensi, Asma yang dapat mempengaruhi pada masa nifas ini.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya.
4. Riwayat Perkawinan.
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah syah atau tidak, karena bila melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan dengan psikologisnya sehingga akan mempengaruhi proses nifas.
5. Riwayat Obstetrik
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu.
b. Riwayat Persalinan sekarang.
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untuk mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan atau tidak yang bisa berpengaruh pada masa nifas saat ini.
6. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini dan beralih ke kontrasepsi apa.
7. Kehidupan Sosial Budaya
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adapt istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan pasien khususnya pada masa nifas misalnya pada kebiasaan pantang makan.
8. Data Psikososial
Untuk mengatahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya. Wanita mengalami banyak perubahan emosi / psikologis selama masa nifas sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu.Cukup sering ibu menunjukan depresi ringan beberapa hari setelah kelahiran. Depresi tersebut sering disebut sebagai postpartum blues. Postpartum blues sebagian besar merupakan perwujudan fenomena psikologis yang dialami oleh wanita yang terpisah dari keluarga dan bayinya. Hal ini sering terjadi sering diakibatkan oleh sejumlah faktor.
Penyebab yang paling menonjol adalah :
a. Kekecewaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang dialami kebanyakan wanita selama kehamilan dan persalinan.
b. Rasa sakit masa nifas awal.
c. Kelelahan karena kurang tidur selama persalinan dan postpartum pada kebanyakan Rumah sakit. Di Rumah Sakit biasanya diakibatkan oleh kebijakan kunjungan yang kaku, kebijakan perawatan yang tidak fleksibel dan tidak ada ketetapan untuk berada di Ruang.
d. Kecemasan pada kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit
e. Rasa takut menjadi tidak menarik lagi bagi suaminya.
9. Data Pengetahuan
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang perawatan setelah melahirkan sehingga akan menguntungkan selama masa nifas.
10. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari.
a. Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan.
b. Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah.
c. Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca, mendengarkan musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang. Istirahat sangat penting bagi ibu masa nifas karena dengan istirahat yang cukup dapat mempercepat penyembuhan.
d. Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia, karena pada masa nifas masih mengeluarkan lochea.
e. Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada pola ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatannya. Mobilisasi sedini mungkin dapat mempercepat proses pengembalian alat – alat reproduksi.
B. Data Obyektif
Dalam menghadapi masa nifas dari seorang klien, seorang bidan harus mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan klien dalam keadaan stabil. Yang termasuk dalam komponen – komponen pengkajian data obyektif ini adalah :
1. Vital sign
Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang dialaminya.
a. Temperatur / suhu
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam pertama masa nifas pada umumnya disebabkan oleh dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada waktu melahirkan, selain itu bisa juga disebabkan karena isirahat dan tidur yang diperpanjang selama awal persalinan. Tetapi pada umumnya setelah 12 jam post partum suhu tubuh kembali normal. Kenaikan suhu yang mencapai > 38 ยบ C adalah mengarah ke tanda – tanda infeksi.
b. Nadi dan pernafasan
1). Nadi berkisar antara 60 – 80x/menit. Denyut nadi di atas 100 x/menit pada masa nifas adalah mengindikasikan adanya suatu infeksi, hal ini salah satunya bisa diakibatkan oleh proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah yang berlebihan .
2). Jika takikardi tidak disertai panas kemungkinan disebabkan karena adanya vitium kordis.
3). Beberapa ibu postpartum kadang – kadang mengalami bradikardi puerperal, yang denyut nadinya mencapai serendah – rendahnya 40 sampai 50x/menit, beberapa alasan telah diberikan sebagai penyebab yang mungkin, tetapi belum ada penelitian yang membuktikan bahwa hal itu adalah suatu kelainan .
4). Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar 20 – 30x/menit.
c. Tekanan darah
Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum, tetapi keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada penyakit – penyakit lain yang menyertainya dalam 2 bulan pengobatan .
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki
3. Pemeriksaan obstetric
a. Inspeksi
Perlu dilakukan untuk mengetahui pengeluaran pervaginam apakah sesuai dengan masa nifasnya serta pengeluaran ASI.
b. Palpasi
Untuk mengetahui involusi uteri seperti : TFU, kontraksinya dan lochea serta keadaan payudara apakah terdapat benjolan, pembesaran kelenjar atau abses, serta bagaimana keadaan putting.
c. Perkusi
Bagaimana keadaan reflek patella.
4. Data penunjang
I. Intepretasi Data
Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah. Dalam langkah ini data yang telah dikumpulkan diintepretasikan menjadi diagnosa kebidanan dan masalah. Keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana asuhan terhadap pasien, masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang diidentifikasikan oleh bidan.
A. Diagnosa Kebidanan
Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan Para, Abortus, Anak hidup, umur ibu, dan keadaan nifas.
Data dasar meliputi :
1. Data Subyektif
Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus atau tidak, keterangan ibu tentang umur, keterangan ibu tentang keluhannya.
2. Data Obyektif
Palpasi tentang tinggi fundus uteri dan kontraksi, hasil pemeriksaan tentang pengeluaran pervaginam, hasil pemeriksaan tanda – tanda vital.
B. Masalah
Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien.
Data dasar meliputi :
1. Data Subyektif
Data yang didapat dari hasil anamnesa pasien
2. Data Obyektif
Data yang didapat dari hasil pemeriksaan
II. Diagnosa Potensial
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial. Pada langkah ini diidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa, hal ini membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila memungkinkan menunggu mengamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-benar terjadi. Melakukan asuhan yang aman penting sekali dalam hal ini.
III. Antisipasi Masalah
Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen kebidanan.
IV. Perencanaan
Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau di antisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah diluhat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juaga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya.
Penyuluhan, konseling dari rujukan untuk masalah-masalah social, ekonomi atau masalah psikososial. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan pada kasus ini adalah
A. Observasi meliputi keadaan umum, kesadaran, tanda – tanda vital, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, anjurkan ibu untuk segera berkemih, observasi mobilisasi dini, jelaskan manfaatnya.
B. Kebersihan diri
1. Jaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genetalia.
2. Ganti pembalut minimal dua kali sehari atau setiap kali selesai BAK
C. Istirahat
1. Cukup istirahat
2. Beri pengertian manfaat istirahat
3. Kembali mengerjakan pekerjaan sehari – hari.
D. Gizi
1. Makan bergisi, bermutu dan cukup kalori.
2. Minum 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui.
3. Minum tablet Fe / zat besi.
4. Minum vitamin A (200.000 unit)
E. Perawatan payudara
1. Breast care
2. Jaga kebersihan payudara
3. Beri ASI ekslusif sampai bayi umur 6 bulan.
F. Hubungan sexual
Beri pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan.
G. Keluarga berencana
Anjurkan pada ibu untuk mengikuti KB sesuai dengan keinginannya.
V. Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada klien dan keluarga.
A. Mengobservasi meliputi
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. Tanda – tanda vital dengan mengukur (tekanan darah, suhu, nadi, respirasi).
4. Tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
5. Menganjurkan ibu untuk segera berkemih karena apabila kandung kencing penuh akan menghambat proses involusi uterus.
6. Menganjurkan pada ibu untuk mobilisasi dini untuk memperlancar pengeluaran lochea, memperlancar peredaran darah.
B. Kebersihan diri
1. Menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genetalia.
2. Mengganti pembalut minimal dua kali sehari atau setiap kali selesai BAK
C. Istirahat
1. Memberi saran pada ibu untuk cukup tidur siang agar tidak terlalu lelah.
2. Memberi pengertian pada ibu, apabila kurang istirahat dapat menyebabkan produksi ASI kurang, proses involusi berjalan lambat sehingga dapat menyebabkan perdarahan.
3. Menganjurkan pada ibu untuk kembali mengerjakan pekerjaan sehari – hari.
D. Gizi
1. Mengkonsumsi makanan yang bergisi, bermutu dan cukup kalori, sebaiknya ibu makan makanan yang mengandung protein, vitamin dan mineral.
2. Minum sedikitnya 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui.
3. Minum tablet Fe / zat besi selama 40 hari pasca persalinan.
4. Minum vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.
E. Perawatan payudara
1. Breast care
2. Menjaga kebersihan payudara
3. Memberi ASI ekslusif sampai bayi umur 6 bulan.
F. Hubungan sexual
Memberi pengertian hubungan seksual kapan boleh dilakukan.
G. Keluarga berencana
Menganjurkan pada ibu untuk segera mengikuti KB setelah masa nifas terlewati sesuai dengan keinginannya.
VI. Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah dilakukan bidan.
Kelainan Pada Payudara
1. Masalah menyusui masa antenatal
a. Kurang atau salah informasi
Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa bahwa ASI kurang. Petugas kesehatanpun masih banyak yang tidak memberikan informasi pada saat pemeriksaan kehamilan atau saat memulangkan bayi. Sebagai contoh, banyak ibu/petugas kesehatan yang tidak mengetahui bahwa:
1). Bayi pada minggu-minggu pertama defekasinya encer dan sering, sehingga dikatakan bayi menderita diare dan scringkali petugas kesehatan mcnyuruh menghentikan menyusui. Padahal sifat defekasi bayi yang mendapat kolostrum memang demikian karena kolostrum bersifat sebagai laksans.
2). ASI belum keluar pada hari pertama sehingga bayi dianggap perlu diberikan minuman lain, padahal yang lahir cukup bulan dan sehat mempunyai persediaan kalori dan cairan yang dapat mempertahankannya tanpa minuman selama beberapa hari. Disamping itu pemberian minuman sebelum ASI keluar akan memperlambat pengeluaran ASI oleh karena bayi menjadi kenyang dan malas menyusu.
3). Karena payudara berukuran kecil dianggap kurang menghasilkan ASI padahal ukuran rayudara tidak menentukan apakah produksi ASI cukup atau kurang karena ukuran kurang ditentukan oleh banyaknya lemak pada payudara sedangkan kelenjar penghasil ASI sama banyaknya walaupun payudara kecil dan produksi ASI dapat tetap mencukupi apabila manajemen laktasi dilaksanakan dengan baik dan benar.
lnformasi yang perlu diberikan kepada ibu hamil / menyusui antara lain meliputi : fisiologi laktasi, keuntungan pemberian ASI, keuntungan rawat-gabung, cara mcnyusui yang baik dan benar, Kerugian pemberian susu formula, Menunda pemberian makanan lainnya paling kurang setelah 6 bulan.
a. Putting susu datar atau terbenam
Sejak kehamilan trimester terakhir, ibu yang tidak mempunyai resiko kelahiran prematur, dapat diusahakan mengeluarkan puting susu datar atau terbenam dengan :
1). Teknik atau gerakan Hoffman yang dikerjakan 2x sehari.
2). Dibantu dengan jarum suntik yang dipotong ujungnya atau dengan pompa ASI.
Setelah bayi lahir puting susu datar atau terbenam dapat dikeluarkan dengan cara :
1). Susui bayi secepatnya segera setelah lahir saat bayi aktif dan ingin menyusu.
2). Susui bayi sesering mungkin (misalnya tiap 2 - 2½jam), ini akan menghindarkan payudara terisi terlalu penuh dan memudahkan bayi untyuk menyusu.
3). Massage payudara dan mengeluarkan ASI secara manual sebelum menyusui dapat membantu bila terdapat bendungan payudara dan puting susu tertarik ke dalam.
4). Pompa ASI yang efektif bukan yang berbentuk “teronpet” atau bentuk (Squeeze dan bulb) dapat dipakai untuk mengeluarkan puting susu pada waktu menyusui.
2. Masalah menyusui pada masa nifas dini
a. Puting susu nyeri
Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui. Perasaan sakit ini akan merkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan puting susu ibu benar, perasaan nyeri akan segera hilang.
Cara menangani :
1). Pastikan posisi menyusui sudah benar.
2). Mulailah menyusui pada putting susu yang tidak sakit, guna membantu mengurangi sakit pada puting susu yang sakit.
3). Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI, oleskan di puting susu dan biarkan payudara terbuka untuk beberapa waktu sampai puting susu kering.
b. Puting susu lecet
Puting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan menjadi lecet. Umumnya menyusui akan menyakitkan dan kadang-kadang mengeluarkan darah.
Puting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh thrush (candidates) atau dermatitis.
Cara menangani :
1). Cari penyebab puting lecet (posisi menyusui salah, cavdidiasis atau dermatitis).
2). Obati penyebab puting lecet terutama perhatikan posisi menyusui.
3). Kerjakan semua cara-cara menangani susu nyeri di atas tadi.
4). Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara yang sakit untuk sementara untuk memberi kesempatan lukanya menyembuh.
5). Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan (jangan dengan pompa ASI) untuk tetap mempertahankan kelancaran pembentukan ASI.
6). Berikan ASI perah dengan sendok atau gelas jangan menggunakan dot.
7). Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-mula dengan waktu yang lebih singkat.
8). Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke puskesmas.
c. Payudara bengkak
Pada hari-hari pertama (sekitar 2 – 4 jam), payudara sering terasa penuh dan nyeri disebabkan bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan dengan ASI mulai di produksi dalam jumlah banyak.
Penyebab bengkak
1). Posisi mulut bayi dan puting susu ibu salah.
2). Produksi ASI berlebihan.
3). Terlambat menyusui.
4). Pengeluaran ASI yang jarang.
5). Waktu menyusui yang terbatas.
Cara mengatasinya :
1). Susui bayinya semau dia sesering mungkin tanpa jadwal dan tanpa batas waktu.
2). Bila bayi sukar mengisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan atau pompa ASI yang efektif.
3). Sebelum menyusui untuk merangsang reflek oksitosin dapat dilakukan : kompres hangat untuk mengurangi rasa sakit, massage payudara, massage leher dan punggung.
4). Setelah menyusui, kompres air dingin untuk mengurangi oedema.
3. Masalah menyusui pada masa nifas lanjut
a. Sindrom ASI kurang
Sering kenyataannya ASI tidak benar-benar kurang. Tanda - tanda yang mungkin saja ASI benar – benar kurang antara lain :
1). Bayi tidak puas setiap setelah menyusui, sering sekali menyusu, menyusu dengan waktu yang sangat lama. Tapi juga terkadang bayi lebih cepat menyusu. Disangka produksinya berkurang padahal dikarenakan bayi telah pandai menyusu.
2). Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu.
3). Tinja bayi keras, keringat atau berwarna hijau.
4). Payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaan yang jarang), atau ASI tidak datang, pasca lahir.
Walaupun ada tanda-tanda tersebut diperiksa apakah tanda - tanda tersebut dapat dipercaya.
Tanda bahwa ASI benar-benar kurang, antara lain:
1). BB (berat badan) bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram per bulan.
2). BB lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali.
3). Ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam, cairan urin pekat, bau dan warna kuning. , ---¬
Cara mengatasinya disesuaikan dengan penyebab, terutama dicari pada ke 4 kelompok faktor penyebab:
1). Faktor teknik menyusui, keadaan ini yang paling sering dijumpai meliputi : masalah frekuensi, perlekatan, penggunaan dot/botol dan lain-lain.
2). Faktor psikologis, juga sering terjadi.
3). Faktor fisik ibu (jarang) meliputi KB, kontrasepsi, diuretik, hamil, merokok, kurang gizi.
4). Sangat jarang adalah faktor kondisi bayi, misalnya penyakit, abnormalitas dan lain-lain.
Ibu dan bayi dapat saling membantu agar produksi ASI meningkat dan bayi terus memberikan isapan efektifnya. Pada keadaan-keadaan tertentu dimana produksi ASI memang tidak memadai maka perlu upaya yang lebih, misalnya pada relaktasi, maka bila perlu dapat dilakukan pemberian ASI dengan suplementer yaitu dengan pipa nasogastrik atau pipa halus lainnya yang ditempelkan pada puting untuk diisap bayi dan ujung lainnya dihubungkan dengan ASI, atau formula. .
b. Ibu yang bekerja
Seringkali alasan pekerjaan membuat seorang ibu berhenti menyusui. Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dianjurkan pada ibu menyusui yang bekerja:
1). Susuilah bayi sebelum ibu bekerja .
2). ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah sebelum berangkat bekerja.
3). Pengosongan payudara ditempal kcrja setiap 3-4 jam .
4). ASI dapat disimpan di lemari pendingin dan dapat diberikan pada bayi saat ibu bekerja dengan cangkir.
5). Pada saat ibu di rumah sesering mungkin bayi disusui dan ganti jadwal menyusuinya sehingga banyak menyusui di malam hari.
6). Keterampilan mengeluarkan ASl dan merubah jadwal menyusui sebaiknya telah mulai dipraktekkan sejak satu bulan sebelum kembali bekerja.
7). Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama bekerja dan selama menyusui bayinya.
4. Masalah menyusui pada keadaan khusus
a. Ibu melahirkan dengan bedah sesar.
Posisi menyusui yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
1). Ibu dapat dalam posisi berbaring miring dengan bahu dan kepala yang ditopang bantal, sementara bayi disusukan dengan kakinya ke arah ibu.
2). Apabila ibu sudah dapat duduk bayi dapat ditidurkan di bantal di atas pangkuan ibu dengan posisi kaki bayi mengarah ke belakang ibu di bawah lengan ibu.
3). Dengan posisi memegang bola (football position) yaitu ibu terlentang dan bayi berada di ketiak ibu dengan kaki ke arah atas dan tangan ibu memegang kepala bayi.
b. Ibu sakit
1). Ibu yang menderita hepatitis (HbsAg + atau AIDS (HIV +).
Untuk kedua penyakit ini ditemukan berbagai pendapat. Yang pertama bahwa Ibu yang menderita Hepatitis atau AIDS tidak diperkenankan menyusui bayinya, karena dapat menularkan virus kepada bayinya melalui ASI. Namun demikian pada kondisi negara¬ - negara berkembang, dimana kondisi ekonomi masyarakat dan lingkungan yang buruk, keadaan pemberian makanan pengganti ASI justru lebih membahayakan kesehatan dan kehidupan bayi. Karenanya WHO tetap menganjurkan bagi kondisi masyarakat yang mungkin tidak akan sanggup memberikan P.ASI yang adekuat dalam jumlah dan kualitasnya, maka menyusui adalah jauh lebih dianjurkan daripada dibuang.
2). Ibu dengan TBC paru
Kuman TBC tidak melaluiASI sehingga bayi boleh mcnyusu. Ibu Perlu diobati sccara adekuat dan diajarkan pencegahan penularan pada bayi dengan menggunakan masker. Bayi tidak langsung diberi BCG o!eh karena efek proteksinya tidak langsung terbentuk. Walaupun sebagian obat antituberkulosis melalui ASI, bayi letap diberi INH dengan dosis penuh sebagai profilaksis. Setelah 3 bulan pengobatan secara adekuat biasanya ibu sudah tidak menularkan lagi dan setelah itu pada bayi dilakukan uji Mantoux. Bila hasilnya negatif terapi INH dihentikan dan bayi diberi vaksinasi BCG.
3). Ibu dengan Diabetes.
Bayi dari ibu dengan diabetes sebaiknya diberikan ASI, namun perlu dimonitor kadar gula darahnya.
c. Ibu yang memerlukan pengobatan
Seringkali ibu menghentikan penyusuan bila meminum obat-obatan karena takut abat tersebut dapat mengganggu bayi. Kadar obat dalam ASI tergantung dari masa paruh obat dan rasio obat dalam plasma dan ASI. Padahal kebanyakan obat hanya sebagian kecil yang dapat melalui ASI dan jarang berakibat kepada bayi, sehingga kita tidak dapat mengobati bayi dengan menyuruh ibu memakan obat tersebut. Memang ada beberapa obat yang sebaiknya jangan diberikan kepada ibu yang menyusui dan sebaiknya bila ibu memerlukan obat, pilihlah obat yang mempunyai masa paruh obat pendek dan yang mempunyai rasio ASI Plasma kecil atau dicari obat alternatif yang tidak berakibat kepada bayi. Disamping itu dianjurkan juga kepada ibu, bila memerlukan obat maka sebaiknya diminum segera setelah menyusui.
a. Kurang atau salah informasi
Banyak ibu yang merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa bahwa ASI kurang. Petugas kesehatanpun masih banyak yang tidak memberikan informasi pada saat pemeriksaan kehamilan atau saat memulangkan bayi. Sebagai contoh, banyak ibu/petugas kesehatan yang tidak mengetahui bahwa:
1). Bayi pada minggu-minggu pertama defekasinya encer dan sering, sehingga dikatakan bayi menderita diare dan scringkali petugas kesehatan mcnyuruh menghentikan menyusui. Padahal sifat defekasi bayi yang mendapat kolostrum memang demikian karena kolostrum bersifat sebagai laksans.
2). ASI belum keluar pada hari pertama sehingga bayi dianggap perlu diberikan minuman lain, padahal yang lahir cukup bulan dan sehat mempunyai persediaan kalori dan cairan yang dapat mempertahankannya tanpa minuman selama beberapa hari. Disamping itu pemberian minuman sebelum ASI keluar akan memperlambat pengeluaran ASI oleh karena bayi menjadi kenyang dan malas menyusu.
3). Karena payudara berukuran kecil dianggap kurang menghasilkan ASI padahal ukuran rayudara tidak menentukan apakah produksi ASI cukup atau kurang karena ukuran kurang ditentukan oleh banyaknya lemak pada payudara sedangkan kelenjar penghasil ASI sama banyaknya walaupun payudara kecil dan produksi ASI dapat tetap mencukupi apabila manajemen laktasi dilaksanakan dengan baik dan benar.
lnformasi yang perlu diberikan kepada ibu hamil / menyusui antara lain meliputi : fisiologi laktasi, keuntungan pemberian ASI, keuntungan rawat-gabung, cara mcnyusui yang baik dan benar, Kerugian pemberian susu formula, Menunda pemberian makanan lainnya paling kurang setelah 6 bulan.
a. Putting susu datar atau terbenam
Sejak kehamilan trimester terakhir, ibu yang tidak mempunyai resiko kelahiran prematur, dapat diusahakan mengeluarkan puting susu datar atau terbenam dengan :
1). Teknik atau gerakan Hoffman yang dikerjakan 2x sehari.
2). Dibantu dengan jarum suntik yang dipotong ujungnya atau dengan pompa ASI.
Setelah bayi lahir puting susu datar atau terbenam dapat dikeluarkan dengan cara :
1). Susui bayi secepatnya segera setelah lahir saat bayi aktif dan ingin menyusu.
2). Susui bayi sesering mungkin (misalnya tiap 2 - 2½jam), ini akan menghindarkan payudara terisi terlalu penuh dan memudahkan bayi untyuk menyusu.
3). Massage payudara dan mengeluarkan ASI secara manual sebelum menyusui dapat membantu bila terdapat bendungan payudara dan puting susu tertarik ke dalam.
4). Pompa ASI yang efektif bukan yang berbentuk “teronpet” atau bentuk (Squeeze dan bulb) dapat dipakai untuk mengeluarkan puting susu pada waktu menyusui.
2. Masalah menyusui pada masa nifas dini
a. Puting susu nyeri
Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui. Perasaan sakit ini akan merkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan puting susu ibu benar, perasaan nyeri akan segera hilang.
Cara menangani :
1). Pastikan posisi menyusui sudah benar.
2). Mulailah menyusui pada putting susu yang tidak sakit, guna membantu mengurangi sakit pada puting susu yang sakit.
3). Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI, oleskan di puting susu dan biarkan payudara terbuka untuk beberapa waktu sampai puting susu kering.
b. Puting susu lecet
Puting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan menjadi lecet. Umumnya menyusui akan menyakitkan dan kadang-kadang mengeluarkan darah.
Puting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, tapi dapat pula disebabkan oleh thrush (candidates) atau dermatitis.
Cara menangani :
1). Cari penyebab puting lecet (posisi menyusui salah, cavdidiasis atau dermatitis).
2). Obati penyebab puting lecet terutama perhatikan posisi menyusui.
3). Kerjakan semua cara-cara menangani susu nyeri di atas tadi.
4). Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara yang sakit untuk sementara untuk memberi kesempatan lukanya menyembuh.
5). Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan (jangan dengan pompa ASI) untuk tetap mempertahankan kelancaran pembentukan ASI.
6). Berikan ASI perah dengan sendok atau gelas jangan menggunakan dot.
7). Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-mula dengan waktu yang lebih singkat.
8). Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke puskesmas.
c. Payudara bengkak
Pada hari-hari pertama (sekitar 2 – 4 jam), payudara sering terasa penuh dan nyeri disebabkan bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan dengan ASI mulai di produksi dalam jumlah banyak.
Penyebab bengkak
1). Posisi mulut bayi dan puting susu ibu salah.
2). Produksi ASI berlebihan.
3). Terlambat menyusui.
4). Pengeluaran ASI yang jarang.
5). Waktu menyusui yang terbatas.
Cara mengatasinya :
1). Susui bayinya semau dia sesering mungkin tanpa jadwal dan tanpa batas waktu.
2). Bila bayi sukar mengisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan atau pompa ASI yang efektif.
3). Sebelum menyusui untuk merangsang reflek oksitosin dapat dilakukan : kompres hangat untuk mengurangi rasa sakit, massage payudara, massage leher dan punggung.
4). Setelah menyusui, kompres air dingin untuk mengurangi oedema.
3. Masalah menyusui pada masa nifas lanjut
a. Sindrom ASI kurang
Sering kenyataannya ASI tidak benar-benar kurang. Tanda - tanda yang mungkin saja ASI benar – benar kurang antara lain :
1). Bayi tidak puas setiap setelah menyusui, sering sekali menyusu, menyusu dengan waktu yang sangat lama. Tapi juga terkadang bayi lebih cepat menyusu. Disangka produksinya berkurang padahal dikarenakan bayi telah pandai menyusu.
2). Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu.
3). Tinja bayi keras, keringat atau berwarna hijau.
4). Payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaan yang jarang), atau ASI tidak datang, pasca lahir.
Walaupun ada tanda-tanda tersebut diperiksa apakah tanda - tanda tersebut dapat dipercaya.
Tanda bahwa ASI benar-benar kurang, antara lain:
1). BB (berat badan) bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram per bulan.
2). BB lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali.
3). Ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam, cairan urin pekat, bau dan warna kuning. , ---¬
Cara mengatasinya disesuaikan dengan penyebab, terutama dicari pada ke 4 kelompok faktor penyebab:
1). Faktor teknik menyusui, keadaan ini yang paling sering dijumpai meliputi : masalah frekuensi, perlekatan, penggunaan dot/botol dan lain-lain.
2). Faktor psikologis, juga sering terjadi.
3). Faktor fisik ibu (jarang) meliputi KB, kontrasepsi, diuretik, hamil, merokok, kurang gizi.
4). Sangat jarang adalah faktor kondisi bayi, misalnya penyakit, abnormalitas dan lain-lain.
Ibu dan bayi dapat saling membantu agar produksi ASI meningkat dan bayi terus memberikan isapan efektifnya. Pada keadaan-keadaan tertentu dimana produksi ASI memang tidak memadai maka perlu upaya yang lebih, misalnya pada relaktasi, maka bila perlu dapat dilakukan pemberian ASI dengan suplementer yaitu dengan pipa nasogastrik atau pipa halus lainnya yang ditempelkan pada puting untuk diisap bayi dan ujung lainnya dihubungkan dengan ASI, atau formula. .
b. Ibu yang bekerja
Seringkali alasan pekerjaan membuat seorang ibu berhenti menyusui. Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dianjurkan pada ibu menyusui yang bekerja:
1). Susuilah bayi sebelum ibu bekerja .
2). ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah sebelum berangkat bekerja.
3). Pengosongan payudara ditempal kcrja setiap 3-4 jam .
4). ASI dapat disimpan di lemari pendingin dan dapat diberikan pada bayi saat ibu bekerja dengan cangkir.
5). Pada saat ibu di rumah sesering mungkin bayi disusui dan ganti jadwal menyusuinya sehingga banyak menyusui di malam hari.
6). Keterampilan mengeluarkan ASl dan merubah jadwal menyusui sebaiknya telah mulai dipraktekkan sejak satu bulan sebelum kembali bekerja.
7). Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama bekerja dan selama menyusui bayinya.
4. Masalah menyusui pada keadaan khusus
a. Ibu melahirkan dengan bedah sesar.
Posisi menyusui yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
1). Ibu dapat dalam posisi berbaring miring dengan bahu dan kepala yang ditopang bantal, sementara bayi disusukan dengan kakinya ke arah ibu.
2). Apabila ibu sudah dapat duduk bayi dapat ditidurkan di bantal di atas pangkuan ibu dengan posisi kaki bayi mengarah ke belakang ibu di bawah lengan ibu.
3). Dengan posisi memegang bola (football position) yaitu ibu terlentang dan bayi berada di ketiak ibu dengan kaki ke arah atas dan tangan ibu memegang kepala bayi.
b. Ibu sakit
1). Ibu yang menderita hepatitis (HbsAg + atau AIDS (HIV +).
Untuk kedua penyakit ini ditemukan berbagai pendapat. Yang pertama bahwa Ibu yang menderita Hepatitis atau AIDS tidak diperkenankan menyusui bayinya, karena dapat menularkan virus kepada bayinya melalui ASI. Namun demikian pada kondisi negara¬ - negara berkembang, dimana kondisi ekonomi masyarakat dan lingkungan yang buruk, keadaan pemberian makanan pengganti ASI justru lebih membahayakan kesehatan dan kehidupan bayi. Karenanya WHO tetap menganjurkan bagi kondisi masyarakat yang mungkin tidak akan sanggup memberikan P.ASI yang adekuat dalam jumlah dan kualitasnya, maka menyusui adalah jauh lebih dianjurkan daripada dibuang.
2). Ibu dengan TBC paru
Kuman TBC tidak melaluiASI sehingga bayi boleh mcnyusu. Ibu Perlu diobati sccara adekuat dan diajarkan pencegahan penularan pada bayi dengan menggunakan masker. Bayi tidak langsung diberi BCG o!eh karena efek proteksinya tidak langsung terbentuk. Walaupun sebagian obat antituberkulosis melalui ASI, bayi letap diberi INH dengan dosis penuh sebagai profilaksis. Setelah 3 bulan pengobatan secara adekuat biasanya ibu sudah tidak menularkan lagi dan setelah itu pada bayi dilakukan uji Mantoux. Bila hasilnya negatif terapi INH dihentikan dan bayi diberi vaksinasi BCG.
3). Ibu dengan Diabetes.
Bayi dari ibu dengan diabetes sebaiknya diberikan ASI, namun perlu dimonitor kadar gula darahnya.
c. Ibu yang memerlukan pengobatan
Seringkali ibu menghentikan penyusuan bila meminum obat-obatan karena takut abat tersebut dapat mengganggu bayi. Kadar obat dalam ASI tergantung dari masa paruh obat dan rasio obat dalam plasma dan ASI. Padahal kebanyakan obat hanya sebagian kecil yang dapat melalui ASI dan jarang berakibat kepada bayi, sehingga kita tidak dapat mengobati bayi dengan menyuruh ibu memakan obat tersebut. Memang ada beberapa obat yang sebaiknya jangan diberikan kepada ibu yang menyusui dan sebaiknya bila ibu memerlukan obat, pilihlah obat yang mempunyai masa paruh obat pendek dan yang mempunyai rasio ASI Plasma kecil atau dicari obat alternatif yang tidak berakibat kepada bayi. Disamping itu dianjurkan juga kepada ibu, bila memerlukan obat maka sebaiknya diminum segera setelah menyusui.
Langganan:
Postingan (Atom)