PEMBERIAN OBAT SECARA PARENTERAL/INJEKSI
By Eny Retna Ambarwati
1. Definisi
Pemberian obat parenteral merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut ke jaringan tubuh atau pembuluh darah dengan menggunakan spuit.
2. Tujuan
a. Untuk mendapatkan reaksi yang lebih cepat dibandingkan dengan cara yang lain
b. Untuk memperoleh reaksi setempat (tes alergi)
c. Membantu menegakkan diagnosa (penyuntikan zat kontras)
d. Memberikan zat imunologi
3. Pemberian obat melalui parenteral dapat dilakukan dengan cara :
a. Intradermal (ID)/Intracutan (IC)
1) Pengertian
Injeksi intradermal adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam jaringan dermis di bawah epidermis kulit dengan menggunakan spuit.
2) Tujuan
a) Memasukkan sejumlah toksin atau obat yang disimpan dibawah kulit untuk diabsorbsi.
b) Metode untuk test diagnostic terhadap alergi atau adanya penyakit-penyakit tertentu
3) Tempat Injeksi
a) Lengan bawah bagian dalam
b) Dada bagian atas
c) Punggung di bawah skapula
4) Peralatan
a) Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
b) Kapas alkohol
c) Sarung tangan
d) Obat yang sesuai
e) Spuit I ml
f) Pulpen/spidol
g) Bak spuit
h) Baki obat
i) Bengkok
5) Prosedur kerja
a) Cuci tangan
b) Siapkan obat dengan prinsip 6 benar
c) Identifikasi klien
d) Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
e) Atur klien pada posisi yang nyaman
f) Pakai sarung tangan
g) Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan, atau rasa gatal. Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan.
h) Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol, dengan gerakan sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering. Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme.
i) Pegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan.
j) Buka tutup jarum
k) Tempatkan ibu jari dengan tangan non dominan sekitar 2,5cm dibawah area penusukan, kemudian tarik kulit
l) Dengan ujung jarum menghadap keatas dan menggunakan tangan dominan, masukkan jarum tepat dibawah kulit dengan sudut 15
m) Masukkan obat perlahan-lahan, perhatikan adanya jendalan (jendalan harus terbentuk)
n) Cabut jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan
o) Usap pelan-pelan area penyuntikan (jangan melakukan masage pada area penusukan).
p) Buat lingkaran dengan diameter 2,5 cm disekitar jendalan dengan menggunakan pupen. Intruksikan klien untuk tidak menggosok area tersebut
q) Observasi kulit adanya kemerahan atau bengkak. Jika tes alergi, observasi adanya reaksi sistemik (misalnya sulit bernafas, berkeringat dingin, pingsan, mual, muntah).
r) Kembalikan posisi klien
s) Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan
t) Buka sarung tangan
u) Cuci tangan
v) Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
w) Kaji kembali klien dan tempat injeksi setelah 5 menit, 15 menit dan selanjutnya secara periodik.
b. Intramuskular (IM)
1) Pengertian
Injeksi intramuskuler adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam jaringan otot dengan menggunakan spuit.
2) Tujuan
Memasukkan sejumlah obat pada jaringan otot untuk diabsorbsi.
3) Tempat Injeksi
a) Pada Daerah Lengan Atas (Deltoid)
b) Pada Daerah Dorsogluteal (Gluteus Maximus)
c) Pada Daerah Paha Bagian Luar (Vastus Lateralis)
d) Pada Daerah Paha Bagian Depan (Rectus Femoris)
4) Peralatan
a) Buku catatan atau pemberian obat
b) Kapas alkohol
c) Sarung tangan disposibel
d) Obat yang sesuai
e) Spuit 2-5 ml
f) Needle
g) Bak spuit
h) Baki obat
i) Plester
j) Kassa steril
k) Bengkok
5) Prosedur kerja
a) Cuci tangan
b) Siapkan obat sesuai dengan prinsip 6 benar
c) Identifikasi klien
d) Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
e) Atur klien pada posisi yang nyaman sesuai dengan kebutuhan Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan
f) Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan atau rasa gatal
g) Pakai sarung tangan
h) Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol dengan gerakan sirkuler dan arah keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering.
Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme.
i) Pegang kapas alkohol dengan jari – jari tengah pada tangan non dominan
j) Buka tutup jarum
k) Tarik kulit ke bawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penusukan dengan tangan non dominan
l) Dengan cepat masukkan jarum dengan sudut 90 dengan tangan dominan, masukkan sampai pada jaringan otot
m) Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit dan tangan dominan menarik plunger.
n) Observasi adanya darah pada spuit
o) Jika tidak ada darah masukkan obat perlahan-lahan
p) Jika ada darah :
(1) Tarik kembali jarum dari kulit
(2) Tekan tempat penusukan selama 2 menit
(3) Observasi adaya hematoma atau memar
(4) Jika perlu berikan plester
(5) Siapkan obat yang baru, mulai dengan langkah a, pilih area penusukan yang baru.
q) Cabut jarum perlahan-lahan dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan, sambil melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan.
r) Jika terdapat perdarahan, maka tekan area tersebut dengan menggunakan kassa steril sampai darah berhenti.
s) Kembalikan posisi klien
t) Buang peralatan yang tidak diperlukan sesuai dengan tempatnya masing – masing
u) Buka sarung tangan
v) Cuci tangan
w) Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
c. Subcutaneous (SC)
1) Pengertian
Injeksi subcutaneous adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam jaringan subcutan dibawah kulit dengan menggunakan spuit.
2) Tujuan
Memasukkan sejumlah obat kedalam jaringan subcutan dibawah kulit untuk diabsorbsi.
3) Tempat injeksi
a) Lengan bagian atas luar
b) Paha depan
c) Daerah abdomen
d) Area scapula pada punggung bagian atas
e) Daerah ventrogluteal dan dorsogluteal bagian atas.
4) Peralatan
a) Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
b) Kapas alkohol
c) Sarung tangan
d) Obat yang sesuai
e) Spuit 2 ml
f) Bak spuit
g) Baki obat
h) Plester
i) Kassa steril (bila perlu)
j) Bengkok
5) Prosedur kerja
a) Cuci tangan
b) Siapkan obat sesuai dengan prinsip 6 benar
c) Identifikasi klien
d) Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
e) Atur klien pada posisi yang nyaman sesuai dengan kebutuhan. Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan
f) Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan atau rasa gatal. (area penusukan yang utama adalah pada lengan bagian atas dan paha anterior)
g) Pakai sarung tangan
h) Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol dengan gerakan sirkuler dan arah keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering. Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme.
i) Pegang kapas alkohol dengan jari – jari tengah pada tangan non dominan
j) Buka tutup jarum
k) Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan non dominan
l) Dengan ujung jarum menghadap ke atas dan menggunakan tangan dominan masukkan jarum dengan sudut 45 atau dengan menggunakan sudut 90 (untuk orang gemuk). Pada orang gemuk jaringan subcutannya lebih tebal
m) Lepaskan tarikan tangan non dominan
n) Tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit
o) Jika tidak ada darah masukkan obat perlahan-lahan
p) Jika ada darah :
(1) Tarik kembali jarum dari kulit
(2) Tekan tempat penusukan selama 2 menit
(3) Observasi adaya hematoma atau memar
(4) Jika perlu berikan plester
(5) Siapkan obat yang baru, mulai dengan langkah a, pilih area penusukan yang baru.
q) Cabut jarum perlahan-lahan dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan, sambil melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan.
r) Jika terdapat perdarahan, maka tekan area tersebut dengan menggunakan kassa steril sampai darah berhenti.
s) Kembalikan posisi klien
t) Buang peralatan yang tidak diperlukan sesuai dengan tempatnya masing – masing
u) Buka sarung tangan dan cuci tangan
v) Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan.
d. Intravenous (IV)
1) Pengertian
Injeksi intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena dengan menggunakan spuit.
2) Tujuan
a) Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada dengan injeksi parenteral lain.
b) Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
c) Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
3) Tempat injeksi
a) Pada lengan (vena basalika dan vena sefalika)
b) Pada tungkai (vena saphenous)
c) Pada leher (vena jugularis)
d) Pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis)
4) Peralatan
a) Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
b) Kapas alkohol
c) Sarung tangan
d) Obat yang sesuai
e) Spuit 2 ml – 5 ml
f) Bak spuit
g) Baki obat
h) Plester
i) Perlak pengalas
j) Pembendung vena (torniquet)
k) Kassa steril (bila perlu)
l) Bengkok
5) Prosedur kerja
a) Cuci tangan
b) Siapkan obat dengan prinsip 6 benar
c) Identifikasi klien
d) Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
e) Atur klien pada posisi yang nyaman
f) Pasang perlak pengalas
g) Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
h) Letakkan pembendung cm
i) Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan, peradangan, atau rasa gatal. Menghindari gangguan absorbsi obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan.
j) Pakai sarung tangan
k) Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol, dengan gerakan sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering. Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung mikroorganisme.
l) Pegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah pada tangan non dominan.
m) Buka tutup jarum
n) Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penusukan dengan tangan non dominan. Membuat kulit menjadi lebih kencang dan vena tidak bergeser, memudahkan penusukan.
o) Pegang jarum pada posisi 30 sejajar vena yang akan ditusuk perlahan dan pasti
p) Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena
q) Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel dari spuit dan tangan dominan menarik plunger.
r) Observasi adanya darah pada spuit
s) Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan – lahan.
t) Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkan, sambil melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan.
u) Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril yang diberi betadin.
v) Kembalikan posisi klien
w) Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan
x) Buka sarung tangan
y) Cuci tangan
z) Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
Referensi :
Bobak, K. Jensen, 2005, Perawatan Maternitas. Jakarta. EGC
Elly, Nurrachmah, 2001, Nutrisi dalam keperawatan, CV Sagung Seto, Jakarta.
Depkes RI. 2000. Keperawatan Dasar Ruangan Jakarta.
Engenderhealt. 2000. Infection Prevention, New York.
JHPIEGO, 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan, Buku 5 Asuhan Bayi Baru Lahir Jakarta. Pusdiknakes.
JNPK_KR.2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Johnson, Ruth, Taylor. 2005. Buku Ajar Praktek Kebidanan. Jakarta. EGC.
Kozier, Barbara, 2000, Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice : Sixth edition, Menlo Park, Calofornia.
Potter, 2000, Perry Guide to Basic Skill and Prosedur Dasar, Edisi III, Alih bahasa Ester Monica, Penerbit buku kedokteran EGC.
Samba, Suharyati, 2005. Buku Ajar Praktik Kebi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar